Share

Bab 46. Mungkinkah dia orangnya?

Kita juga harus punya bukti, Dik. Kita selidiki dulu. Jika memang benar maka tidak segan-segan aku akan patahkan kakinya," jawab Mas Danu.

"Iya, Mas, betul kita harus selidiki dulu. Dia orang yang pandai bersilat lidah. Meski kita ada di pihak yang benar tetap saja kita kalah," kataku kesal dan mengingat kembali saat aku mau minta uang jimpitan bukannya memberi malah masih menganggap kami punya hutang.

"Sabar ya, sayang, nanti setelah kebun karet Kakek laku kita akan merubah hidup kita. Oh, iya tadi Kia bangun sudah Mas kasih makan dan minum tajin, dia tidur lagi. Mungkin karena semalam dia sangat rewel."

"Iya, Mas. Kasihan ya, Kia. Mas, apa sebaiknya kita pindah saja dari sini," usulku.

"Iya, nanti kita pindah kalau kebun karet Kakek yang kita jual laku. Mas, juga sudah tidak betah berlama-lama di sini. Berharap hidup berdampingan dengan keluarga akan mudah dan saling bantu malah jadinya begini." Mas Danu seperti menerawang jauh matanya berkaca-kaca. Kasihan suamiku dia dari dulu sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status