Share

BAB 47. Ibu minta duit.

"Wah, bagus yaa, rapih banget anyamannya. Harganya berapa, Mbak Ita?"

"Ikut harga pasaran saja Mbak, karena Mbak Siti adalah pelanggan pertama kami maka kami kasih harga separuh saja." Mbak Siti tampak berbinar senang. Dia memberiku uang 100 ribu rupiah.

"Ini susuknya, Mbak?"

"Enggak usah, sudah simpan saja untuk beli jajan Dedek Kia," tolaknya halus. Terjadilah adegan tidak saling mau menerima kembalian uang itu.

"Kalau Mbak Ita enggak mau, besok-besok aku enggak mau lagi beli di sini." Ancamnya. Akhirnya aku terima uangnya. Alhamdulillah, bisa untuk makan lima harian.

"Oh, iya ini Mbak Ita, aku bawain pecel sekalian icip-icip, ya, kasih tahu aku kurangnya apa biar nanti aku perbaiki lagi bumbunya." Aku mengiyakan. Rasanya malu sekali masih sering mengeluh padahal masih ada orang yang baik dan sayang pada kami. Mbak Siti pamit pulang aku mengantarnya sampai depan.

"Mbak Ita, itu Mbak Asih, kan?" tanyanya saat melihat ibu dan Mbak Asih ada di pintu dapur mereka.

"Iya, benar. Apa Mbak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Diah Rita Anggrainy
mertuaku tidak separah itu sih...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status