Share

Tak Punya Tempat Berteduh

"Kenapa Papa dan Mama tega melakukan ini?" Bau busuk mulai menggerebuti di sekitarnya. Mike hanya tersenyum menyerigai lalu menatap suaminya yang sudah berang dibelakangnya.

"Kamu sudah sangat keterlaluan Angel!" Sergah sang sergah.

"Berani-beraninya kamu berbuat curang pada suamimu! Kamu benar-benar tidak tahu diri ya sudah disetujui untuk menikah dengan keluarga sehebat itu!"

"Victor selingkuh papa!" balas Angel dengan hidung yang kembang kempis.

"Selingkuh apanya? Semua masalah dimulai dari kamu! Bukankah sulit mendapatkan anak setampan dan sebaik Victor?! Sekarang Papa lebih sulit lagi mendapatkan kepercayaan keluarga suamimu setelah dia mengumunkan perceraian di grup keluarga siang ini!" Arisandi benar-benar berang.

‘Sudah diumumkan? Secepat itukah Victor menginginkannya pergi dari hidupnya?’ Gumam dalam hati Angel.

"Apa papa tidak peduli padaku?!" Angel hanya meminta keadilan di depan keluarganya. Meski adik kembar dan ibu tirinya memusuhinya, tidak berarti dengan ayahnya bukan?

"Pergi dari rumah ini! Papa tidak mau melihatmu lagi!" Arisandi sudah diujung kesabarannya.

"Papa?" Angel membeku, ternyata papa sanggup membencinya.

"Tidak ada yang menginginkanmu disini setelah apa yang kamu lakukan!" Emosi masih meliputi semua suara dan mimik wajah Arisandi.

Naura dan Laura yang sama-sama memiliki rambut keriting itu tertawa di depan pintu tepatnya dibelakang Mike sang mama.

"Yang salah bukan aku papa.. tapi Victor.. Dia berselingkuh di depan mataku, dia selingkuh dengan Valencia"

"Selingkuh? Masa siiih? Alasan aja kali kamu?!" Mike tiba-tiba menimpali.

"Aku bersumpah atas nama mamaku! Tolong.. tolong percaya padaku.."

"Jangan bawa-bawa nama almarhumah mamamu!" Sergah Arisandi. Mukanya memerah, mendengar Angel bersumpah atas nama istrinya.

"Percaya apa yang aku katakan adalah kebenaran Papa!" Angel berharap Papa percaya padanya.

Dua saudara kembarnya di belakang menutup mulut. Mereka berakhir tertawa mengejek satu sama lain, terlihat ingin mengumpat. Sudah lama mereka ingin melihat Angel dimarahi hebat seperti ini.

"Kalau suami sampai selingkuh itu berarti kesalahan ada di istri.." Mike menambahkan dengan seenaknya.

"Apa..?" Angel tak percaya mendengar itu.

"Itu salahmu, kenapa kamu tidak mengikat Victor dengan anak?! Lihat! Sampai sahabat sendiri bergerak lebih cepat untuk mendapatkan hati Victor?! Berarti dia lebih unggul dibanding kamu." Perkataan Mike membuat hatinya bertambah sakit. Air matanya kembali berlinang, tanpa bisa membalas kata-kata Mama tirinya.

Sebetulnya, dulu Mike tak setuju dengan pernikahan Victor dan Angel. Seharusnya yang menikah dengan Viktor adalah salah satu putrinya, namun karena Putri kandung Arisandi itu mencintai Victor, maka Angel-lah yang akhirnya menikah dengan Viktor.

"Pergi dari hadapanku Aku tidak mau melihatmu! Perusahaan Papa saat ini lagi goyah dan kamu membuat masalah! Tidak bisakah kamu bersabar dulu hanya untuk papa?!"

"Tapi-"

"Pergi dari sini. Aku tidak mau melihat wajahmu!" Arisandi begitu murka. Dia mengusir sendiri Putri kandungnya, lalu berbalik dengan langkah panjang menghentak nya yang penuh kemarahan.

Tidak ada yang bisa dilakukan Angel selain mengikuti perintah ayahnya untuk keluar dari rumah ini membawa kembali kopernya.

Dari dalam rumah, di balik jendela, Roro yang menjadi pengasuh Angel dari kecil melihatnya begitu iba. Sebelum Karenina Angel Gunawan pergi dari rumah itu. Dia memilih,

keluar memutar dari gerbang belakang untuk menemui nona muda yang disayanginya dari kecil itu.

“Aduh, kasihan nona…,” bik roro mengusap dada, membayangkan bagaimana sakitnya Angel setelah selingkuh, malah diusir dari rumah.

***

Dibuang dan diusir sang ayah tepat di hari suaminya juga mentalaknya adalah hal yang sangat menyayat hati. Kini Angel sudah tak tahu harus pergi ke mana lagi. Dia juga tidak pergi bekerja karena pasti suami dan keluarganya telah memecatnya.

Kini apa yang harus dia lakukan?

"Nona!" Seru suara wanita paruh baya yang memanggilnya dari samping kiri. Ternyata bibi Roro yang memanggilnya. Senyum bahagia timbul dari wajah Karenina Angel. Sejak ibu dan kakaknya Angel meninggal, hanya dia yang berlaku baik layaknya keluarga. "Nona mau ke mana?"

