Share

HARAM!

Setelah mendapat petuah dari Pak Johan yang sudah Nick anggap sebagai keluarganya sendiri, karena pak Johan–lah yang selalu berada di samping Nick, hingga ia menjadi pengusaha di usia yang masih muda seperti sekarang ini.

Akhirnya Nick pulang untuk menemui sang mami, dan ia tahu apa yang akan dibicarakannya, apa lagi jika bukan tentang perjodohan.

Mami Julia menyambut sang putra dengan penuh kebahagiaan, karena ia sekarang tahu, Nick sudah menjadi pria sejati.

"Selamat sayang," kata mami Julia yang langsung menghampiri sang putra yang baru masuk ke dalam rumah, kemudian memeluk tubuh Nick sekilas. "Mami harus mengapresiasi permainan kamu di atas ranjang, sayang. Mami tahu kamu baru melakukannya sekali. Tapi mami akui permainan kamu sungguh luar biasa,"

Mendengar perkataan sang mami, membuat Nick merasa curiga, jika apa yang semalam terjadi telah di rekam. Membuatnya kini menatap pada pak Johan yang langsung menundukkan kepalanya, tahu kenapa Nick menatap kearahnya.

"Jangan salahkan Johan, sayang. Mami yang meminta dia untuk menaruh kamera tersembunyi,"

Benar dugaannya Nick, jika kejadian semalam di rekam. "Mi,"

"Tenang sayang, rekaman itu sudah dihapus dan kamu aman, yang terpenting sekarang kamu sudah menjadi pria seutuhnya, dan mami bangga padamu," ucap Mami Julia yang kini menarik tangan sang putra menuju ruang tengah dan mengajaknya duduk. "Pasti Johan sudah memberi tahu kamu, jika nanti—"

"Iya, aku sudah tahu," sambung Nick memotong perkataan dari mami Julia, tahu apa yang akan dikatakannya. "Apa tidak bisa, kakak saja yang di jodohkan?" tanya Nick karena ia punya kakak laki-laki.

"Tentu saja tidak bisa, karena keluarga Valen hanya menginginkan kamu sebagai menantunya, jadi jangan menolak ya, pasti Johan juga sudah memberi tahu kamu tentang perjodohan ini, iya kan?"

"Terserah pada Mami," jawab Nick yang tahu perjodohan tersebut untuk menguatkan perusahaannya. Kemudian Nick beranjak dari duduknya dan pergi menuju kamarnya.

"Mami sudah menaruh setelan yang akan kamu kenakan nanti malam di ruang ganti,"

Namun, Nick tidak menanggapi ucapan dari sang mami dan terus melangkahkan kakinya.

"Johan, Nick selalu mengikuti apa yang kamu katakan, kamu yakin dia akan menerima perjodohan ini?" tanya mami Julia pada pak Johan setelah kepergian Nick.

"Sangat yakin, Nya,"

"Bagus,"

Sementara itu, Nick yang sudah berada di dalam kamarnya langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Dan mengingat lagi kejadian semalam, bukan hanya mengingat apa yang sudah terjadi, tapi Nick terus mengingat wajah Mela yang menurutnya sangatlah cantik dan juga manis, apa lagi saat mengambil alih kendali di atas tubuhnya hingga membuatnya merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Namun, Nick kini beranjak dari tempatnya ketika mengingat sesuatu, membuatnya langsung mengambil ponsel untuk mencari informasi.

"Ya ampun," ucap Nick setelah membaca artikel di ponselnya, tentang mengeluarkan cairan cintanya di dalam rahim, yang bisa membuat hamil. "Apa dia akan hamil?" tanya Nick ketika mengingat lagi, ia mengeluarkan cairan cintanya di dalam rahim Mela. "Bagaimana ini?"

"Pak Nick tidak perlu kuatir, itu tidak akan pernah terjadi," ucap Pak Johan yang seperti jaelangkung karena tiba-tiba sudah berada di dalam kamar Nick, dan mengagetkannya. "Semua wanita penghibur pasti menggunakannya alat kontrasepsi atau pun minum pil kontrasepsi, apa lagi wanita semalam, bukan wanita sembarangan," jelas pak Johan.

"Bagaimana jika tidak, dan dia hamil?"

"Tenang saja, itu tidak akan pernah terjadi,"

***

Malam ini Mela tidak ingin pergi ke klub malam tempatnya mencari uang sebagai pelayan dan juga wanita penghibur, saat merasa uangnya masih banyak, dan entah kapan ia akan kembali ke klub malam itu, yang penting ia sudah memberi tahu Madam tentang hal itu, untung saja Madam tidak mempermasalahkannya.

"Mela, apa boleh mama masuk," suara ringkih dari wanita yang sangat Mela kenal dari balik pintu kamar dimana ia sekarang berada.

Kamar yang baru kali ini ia datangi setelah berapa tahun lalu Mela memilih tinggal bersama dengan Madam.

"Mela ma—"

"Berisik!" teriak Mela memotong perkataan dari mama Mira yang Mela tahu akhir-akhir ini sering sakit-sakitan.

Mela turun dari atas kasur, ketika tidak lagi mendengar suara mama tirinya, dari balik pintu kamar.

