Share

118. Selamat...

Dengan senang hati, Ibu pun membuka bungkus yang menutupi benda didalam nya. Aku yang penasaran, ikut menyaksikan juga. Duduk santai disebelah Ibu dan Lusi

Krak...krak.. krak...

Bungkus pun terbuka, dan memperlihatkan isi yang ternyata hanya kompor. Dan itu membuat ku ternganga. Ku kira isinya sesuatu yang berarti. Ternyata, hanya sebuah kompor yang kebetulan Ibu beli dari pasar.

Melihat ekspresiku, Ibu dan Lusi pun terbahak sangat kencang.

"Sialan aku dikerjain." Batinku.

"Kamu pikir ini apa Wo? Hahahah" tanya Ibu sambil memegangi perut nya yang mungkin kram.

"Hmm, kirain tadi makanan atau barang berharga. Eeh ternyata cuman ginian doang." Cebik ku sebal.

"Hee, jangan salah Wo. Gini-gini juga berharga tau gak. Kalau gak ada kompor, Ibu mana bisa masak. Terus kamu mau makan apa juga? Dasar...." Cebik Ibu ganti.

"Hmm, iya iya, terserah Ibu dah..." Jawab ku malas sambil terus berjalan keruang tengah. Kembali menemui Narendra dan Anita yang masih bersantai disana.

"Kenapa Yah, wajah ya k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status