"Entahlah bi Roro. Mungkin aku akan menginap di hotel murah" Karena setelah ini dia tidak tahu harus melakukan apa. "Aku mungkin akan bersiap mencari kerja dulu karena aku sudah dikeluarkan dari perusahaan suamiku"

"Udah non saya... Benar-benar menyesal mendengarnya. "Bik Roro sudah seperti seorang ibu bagi Angel, rasa sedih yang ditampilkan Roro membuat hatinya tersentuh. Segera dia memeluk Roro, seperti yang biasa dia lakukan waktu kecil ketika ketakutan. "Terima kasih bik Roro.. terima kasih sudah mengkhawatirkanku"

"Non... Kalau seandainya ada apa-apa, dan Nona tidak bisa mencari bantuan ke mana-mana lagi, hubungi bi Roro ya.." sahut bik roro.

"Iya Bi... Tentu saja" bukannya tidak mau, dia sungkan menghubungi Roro. Tapi, memang benar. bila tak ada harapan lagi, dan tak ada yang menolongnya lagi, dia hanya bisa minta tolong pada wanita tua yang sudah dua puluh tahun pekerja sebagai kepala asisten rumah tangga di keluarga Gunawan.

"Ini alamat rumah bi Roro kalau non ada apa-apa tinggal datang ke rumah ini ya.." wanita itu menyodorkan sebuah kartu nama.

Angel tahu, keluarga Roro juga bekerja sebagai penyalur Asisten rumah tangga profesional. Ya, wanita itu hebat. Meski telah memiliki yayasan, dia masih ingin mengabdi pada keluarga Gunawan karena katanya ini bentuk pamrih yang dia berikan pada nyonya rumah terdahulu, yaitu mamanya Angel. Dia tidak ingin berhenti bekerja di rumah nyonya yang sudah menyelamatkan hidupnya. Ya, Mama dari Karenina Angel adalah wanita yang menyelamatkan hidupnya, dan dia tidak akan pernah melupakan mama kandung Angel, Mariana Gunawan.

"Terima kasih banget bi.. Kalau begitu Karenina pamit dulu ya Bi"

"Hati-hati ya non" seperti tak rela melepaskan Angel, Roro meneteskan air matanya. Sungguh, air mata itu menguatkan Angel bahwa masih ada yang mencintai dirinya dengan tulus dan ikhlas meski Tak memiliki ikatan darah. "Jaga kesehatan Bik Roro.. sampai kita ketemu lagi"

"Iya Non... Non juga ya...."

***

Halte. Ya, dia memilih untuk berdiam di Halte. Di saat tak punya tujuan tempat, pikirannya memilih untuk ke mana-mana, dan angin segar membantunya larut dalam lamunan itu. Ya, setelah lelah berputar-putar dengan kopernya. Angel hanya bisa berdiam di halte. Dia mungkin ditatap aneh oleh beberapa orang karena melamun, tapi dia tidak peduli.

Apa yang dia dapatkan dalam dua hari ayah ini benar-benar pukulan berat. Bagaimana bisa sahabat dan suaminya, menjalin percintaan di belakangnya? Dari mana mulainya?

Angel hanya bisa menghela nafas berat di sela-sela angin yang berhembus menerpa wajahnya. Dia kemudian berjalan, dan tepat ketika dia berjalan, hujan malah jatuh deras membasahi seluruh tubuhnya dan juga kopernya.

Apa yang akan dia dapat setelah ini? Pria itu bahkan tidak menghubunginya sama sekali padahal dialah yang salah?

"Viktor Herlambang.... Mulai detik ini juga aku akan melupakanmu. Benar-benar melupakanmu." Dia menghapus air mata yang tiba-tiba jatuh mengalir, dengan air mata perih yang menghujam dada.

Ya, meski Victor telah tertambat di hatinya selama bertahun-tahun, kejadian tadi malam telah mengubah segalanya.

Dia menghapus air matanya, dan bertekad. Dia akan melupakannya dan takkan pernah lagi mengharapkan apa-apa darinya.

Angel akhirnya pergi ke swalayan kecil, namun ketika dia hendak masuk, dia enggan karena bajunya masih. Dia kemudian membuka sweater yang dia pakai dan menaruhnya di atas koper. Hujan makin deras, dan terpaksa dia mengurungkan niatnya masuk ke swalayan dulu.

“Sini! Disini!” Tiba-tiba ada dua sepasang pria dan wanita yang berdiri di sampingnya, hendak ikut berteduh. Mereka sepertinya tidak menyadari Angel, dan salah satu dari mereka berkata. "Sayang... Sudah beli kondomnya?" meski hujan, Angel bisa mendengarnya dengan jelas.

"Sudah.." jawab sang pacar dengan nada girang.

"Nanti pelan-pelan ya.." ucap sang wanita, aku belum pernah melakukannya.

"Iya... Aku akan pelan-pelan kok... Tapi kalau aku keenakan, Aku nggak tahu ya.." jawab si laki-laki.

"Iiiih dasar!" Jawab genit Si perempuan.

Deg....

Muka Angel memanas. Dia hampir melupakan sesuatu yang sangat besar, setelah penemuan perselingkuhan itu. Tadi malam dia digagahi berkali-kali pria bertubuh sempurna dan nyaris membuat sekujur tubuhnya remuk. Jujur, selangkangannya masih pegal dan nyeri, tapi karena perasaannya hari ini campur, semua rasa nyeri itu jadi menyatu, sehingga dia lupa yang mana yang paling sakit.

"Pria malam itu.... Siapa ya?" sepertinya dia pernah mengenalnya. Tapi, dimana?kenapa rasanya.. pria itu bukan pria biasa?

Semoga, pria itu tidak mengingatnya ya..

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status