"Kenapa sih tadi lo nggak izinin gue masuk ke rumah lo? Siapa tau, kalau ada gue, Tante Clara bisa sedikit melunak," ucap Venus memecah kesunyian di antara mereka.Keduanya baru saja sampai di apartemen Venus, setelah Venus mengantar Hanni pulang ke kediaman orang tua angkat wanita itu.Ada berkas penting yang harus Hanni ambil untuk keperluan dirinya mengurus surat pernikahan bersama Venus.Ya, Hanni dan Venus sudah mantap untuk menikah secara diam-diam di KUA Bandung.Mereka sepakat melakukan itu di atas beberapa syarat. Antara lain, Venus yang meminta Hanni untuk tinggal sementara di apartemen pribadinya usai mereka menikah nanti. Kelak, jika Venus dan Suci sudah bercerai, maka Venus baru akan memboyong Hanni ke kediaman Utama keluarga Diningrat.Selain syarat itu, Venus juga berniat untuk menyentuh Hanni di saat Hanni sudah melahirkan nanti, karena Venus jelas tak ingin, janin tak berdosa di dalam kandungan Hanni tertular penyakitnya."Gue Kan udah bilang, bokap angkat gue nggak s
Sore ini, Adhiguna sampai di Jakarta setelah menempuh perjalanan kurang lebih lima belas jam dari Zurich.Lelaki berperawakan tinggi dengan kulit kuning langsat itu tampak mengutak-atik ponselnya di lobi Bandara.Mengesah kesal karena ponsel Venus sang anak masih tak juga bisa dihubungi.Harusnya, jika ada masalah di perusahaan, bukan lagi urusan Adhiguna. Hanya saja, berhubung Venus memang sedang menjalani bulan madu terlebih anak itu sangat sulit dihubungi sejak berada di Maldives, jadilah, Adhiguna terpaksa turun tangan sendiri untuk mengurus masalah serius yang terjadi di perusahaannya. Meski, di balik urusan perusahaan itu, sesungguhnya Adhiguna memiliki alasan penting lain mengapa dia tiba-tiba memutuskan untuk pulang. Dan yang pasti, alasan lain ini, hanya diketahuinya seorang diri.Lelaki paruh baya itu sempat mampir ke minimarket sembari menunggu mobil yang menjemputnya tiba.Sekelebat bayangan seseorang yang melintas di sisi jendela mengusik Adhiguna saat dirinya sedang memb
Sebenarnya, Venus sudah menunggu kepulangan Mars dan Suci sejak tadi siang di kediaman Diningrat, hanya saja, lelaki itu malah kebablasan tidur di kamar tamu saat bermaksud untuk beristirahat sebentar.Venus terbangun ketika mendengar suara-suara berisik dari pada pekerja di kediamannya yang sedang berkumpul mengerubungi sesuatu.Nyatanya, mereka sedang mengerubungi Suci dan Mars yang sedang membagi-bagikan oleh-oleh yang mereka bawa dari Maldives.Itulah sebabnya, Venus lekas bersiap untuk menemui Mars dan Suci dengan menjadikan Bi Lia sebagai tameng.Venus sengaja memerintahkan Bi Lia untuk berpura-pura mengantar jus mangga ke kamarnya dengan Suci, karena dia berniat untuk masuk ke sana setelah mendengar suara Suci dan Mars yang sedang bercengkrama mesra.Hadir sebongkah gemuruh di dada yang membuat Venus ingin meledak.Lelaki itu benar-benar emosi saat mengetahui bahwa Mars tak menuruti perintahnya untuk bersikap dingin di hadapan Suci. Nyatanya, lelaki itu tak bedanya dengan ular b
Papa?Pekik Venus terkejut bukan main.Kenapa Ayahnya itu pulang tidak bilang-bilang?Menoleh ke arah Mars yang kebetulan sudah mengendarai vespa bututnya hendak keluar hingga dua kendaraan itu pun saling bersimpangan di jalan.Akhirnya, Venus bisa bernapas lega sekarang, karena Mars sudah pergi dari rumah ini.Menyambut kedatangan Adhiguna yang begitu tiba-tiba, Venus jadi memasang senyum kikuk."Pa? Kok pulang nggak kasih kabar? Mama gimana?" sapa Venus berusaha menunjukkan perhatiannya.Menatap sinis ke arah sang anak, Adhiguna jelas kesal pada Venus yang sudah mengabaikan panggilang teleponnya sejak beberapa hari ini."Papa pikir kamu masih di Maldives, makanya susah banget dihubungi?" ucap Adhiguna yang terus melangkah masuk.Venus mengekor langkah sang Papa di belakang."Oh, iya Pa, maaf, Venus kemarin sengaja ambil penerbangan lebih awal untuk pulang karena ada trouble di kantor," jawab Venus yang memang sudah lebih dulu tahu tentang masalah yang terjadi di perusahaannya."Jadi
