Share

80. MELAHIRKAN

Suci Handini POV

Hari sudah gelap, saat aku menengoknya ke arah jendela di ruang kerjaku.

Bekas hujan tadi sore masih menyisakan air yang mengembun, membasahi dinding kaca besar yang menampakkan gemerlapnya kota Jakarta di malam hari.

Berusaha bangkit dari kursi yang kududuki seharian ini, aku merasa perut bagian bawahku sedikit nyeri, membuatku reflek mengelusnya.

Bergerak dengan perut buncit yang semakin hari semakin membesar membuatku agak kewalahan.

Melalui waktu sembilan bulan dalam kesendirian, selama masa kehamilanku, memang menjadi waktu terberat yang aku jalani.

Meski, diriku sudah memperoleh kembali hakku sebagai pewaris Diningrat dan penglihatan ku yang kembali pulih seperti sedia kala, nyatanya, semua itu tak lantas membuat hidupku yang semula gelap menjadi berwarna.

Aku bahkan lupa bagaimana caranya tersenyum, dan lupa bagaimana rasanya bahagia.

Sejak aku tahu bahwa aku hamil oleh lelaki yang tak memiliki hak secuil pun atas diriku. Lelaki yang sudah dibayar suamiku untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status