Share

SIAL

"Maaf, aku tidak sengaja," kata Mela tidak ingin menanggapi ucapan dari Nick, dan pergi meninggalkannya, menuju sebuah meja yang sudah ia reservasi sebelumnya.

Seolah tidak mengenal Nick, dan itulahlah Mela yang selalu bersikap profesional, pada setiap pria yang sudah ia layani, dimana pun ia bertemu dengan pria yang sudah mencicipi tubuhnya, Mela selalu bersikap tidak mengenal, apa lagi pak Johan sudah mengingatkannya, untuk melupakan kejadian semalam, tentu saja itu sangat mudah bagi Mela.

Nick menatap kepergian Mela, merasa aneh melihat sikapnya yang seolah tidak mengenalnya.

"Nick, kamu mengenal dia?" tanya Valen, calon istri dari Nick yang berdiri tepat di sampingnya, ketika keduanya ingin meninggalkan restoran tersebut setelah selesai makan malam bersama anggota keluarganya yang lain, dimana semuanya sudah terlebih dahulu keluar dari restoran tersebut.

Mendengar pertanyaan dari Valen, wanita cantik yang usianya sama dengan Nick, dan juga seorang CEO. Membuat Nick langsung mengalihkan tatapannya dari Mela, lalu menoleh pada Valen. "Tidak, aku tidak mengenal dia," jawab Nick, tidak mungkin ia akan mengatakan jika mengenal Mela, wanita yang sudah berjasa dalam hidupnya, karena bisa membuatnya menjadi pria seutuhnya. "Mari," Nick mempersilakan untuk Valen melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Nick," panggil Valen ketika keduanya sudah berada di dalam mobil.

Dan Nick yang sudah duduk di bangku pengemudi, karena pak Johan yang selalu mengantarnya ke mana pun ia pergi, sudah pulang terlebih dahulu dengan mami Julia. Kini menoleh pada Valen yang duduk disampingnya. "Iya,"

"Kamu tidak memiliki kekasih, kan?"

"Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku? Mami tadi sudah mengatakan semuanya tentang aku padamu, bukan."

"Iya juga sih, tapi aku ingin mendengar langsung darimu. Karena aku tidak ingin merasakan sakit hati, saat kita sudah menikah nanti, dan ternyata kamu sudah memiliki kekasih. Asal kamu tahu Nick, sudah sejak lama aku menyukai kamu," ucap Valen jujur dengan perasaannya, yang sudah lama menyukai Nick, yang menurutnya sangat sempurna, bukan hanya dari parasnya tapi juga pekerjaannya.

"Tidak, aku tidak memiliki kekasih,"

"Syukurlah," Valen tersenyum setelah mendengar pernyataan Nick, lalu meraih satu tangan Nick.

Tentu saja tidak mendapat penolakan dari Nick, yang sudah diberi tahu sang mami untuk bersikap layaknya pasangan kekasih pada Valen.

"Aku mempunyai sesuatu untuk kamu," Valen mengambil kotak berisi jam tangan super mewah dengan harga fantastis dari dalam tasnya, lalu memakaikannya di pergelang tangan Nick yang ia pegang. "Ini untuk kamu, Nick,"

"Terima kasih, maaf, di pertemuan pertama kita, aku tidak memberikan sesuatu padamu,"

"Tidak masalah Nick,"

Sementara itu di dalam restoran, Mela menikmati makan malam yang di pesannya, sambil menitikan air mata, ketika mengingat betapa bahagianya ia dulu bersama dengan kedua orang tuanya, dan ingin rasanya Mela mengulang kebahagian itu lagi, tapi itu mustahil, karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Namun, setelahnya Mela menghapus air mata yang membasahi kedua pipinya, ketika melihat pria yang berada tidak jauh darinya, terus menatap kearahnya.

Dan Mela sangat mengenal pria yang terus menatapnya, adalah pria yang beberapa waktu lalu menghabiskan malam dengannya.

"Sayang, apa yang kamu lihat sih?" tanya seorang wanita yang sedang duduk bersama pria tersebut, dan itu terdengar hingga telinga Mela.

Membuat Mela yang tadi tidak sengaja menatap pada pria tersebut, segera mengalihkan tatapannya, ketika wanita yang bersama pria itu kini juga menatap pada Mela hingga tatapan keduanya bertemu.

"Jadi wanita itu yang membuat kamu berubah denganku hah?!" tanya wanita tersebut.

"Apa apaan sih kamu!"

"Siapa dia? Dari tadi aku melihat kamu terus menatap padanya,"

"Kamu bicara apa sih!"

Mela mendengar percakapan pria dan wanita tersebut, membuatnya langsung beranjak dari duduknya ketika melihat wanita tersebut sudah beranjak dari duduknya.

"Hei, mau ke mana kamu?" tanya wanita tersebut yang kini mendekati Mela lalu menarik satu tangannya. "Ada hubungan apa kamu dan suamiku, hah?!"

"Maaf, aku tidak mengenal suami anda," jawab Mela dengan tenang.

"Bohong, pasti kalian sudah janjian bertemu disini kan?" pikir wanita tersebut. "Dasar pelakor tidak tahu diri!" seru wanita tersebut yang langsung menarik rambut Mela yang tergerai.

"Jangan sentuh kekasihku!" seru Nick.

Kemudian ia melangkahkan kakinya untuk mendekati Mela, setelah Nick mengatakan jika Mela adalah kekasihnya, hanya untuk menghentikan wanita yang sedang menarik rambutnya.