"Mas?" Suci memanggil saat dirasanya ada seseorang yang datang menghampirinya di meja makan.Sejak tadi sore usai Venus mandi, lalu Bi Lia membantu Suci membenahi pakaian di koper, Suci memang tak lagi mendengar suara Venus di sekitarnya.Sempat berpikir bahwa Venus benar-benar pergi, tapi kata Bi Lia, Mas Venus ada di kamar tamu.Saat itu, Venus tidak menjawab sapaan Suci. Lelaki itu sibuk menyendok nasi dan lauk pauk untuk dirinya sendiri."Bi, tolong bangunin Papa, ajak makan malam," Venus memberi perintah pada salah satu asisten rumah tangganya."Loh, Papa ada di sini?" tanya Suci yang jadi terkejut karena dia yang memang belum tahu kepulangan Adhiguna sore tadi. "Memang Mama sudah diperbolehkan pulang? Bukannya baru operasi kemarin ya?" tambah Suci kemudian."Papa pulang sendiri," jawab Venus singkat. Lelaki itu duduk berjauhan dengan Suci dan sudah memulai makan sejak tadi."Mas, kamu duduk di mana sih? Jauh banget?" protes Suci ketika meraba bangku di sebelahnya yang ternyata k
Sudah satu minggu berlalu pasca operasi, besok Hita sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit, sebab kondisi gadis remaja itu sudah jauh lebih baik.Hari ini Mars bisa menjaga Hita hingga besok sore, setelah dirinya mengundurkan diri dari Club malam tempatnya bekerja.Semenjak mendapat asupan dana dari Venus, kini Mars hanya melanjutkan pekerjaannya sebagai penjaga warnet. Selebihnya dia free. Jika tidak ada tugas dari Venus untuk menemui Suci, maka Mars akan menghabiskan waktunya untuk bekerja di warnet dan menjaga Hita."Ta, kamu laper nggak?" tanya Mars pada sang adik yang sedang membaca buku pelajaran. Hita itu seorang siswi SMP yang berprestasi. Dia sadar semenjak sakit, dia sudah banyak ketinggalan pelajaran, seiring dengan kondisi kesehatannya yang perlahan membaik dari waktu ke waktu, Hita ingin mengejar pelajarannya di sekolah yang pastinya sudah tertinggal jauh.Hita mendongak dan membuka kacamata Minusnya. "Laper sih, hehehe..." jawabnya dengan cengiran lebar. Dia m
"Aku sayang kamu Mas. Aku janji akan mengurus kamu, seperti kamu mengurus aku. Tolong jangan seperti ini lagi...""Kamu pikir, aku suka dikasihani?""Mas?""Lepas! Nggak usah sok perhatian sama aku!""Mas? Mas? Kamu mau kemana Mas?"BRAK!Suara bantingan keras di pintu membuat Suci tersentak kaget.*Lelehan air mata Suci masih menitik satu- satu.Wanita itu tidak bisa tidur malam ini meski dia sudah mencoba untuk memejamkan mata.Kepergian Venus dengan ucapan sinis lelaki itu seolah menusuk hati Suci dengan begitu dalam, padahal Suci hanya ingin berusaha menunjukkan perhatiannya pada sang suami. Tapi, kenapa sikap Venus jadi sekasar itu padanya?Suci benar-benar tidak mengerti.Teringat akan keberadaan sang Papa di rumah ini, Suci pun terbangun dari tidurnya.Berniat untuk menemui Adhiguna dan menanyakan soal penyakit apa yang sebenarnya Venus derita.Setelah mengambil botol obat milik Venus yang dia simpan di nakas, Suci berjalan keluar dengan bantuan tongkat di tangan.Meraba dindi
Menggiring Mars pergi menjauh dari Hanni, Venus kelihatan marah.Venus berpikir jika Mars hendak memata-matainya."Lo sengaja deketin Hanni buat cari tau tentang gue kan?" tanya Venus dengan kalimatnya yang terdengar kasar. Jika biasanya dia akan memakai kalimat Anda dan aku sebagai percakapannya dengan Mars, kali ini Venus tak ingin lagi bersikap sopan di hadapan lelaki licik macam Mars."Wow, santai Bos. Kenapa jadi marah-marah sih? Gue kan cuma nyapa aja tadi. Lagian gue sama Hanni juga baru kenal hari ini," ucap Mars masih dengan pembawaannya yang terlihat santai.Mendapati wajah Venus yang panik bak orang yang sedang kebakaran jenggot, Mars jadi merasa lucu. Ingin dia tertawa, tapi sekuat tenaga dia tahan karena tak ingin memancing amarah Venus lebih besar."Kalau lo baru kenal Hanni hari ini, kenapa lo bisa tau kalau gue calon suami Hanni?" tanya Venus masih dengan wajah bengis dan sinis."Oh, jadi bener soal itu?" tanya Mars memperdalam maksudnya.Venus tak bisa berkutik. Seola