Share

BERJANJI PADAMU

"Tega kau, Mel. Mengganggu kesenangan saja. Kalau mau, yuk! Aku bisa memuaskan kamu juga," kata Samuel, yang terpaksa menghentikan aktifitas panasnya bersama Sasa sang kekasih, karena kedatangan Mela yang tiba-tiba.

"Mohon maaf, punya kamu kecil." sahut Mela untuk menimpali ajakan dari Samuel.

"Hei, meskipun kecil, yang penting kuat dan tahan lama, kalau tidak percaya yuk buktikan," canda Samuel sambil mengenakan pakaian miliknya yang tercecar di lantai.

"Bukan seleraku," Mela langsung mendorong tubuh Samuel untuk keluar dari dalam kamar. "Awas, kamu melakukan ini lagi pada Sasa,"

"Hei, Sasa yang menginginkannya lebih dulu,"

"Kenapa kamu mau, hah?!"

"Mana mungkin aku menolak kenikmatan yang sungguh luar biasa, kamu pasti paham lah," sambung Samuel yang tahu siapa Mela.

"Dasar!"

"Yuk Mel, sekali-kali main denganku, belum pernah mencoba yang kecil dan tahan lama kan?"

"Sam!" seru Mela pada kekasih Sasa sang sahabat, dan juga sahabatnya.

"Aku hanya bercanda Mel, kalau di anggap serius juga tidak apa-apa, yuk!"

Plak!

Pukulan dari Mela tepat mengenai kepala Samuel, membuatnya meringis kesakitan.

"Tega sekali kau padaku, Mel. Aku–

Brak!

Samuel terpaksa menghentikan ucapannya, karena Mela menutup pintu kamar sang kekasih dengan kencang.

"Dasar! Lagi enak-enak jaelangkung datang," gerutu Samuel yang langsung menuju ruang tengah rumah Sasa yang sepi karena semua anggota keluarganya sedang pergi ke luar kota.

Setelah mengusir Samuel dari kamar, kini Mela berjalan mendekati Sasa sang sahabat yang baru selesai mengenakan pakaiannya.

"Sudah berapa kali aku bilang padamu, Sa. Kalian belum menikah, stop untuk melakukan hubungan badan dengan Samuel, mengerti tidak sih!" nasihat Mela pada sang sahabat, tanpa menyadari siapa dirinya.

"Tapi Sam akan segera menikahi aku. Mel,"

"Eleh, dari dulu selalu itu yang dia katakan, tapi sampai sekarang belum juga tuh Sam melamar kamu,"

"Dia berjanji bulan depan akan melamar aku, Mel,"

"Semoga tidak omong kosong," sambung Mela yang langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur milik sang sahabat.

"Mel, kamu tidak bekerja?" tanya Sasa yang tahu apa pekerjaan Mela.

"Tidak."

"Syukurlah, itu yang selalu aku inginkan dari dulu, kamu berhenti dari pekerjaan itu,"

"Jangan membicarakan hal itu lagi, Sa. Aku sedang kesal," ucap Mela, yang datang ke rumah sahabatnya tersebut, untuk menceritakan apa yang membuatnya kesal hari ini, mengingat lagi, dari banyaknya teman dan juga sahabat, hanya Sasa sahabat yang menjadi tempatnya berkeluh kesah.

Hembusan nafas kasar keluar dari bibir Mela. "Tadi aku datang ke rumah, dan aku menyesal,"

"Kenapa? Mama tiri kamu sudah tidak berdaya, tidak mungkin dia berbuat macam-macam padamu, bukan?"

"Bukan dia."

"Siapa? Vian?" tebak Sasa. Karena ia tahu, akhir-akhir ini Mela sering membicarakan saudara tirinya itu.

Mela menganggukkan kepala untuk menjawab pertanyaan dari Sasa.

"Saran saja Mel, lebih baik kamu tinggal di rumah itu. Dan ambil hak kamu," saran Sasa, karena ia tahu, rumah yang di tempati keluarga tiri Mela, separuhnya adalah milik sahabatnya."Jangan biarkan mereka mengambil hak kamu setelah apa yang mereka lakukan padamu dulu."

Mela tidak menanggapi ucapan dari sang sahabat, benar juga apa yang dikatakan oleh Sasa barusan.

Kemudian Mela menceritakan lagi kejadian di restoran yang membuatnya tambah kesal.

Sasa ikut merebahkan tubuhnya di samping Mela. "Itu hanya sebagian kecil konsekuensi, dari pekerjaan kamu. Semoga kedepannya kamu akan berhenti dari pekerjaan itu, Mel," nasihat Sasa lagi

Tapi Mela tidak ingin menanggapi ucapan dari sang sahabat, jika sudah membicarakan tentang pekerjaannya.

"Sa,"

"Iya,"

"Terakhir kali aku melayani pria, pria itu tidak menggunakan pengaman," jujur Mela, karena ia masih merasa cemas dengan kejadian itu.

"Terus?"

"Aku takut hamil, Sa,"

"Jika itu sampai terjadi, kamu tidak bisa menyalahkan siapa pun. Dan tanggung sendiri akibatnya."

"Aku tidak mau hamil!"