Rasa benci pada wanita yang dulu memperlakukannya dengan tidak manusiawi, Mela singkirkan ketika mendengar teriakan dari saudari tirinya meminta tolong.

Bergegas Mela keluar dari dalam kamar.

"Mel, bantu aku," pinta Vera, saudari tirinya, sambil menahan tubuh mama Mira yang tidak sadarkan diri tepat di depan pintu kamarnya.

Karena rasa iba, Mela pun membantu Vera membawa mama Mira ke dalam kamar.

Cekalan di salah salah satu Mela menghentikan langkah kakinya keluar dari dalam kamar mama Mira.

"Mel, maafkan mama. Atas apa yang pernah mama perbuatan padamu dulu," ucap mama Mira dengan sangat tulus.

Namun, tidak mendapat tanggapan dari Mela, yang ada ia hanya menoleh pada mama tirinya tersebut lalu keluar dari dalam kamar.

Diikuti oleh Vera dari belakang. "Mel, aku membutuhkan uang untuk biaya pengobatan Mama,"

Mela menghentikan langkah kakinya, mendengar ucapan Vera. Benar dugaan awal, ada tujuan lain saudari tirinya tersebut memaksanya untuk pulang dengan menjual kesedihan padanya.

"Kita tidak membutuhkan uang haram!"

Suara pria yang baru masuk ke dalam rumah sederhana tersebut.

Mela menatap kearah sumber suara, dimana Vian saudara tirinya berada.

"Vian, tutup mulutmu!" seru Vera pada sang kakak.

"Apa aku salah, mengatakan fakta yang sebenarnya?" tanya Vian, dengan kedua bola matanya tertuju pada Mela.

Gadis yang dulu ia cari keberadaannya, saat tahu Mela tidak kembali ke rumah, setelah mendapat perlakuan kasar dari sang mama. Dan setelah sekian lama mencari tahu, Vian sangat tercengang mengetahui pekerjaan apa yang selama ini Mela jalani.

Bukan hanya Vian yang tahu pekerjaan Mela, tapi Vera dan mama Mira pun sudah mengetahuinya.

"Salah!" sahut Vera. "Kita membutuhkan uang untuk biaya pengobatan mama, jika kita tidak meminta bantuan Mela. Mau minta bantuan siapa? kamu? Kamu saja hanya tukang ojek, bodoh!" kesal Vera, karena sekarang Vian menjadi tukang ojek online, setelah di PHK dari tempat kerjanya.

"Meskipun aku hanya tukang ojek, tapi aku bisa membiayai pengobatan Mama,"

"Membiayai yang seperti apa? Membeli obat warung untuk mama? Iya? Mama butuh dirawat di rumah sakit, bodoh!"

"Tapi setidaknya itu membantu, selagi aku mengumpulkan uang untuk membawa ibu ke rumah sakit."

"Sampai kapan? Nunggu mama sekarat?!"

Mela yang enggan untuk mendengar pembicaraan adik kakak tersebut, dan tidak peduli, memilih pergi.

Namun, langkah kakinya terhenti ketika Vian memanggilnya.

"Dan kamu, berhentilah dengan pekerjaan kotormu."

Mela menyunggingkan senyum, lalu menoleh pada Vian. "Siapa kamu melarangku, hah?!"

"Aku bukan siapa-siapa, tapi aku mohon padamu, Mel. Berhentilah dari dunia gelap itu," pinta Vian dengan sangat tulus.

"Jika kamu memberi aku uang sepuluh juta sebulan, aku akan berhenti dari pekerjaanku!" tantang Mela. "Kamu tidak bisa kan? Tentu saja tidak bisa, membawa berobat mama kamu saja tidak bisa. Kalau tidak bisa jangan pernah campuri urusan aku, karena kamu bukan siapa-siapa bagiku!" tegas Mela dan kembali melangkahkan kakinya, menuju kamar untuk mengambil tas miliknya.

Ingin segera meninggalkan rumah tersebut, dan menyesal Mela sudah datang ke rumah tersebut.

Meskipun Vera menahannya untuk tidak pergi, tetap membuat Mela meninggalkan rumah tersebut.

Mela keluar dari rumah tersebut dengan mengendarai mobil miliknya yang ia beli menggunakan uang yang ia dapat dari menjadi wanita penghibur.

Dan tujuannya adalah pergi ke sebuah restoran mewah untuk mengenang masa kecilnya, ketika sang mama dan sang papa masih hidup. Salah satu hal yang Mela bisa lakukan saat ini untuk mengenang keduanya.

Mela tersenyum, ketika memasuki restoran mewah tersebut, karena seketika ia mengingat betapa bahagianya ia dulu saat bersama dengan kedua orang tuanya.

Dan senyuman itu memudar ketika ia menabrak seseorang. "Maafkan a—" Mela tidak jadi meneruskan ucapannya, saat tahu siapa yang ia tabrak, pria impoten yang semalam menghabiskan malam dengannya.

"Kamu?" tanya Nick.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yull Cie UyhullCllu Chayankdyafolevel
dihhh kmna aja Buuu bru minta maaf,
goodnovel comment avatar
Nisriana Annisa
Lanjuuut Thor bagus cerita nya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status