Share

Bab 24. Filosofi Telur

***

Pagi mendung, dipukul delapan. Liom mondar-mandir menunggu Mpus untuk segera bangun dari tidurnya. Sedari tadi, Mpus tak berubah menjadi sosoknya, ia masih menjadi benda bulat yang diam di atas bantal.

"Energinya habis?" tanya Liom pada Upik.

"Ya, bisa jadi. Dan matahari tak kelihatan pagi ini." Upik mengambil bola itu, membawanya ke teras rumah.

"Aku lapar, apa kau tak apa-apa kutinggal sebentar?"

"Ya, tak apa. Pergilah." Upik tersenyum.

Mendapati senyuman Upik yang menyejukkan di pagi yang sejuk, rasanya kaki Liom malah menjadi beku untuk melangkah.

"Aaah, aku tak sanggup meninggalkanmu sendirian di sini, aku khawatir kejadian kemarin."

"Aku tak sendirian, di sini ada Mpus dan si Tikus."

"Benda Bulat itu akan terus menjadi benda mati tanpa sinar matahari." Mpus menunjuk-nunjuk benda bulat yang di genggam Upik.

Tiba-tiba benda bulat itu bercahaya, Upik segera meletakkannya ke lantai. Seketika benda bulat itu bertransformasi menjadi sosok Mpus.

"Kau bilang apa?!"

"Wooow!" L
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status