Mela langsung menutupi wajahnya dengan bantal, tidak mau memikirkan hal tersebut, yang terus menghantuinya.

***

Sebulan kemudian.

Sebulan sudah Mela tidak menekuni lagi pekerjaannya. Karena uang yang ia miliki saat ini lebih dari cukup untuk beberapa bulan kedepan.

Hari-harinya pun hanya Mela habiskan untuk menonton drama romantis. Tanpa peduli dengan Madam yang terus memintanya untuk melayani pria hidung belang berkantong tebal.

Dan ia pun enggan lagi pergi ke rumahnya dan tinggal di sana seperti nasihat Sasa sang sahabat. Terlalu muak untuknya bila harus tinggal dengan orang-orang yang ia benci, meskipun rumah itu juga ada haknya.

Mela menghembuskan nafasnya kasar, ketika melihat Madam masuk ke dalam kamarnya. Dan entah sudah berapa kali sehari, Madam masuk ke dalam kamarnya. Tak lain dan tak bukan adalah untuk membujuk Mela segera bekerja lagi.

Senyum terukir dari kedua sudut bibir Madam, dan berjalan mendekati Mela yang sudah duduk di pinggiran tempat tidur. "Oh cantikku, sayangku!"

"Madam, jangan lebay. Aku tahu tujuan Madam, tapi aku sudah mengatakan pada Madam, aku ingin berhenti sejenak," kata Mela yang tahu, pasti Madam akan membujuknya untuk kembali bekerja.

"Sampai kapan? Sudah banyak pria yang ingin bermalam denganmu, Mel,"

"Jangan tanya kapan Madam."

"Kamu jangan seperti ini dong Mel,"

"Madam, untuk saat ini percuma aku bekerja, tanpa sepenuh hati, yang ada bisa membuat pelanggan malah kecewa nantinya,"

"Kamu kenapa jadi seperti ini sih Mel, apa mau, aku naikkan tarifnya, iya? Kalau kamu mau begitu, oke aku naikkan."

"Madam, ini bukan soal tarif, tapi aku benar-benar ingin istirahat sejenak."

"Sejenak dari mana Mel, kamu sudah istirahat satu bulan loh. Mau sampai kapan? Sejak kamu tidak bekerja, klub malam tidak seramai pas ada kamu loh,"

"Seminggu atau dua minggu lagi aku akan bekerja." ujar Mela, agar Madam tidak menyuruhnya untuk segera bekerja.

"Benar ya?"

Mela hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari Madam, bagaimana nantinya ia tidak tahu, yang penting bisa membuat Madam percaya.

"Baiklah, kamu baik-baik di rumah, ada tamu dari luar negeri yang akan mengadakan pesta di klub." ujar madam yang langsung meninggalkan kamar Mela.

Setelah kepergian Madam, Mela mengambil ponsel miliknya untuk menonton drama, belum lama menonton tiba-tiba pintu kamarnya di buka lagi dari

"Ya ampun, apa lagi sih, Ma– Mela tidak jadi meneruskan ucapannya, karena ia pikir yang masuk ke kamarnya adalah Madam, tapi ternyata yang masuk adalah Vian kakak tirinya.

Tautan kening menghiasi wajah Mela melihat saudara tirinya untuk pertama kali mendatanginya, selama ia tinggal bersama Madam.

Mela pun segera turun dari tempat tidur, dengan tatapan terus tertuju pada Vian. "Kamu?"

"Maaf, aku langsung masuk ke kamar kamu," sambung Vian dan berjalan mendekati dimana Mela berada.

Setelah mendapat ijin dari pemilik rumah, meskipun tadi Madam sempat tidak mengijinkan Vian menemui Mela.

"Berhenti dan keluarlah dari kamarku!" perintah Mela.

Namun, bukannya mengikuti perintah Mela, yang ada Vian semakin mendekati adik tirinya tersebut.

"Apa kamu bolot! Aku bilang keluar!"

Vian tidak menghiraukan perintah Mela, yang ada kini ia menaruh satu gepok uang di atas kasur tidak jauh dari Mela berada.

Tentu saja hal tersebut membuat Mela mengerutkan dahinya bingung.

"Ini uang sepuluh juta yang pernah kamu minta, dan aku akan memberikan uang yang sama setiap bulannya padamu, Mel. Dan berhentilah dari pekerjaan kamu itu, seperti yang kamu katakan tempo hari," kata Vian, yang masih mengingat pembicaraan sebulan lalu dengan Mela ketika pulang ke rumah.

Senyum sinis tersungging dari kedua sudut bibir Mela. "Apa uang ini hasil kamu merampok? Jika iya, kamu tidak lebih baik dari aku, dan ambil uang ini," Mela melempar uang tersebut pada Vian, yang langsung ditangkap olehnya.

"Aku sudah bekerja di sebuah perusahaan Mel, kebetulan jabatannya lumayan tinggi, jadi aku bisa memberikan uang yang kamu mau. Dan aku mohon padamu, berhentilah bekerja dari pekerjaan kamu itu, aku berjanji padamu, Mel. Akan selalu memenuhi semua yang kamu inginkan," pinta Vian dengan sangat tulus.

"Omong kosong!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yull Cie UyhullCllu Chayankdyafolevel
trus kmu mau nya gimna Mel ??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status