Share

Bab. 12

"Teh!" Ahmad memanggilku yang sejak tadi hanya terbungkam sembari mengompres beberapa lebam di wajahnya. "Kalau teteh butuh waktu sendiri, Ahmad izin pulang!" sambungnya hati-hati.

"Nggak usah, Mad. Temenin teteh di sini. Soalnya pikiran teteh lagi kacau. Jadi, cuma pisau, gunting, sama baigon yang menarik saat ini."

Mendengar itu Ahmad langsung menyambar gunting yang semula kugunakan untuk memotong plester, lalu dia sembunyikan di belakang tubuh.

Beberapa saat hanyut dalam keheningan suara ponsel yang berdering di atas meja, menginterupsi kami. Nama Bi Tati tertera di layar. Sebelum pergi ke Cijerah aku memang sempat menitipkannya.

"Halo, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsallam. Ada apa, Bi."

"Den Akbar, Neng!" Suara Bi Tati terdengar lirih dan panik.

"Akbar kenapa, Bi!" Aku langsung bangkit berdiri sembari mencengkeram ponsel di genggaman tangan.

"Tadi Den Akbar sempet tantrum habis itu malah demam tinggi, sampe kejang. Ini udah coba bibi kompres berkali-kali tapi belum turun juga. Mana
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Wiwin
ada yg pergi ,ada yg lahir. tidak ada alasan lagi buat Tika untuk menggugat Miftah. tuntut juga pasasl penipuan , pencurian dan perselingkuhan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status