Sebenarnya Nick tadi enggan untuk mencampuri urusan orang lain, ketika ia kembali masuk ke dalam restoran untuk mengambil ponsel miliknya yang tertinggal.

Tapi entah mengapa hatinya tergerak untuk menolong Mela, saat ada wanita yang menghampirinya dan langsung menarik rambut hitam yang tergerai indah.

"Oh jadi kamu kekasihnya?" tanya wanita yang baru melepas rambut Mela yang ia tarik. "Bilang sama kekasihnya kamu ini yang tidak tahu diri, sudah tahu suami orang, masih saja di goda, dasar murahan!"

"Sayang, aku tidak mengenal dia, lebih baik kita pergi," ajak suami wanita tersebut, yang memang pernah mencicipi tubuh Mela.

"Bohong! Jika kamu tidak mengenalnya, untuk apa dari tadi mata kamu terus tertuju pada wanita ini, hah?!" wanita tersebut menunjuk pada Mela.

"Kamu salah lihat, sayang. Yuk! Kita pergi," ajak pria tersebut, yang langsung menarik tangan sang istri dan membawanya pergi meninggalkan Mela yang hanya diam saja. Begitu pun juga Nick yang sedang menatap pada Mela.

"Apa kamu mengenal pria tadi?" tanya Nick entah mengapa ia menjadi penasaran.

"Itu bukan urusan kamu," jawab Mela ketus, dan langsung mengambil tas miliknya yang berada di atas meja. "Terima kasih," ucap Mela, kemudian pergi meninggalkan Nick yang terus menatap kepergiannya.

"Maaf lama," kata Nick pada Valen setelah kembali ke mobil setelah mengambil ponsel miliknya yang tertinggal di dalam restoran.

"Tidak masalah, Nick," Valen menimpali ucapan Nick sambil tersenyum.

"Aku akan mengantar kamu pulang,"

"Kok pulang, apa kamu lupa mami aku dan juga mami kamu menyuruh kita untuk berkencan?"

Nick tidak menjawab pertanyaan Valen, tentu saja ia sangat mengingat sang mami menyuruhnya untuk berkencan dengan Valen calon istrinya.

"Bagaimana jika kencan pertama kita pergi nonton,"

Nick hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan apa yang Valen mau.

Membuatnya langsung melajukan mobilnya, tapi baru saja melajukan mobilnya keluar dari restoran, kini Nick menghentikan laju mobilnya tepat di pinggir jalan, ketika melihat Mela sedang mengecek mobil yang mogok, tepat di depan mobilnya.

"Nick, ada apa?" tanya Valen penasaran karena calon suaminya menghentikan laju mobil dengan tiba-tiba.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Valen, Nick kini melajukan mobilnya kembali, ketika ia yang berniat ingin menghampiri Mela dan menanyakan apa yang terjadi, Nick urungkan. Ketika melihat Mela meninggalkan mobil yang mogok dan pergi dengan mobil yang baru saja mendekatinya.

"Nick," panggil Valen karena pertanyaannya tidak mendapat jawaban darinya. "Kamu baik-baik saja Nick?"

"Ya, aku baik-baik saja,"

"Kenapa tadi berhenti?"

"Sedang mengingat, takut ada yang tertinggal lagi di dalam," bohong Nick.

Sementara itu setelah masuk ke dalam taksi online yang baru saja ia pesan. Mela terus menggerutu, karena malam ini ia benar-benar merasa sial beruntun, pertama, saat datang ke rumah atas paksaan Vera, ia di buat kesal oleh kakak tirinya setelah mendengar apa yang di katakannya, kedua, saat di restoran, dan ketiga, tiba-tiba mobilnya mogok.

"Sial!" kesal Mela yang langsung mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Dan kembali Mela di buat kesal, karena seseorang yang ia hubungi ponselnya tidak aktif.

Kemudian ia memijat keningnya sendiri sebentar, sebelum memanggil supir taksi online yang ia naiki.

"Iya Nona, ada yang bisa saya bantu?" tanya pengemudi taksi online tersebut setelah Mela memanggilnya.

"Pak, bisa tidak antar aku ke tempat lain?" tanya Mela ingin mengubah tujuan perjalanannya, karena jika sudah seperti ini ia butuh seseorang yang bisa mendengar keluh kesahnya.

"Bisa Nona, Nona mau di antar ke mana?"

Mela pun langsung memberi tahu ke mana sekarang ia akan pergi.

***

"Sayang, hentikan. Aku lelah," ucap seorang wanita dengan nafas tersenggal.

"Sebentar lagi sayang, aku belum puas," sambung seorang pria yang sedang menindih tubuhnya.

"Sayang, aku.... emmmm ahhhh sa... Sayang aku emmm," suara desahan dari seorang wanita.

Membuat Male yang sedang berdiri di depan sebuah pintu kamar yang tidak tertutup rapat, di sebuah rumah yang ia tuju, mendengar jelas desahan tersebut. Kemudian Mela membuka pintu kamar tersebut dengan kencang, tentu saja mengagetkan pria dan wanita yang ada di dalam kamar tersebut, dimana keduanya sedang melakukan aktifitas panas diatas ranjang.

"Me... Mela?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yull Cie UyhullCllu Chayankdyafolevel
tambah sial ya mel masuk rumah ehh malah dngar suara suara bikin meradang.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status