Sandra bangkit lalu duduk dengan kedua kaki selonjor. Derick mengguyur tubuh wanita ini dengan sebuah gayung terbuat dari daun nipah. Pria ini beranjak menuju pinggir telaga lalu melompat ke sebuah pohon lerak.Derick mengambil beberapa biji lerak. Kemudian dirinya kembali turun dengan sekali lompatan. Derick menggenggam erat biji-biji lerak tersebut sembari menghampiri Sandra.“Apa yang berasap itu?” tanya Sandra sambil menunjuk genggaman tangan Derick yang mengepul.Pria ini segera membuka genggaman. Tampak, di telapak tangannya biji-biji lerak tersebut berwarna kecokelatan seperti habis dipanggang.“Ini bisa dipake mandi,” jelas Derick sambil mengupas kulit biji-biji tersebut.Isi biji berwarna putih dikumpulkan lalu salah satu diulurkan ke tangan Sandra.“Apa namanya?” tanya Sandra sambil memutar-mutar benda putih sebesar biji rambutan tersebut di telapak tangan.“Namanya lerak. Cara pakainya gini,”ucap Derick sambil tersenyum.Pria ini meremas salah satu benda putih di genggaman
Derick segera masuk ruangannya. Kemudian, dia berubah wujud jadi manusia pada umumnya. Berpenampilan sebagai pria maskulin dengan sorot mata tajam tanpa seringai khas serigala. Kemudian, Derick keluar ruangan dan langsung menuju tempat Ny. Anggara.Satu tujuannya, mencari Sandra. Dia akan berpura-pura sebagai seorang eksekutif yang terhubung dengan Sandra lewat alamat email saat wanita tersebut masih aktif berorganisasi. Derick menekan bel wireles yang terpasang di samping pintu.Beberapa saat menunggu, akhirnya ada jawaban dari Ny. Anggara. “Selamat pagi.”Derick segera membalas, “Selamat pagi. Perkenalkan, saya Deri dari Antartika Company. Apakah saya bisa menemui Nona Sandra?”“Maaf, Anda tahu dari mana alamat sini?” tanya Ny. Anggara.“Saya dapat alamat dari tetangga di alamat lama. Boleh saya berdiskusi dengan Nona Sandra tentang donasi untuk kemanusiaan?”“Saya Ny. Anggara, mamanya. Maaf, anak saya sedang tak ada di sini.”Derick yang mendengar penjelasan dari Ny. Anggara sek
“Ada keperluan apa, Derick mencari Sandra?”“Ngakunya terhubung dengan Sandra lewat email. Dia adalah donatur kegiatan kemanusiaan yang diikuti Sandra.”“Wah, dia pasti punya rencana akan menculik Sandra. Vino curiga, Derick juga yang telah membuat Sandra menghilang barusan.”“Coba kamu tanya Sandra!” pinta Ny. Anggara bersemangat. Wanita ini ingin memastikan akan penyebab si putri menghilang.√•••Sementara itu dalam kamar DerickPria ini sedang kacau pikirannya. Hanya ada Sandra dalam otak kecilnya.Belalang? Aku jadi teringat belalang sembah bahwa belalang jantan rela mati demi belalang betina. Jadi, aku harus bisa membuktikan rasa cintaku padanya. Seperti yang dilakukan oleh belalang. Setelah itu kami bisa kalahkan Tuan Alfonso. Kami akan jadi pimpinan tertinggi bagi bangsa serigala. Derick tersenyum menyeringai sambil menyusun rencana.Tiba-tiba terdengar Tuan Alfonso menghubungi lewat telepati.“Kamu ada di mana?”“Saya sedang mencari keberadaan Sandra, Tuan,” jawab Derick.“Ke
“Kita akan bertemu kembali, Sayang,” ucap Derick lewat telepati. Ia bisa merasakan komunikasi telah terhubung dengan Sandra, meski wanita itu belum bisa membalas karena masih lemas.“Sebut namaku, aku akan datang,” ucap Derick melancarkan rayuan.Di saat bersamaan, beberapa kilometer jauhnya dari Derick, Sandra tersipu malu dalam dekapan Vino. Alexander dan pasukannya hanya bisa mengejar sampai paling ujung perbatasan. Mereka tak bisa bertahan lama di dunia manusia, kecuali Alexander. Anak Tuan Alfonso terpaksa melanjutkan pengejaran sendiri.Vino yang telah mendapat kekuatan menghilang kembali merasa lega. Ia mengecup lembut kening Sandra. Bagaimanapun keselamatan istrinya adalah paling utama. Vino terpaksa untuk sementara waktu mengubur keinginannya untuk mengambil kedua kitab ajaib. Ia sekarang tak bisa meminta Alice untuk datang membawakan kitab-kitab tersebut. Rasa patah hati yang dirasakan si kakak telah melemahkan kekuatannya. Alice tak bisa lagi melewati memasuki dunia manusia
