Share

Bab 17

Aku merebut ponsel di tangan Mas Suryo. Alangkah terkejutnya aku membaca pesan itu. Gigiku gemeletuk, ini nggak bisa dibiarkan!

"Kamu kenapa, Nduk?" tanya Bapak mengagetkanku.

"Eh, anu ... Nggak kok, Pak. Bapak mau ke mana?"

"Mau ke kamar mandi."

Mas Suryo sigap membantu Bapak, membuatku makin tak enak hati dengannya. Tapi, Insya Allah ini akan menjadi ladang pahala buatku dan juga suamiku.

"Ma, makan pake apa?" Bagas--anakku, dagang tiba-tiba setelah main seharian.

"Liat di bawah tudung saji."

Bagas mengangguk, kemudian berjalan menuju dapur. Aku masih duduk di ruang tamu. Si Helmi, kalau dibiarin malah makin meresahkan.

Kusambar kunci dan meminta izin pada Mas Suryo melalui isyarat, kemudian dia di depan kamar mandi. Jika aku bersuara, pasti Bapak akan bertanya-tanya.

Sampai di depan rumah Fira, kulihat ia tengah duduk termenung bersama di bengkel milik suaminya. Kulihat bengkel itu ramai.

"Dek!"

"Eh, jya, Mbak?"

"Ayo masuk rumah, Mbak mau bicara!"

Aku mengikuti Fira yang lebih dulu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status