“Apa yang terjadi?” tanya Alexander yang mendekat ke arah Derick. Pria muda berprofesi sebagai polisi ini lalu mengamati memar di lengan Derick.“Apa maksud semua ini? Ada apa dengan kalian, bangsa vampir?” Derick seketika kaget. Kini, suaranya telah pulih kembali.“Derick, gua minta maaf. Asal lu ikuti aturan kami. Gua jamin lu selamat.”“Apa maksud lu?” tanya Derick yang diam-diam cari cara untuk melepaskan ikatan. Perlahan dan pasti, ikatan di kaki sudah mulai longgar. Derick tersenyum tipis.“Kami hanya butuh pinjam tubuh lu beberapa waktu doang.”Penjelasan Alexander ini sudah dipahami betul oleh Derick. Tanpa mereka sadari, hal tersebut sangat disukai oleh Derick. Diam-diam pria berkulit eksotis ini mulai memulihkan memulai penyembuhan dari dalam. Ia akan ikuti permainan mereka dan siap melawan, jika diperlukan.Ia dapat merasakan keberadaan dua benda kecil dalam tubuhnya. Meski Derick bisa mengeluarkan benda tersebut, tetapi ia masih ingin tahu maksud dari perseteruan intern ba
"Tidak mungkin, Pa. Aku kasih obat sesuai dosis. Selebihnya hanya memasang dua permata di tubuhnya,” ujar Alexander membantah dengan argumentasi.Tuan Ferdinan melakukan tehnik totok jarum dan menyedot darah di bagian punggung Derick dengan mangkuk. Alexander berdiri sambil memperhatikan yang dilakukan papanya.Si korban hanya tersenyum dalam hati. Ia telah terlatih untuk memisahkan antara darah kotor dengan yang bersih. Yang dikeluarkan oleh Tuan Ferdinan barusan adalah darah kotor, yang memang seharusnya dibuang.Tua bangka ini pasti mengira tadi adalah darah bersih. Dia akan cek kandungan dalam darahku, batin Derick dengan rasa puas.“Liat! Darah ini berwarna hijau. Sudah over dosis,” ucap Tuan Ferdinan sambil menyodorkan mangkok tepat di depan mata Alexander.“Aku berkata benar, Pa! Sebentar kuambil ampul obat,” elak Alexander lalu berjalan ke luar ruangan.“Bagaimana bisa berhasil? Ceroboh!” teriak marah Tuan Alexander sambil memukul tembok. Benda kokoh itu pun langsung jebol seb
Sandra tersenyum lebar melihat ke arah Derick. Sementara itu tak jauh dari tempat wanita pemilik darah suci berdiri, ada sepasang mata tajam dan senyum menyeringai mengintai.“Begitu Sandra masuk, kita pasang perangkap. Saat malam, baru kita bawa pergi mereka.”“Langsung pulang?”“Bawa ke area pribadi keluarga. Agar tak bisa dilacak.”Dua sosok iki ternyata Tuan Gustav dengan Alice yang merasa curiga akan gerak-gerik Sandra saat melintas di perbatasan dua dunia. Saat Alice menghubungi Vino, rupanya si adik sedang mencari istrinya. Bisa saja, Vino sekarang sedang menuju area pribadi keluarga mereka.“Pi, gimana kalo ketemu Vino?” tanya Alice sambil mengamati dua sosok yang sedang berpelukan dalam gua.“Nanti Papi yang jelasin,” balas Tuan Gustav sambil memasang perangkap di mulut gua. Kemudian ia berbisik ke telinga Alice. “Begitu mereka menyentuh perangkap langsung ikat.”Beberapa saat kemudian, pria ini melesat ke atas gua. Kedua kakinya dientakkan kuat-kuat di materi gua yang terb
“Sayang, kita lebih dari itu,” jelas Derick sambil memeluk tubuh Sandra.“Emang berapa jam?”tanya Sandra sambil menoleh ke arah Derick.“Kita menjalani proses selama setahun, Sayang.”“Really?” Derick tidak menjawab pertanyaan si wanita. Pria berkulit eksotis ini memeluk lalu mencium bibir Sandra dengan hangat. Wanita berambut lebat tersebut segera mengimbangi perilaku Derick yang mulai nakal.Permainan panas kedua makhluk beda dunia ini membuat isi bumi berguncang. Layar angkasa yang semula terang benderang mulai digeser dengan awan berarak. Kilatan petir menyambar mengiringi lenguhan panjang Derick. Sementara jeritan Sandra seketika membuat aliran listrik terputus.“Jadi gelap gini, Bang?” tanya Sandra sambil meraba dada bidang Derick yang telungkup di atasnya.“Benar-benar dahsyat,” balas si pria lalu mengecup bibir Sandra sekilas.Derick bangkit lalu berjalan dengan meraba-raba ke arah jendela. Kedua tangannya membuka sedikit tirai. Kini, remang-remang cahaya dari langit menerobo