Wanita paruh baya itu berjalan kembali ke mejanya, tanpa sengaja kedua netranya melihat Raymond yang tengah makan. Seketika raut wajahnya berubah, kemudian netranya berkeliling ruangan seolah mencari seseorang."Jessica," gumamnya. Dia segera melangkahkan kaki, mencari putri kesayangannya. Wanita itu belum tahu jika sang putri sudah bertemu dengan mantan calon suaminya."Jessica," panggilnya dengan suara yang cukup keras. Jessica yang asik mengobrol sontak mengalihkan pandangannya, "Ada apa Ma?" tanyanya heran. "Sebaiknya kita segera keluar dari restoran ini." Tangannya sambil menarik tangan Jessica. Tentu Jessica terheran dengan sikap sang Mama yang tiba-tiba mengajaknya keluar."Ada apa sih Ma?" Nyonya Richard tidak ingin anaknya tau keberadaan Raymond, oleh karenanya dia tidak mengatakan alasan mengajak sang anak keluar. "Sudah nurut saja." Saat bersamaan bola mata Jessica melihat Raymond dan kini dia cukup tahu alasan sang Mama mengajaknya keluar. "Ma, apa karna Raymond?"
Sepanjang malam keduanya mengobrol dengan asik, baik Nyonya Richard maupun Rara sudah angat akrab padahal baru beberapa waktu yang lalu mereka saling kenal. "Oh ya aku baru ingat apa kamu wanita yang tadi di toilet?" tanya Nyonya Richard. "Jadi itu anda Nyonya." Rara tak menyangka. Udara malam semakin dingin, baik Rara maupun Nyonya Richard nampak kedinginan hingga mau nggak mau mereka harus menyudahi obrolan asik mereka. "Udara semakin dingin, bagaimana jika kita masuk." "Iya Nyonya," sahut Rara. Mereka berjalan bersama menuju resort, karena berbeda kamar mereka harus berpisah, "Sampai bertemu besok Rara." Senyuman wanita itu membuat Rara begitu tenang. "Siap Nyonya." Nyonya Richard berjalan masuk terlebih dahulu kemudian Rara, saat akan berbalik dia melihat suaminya datang mendekat dengan wajah cemas. Pria tampan itu segera memeluk istrinya, "Kenapa keluar tidak bilang? aku bingung mencarimu." "Maaf Mas, aku jalan-jalan di pantai, bosan sekali sendirian." Raymond memint
Liontin itu membuat nyonya Richard terdiam, ingatan masa lalunya menyeruak masuk membuatnya mengeluarkan air mata. "Aurora." Satu kata yang keluar dari mulutnya. Notification pesawat akan segera berangkat membuat Jessica menarik tangan mamanya, "Ayo Ma, pesawat akan segera berangkat," ujarnya. Dalam kebingungan, wanita itu menurut saja dengan sang anak. Sepanjang perjalanan Nyonya Richard mengingat bentuk liontin yang dipakai oleh Rara, liontin yang sama seperti liontin yang dia pesan untuk bayinya puluhan tahun yang lalu. "Apa dia adalah Aurora?" Nyonya Richard bermonolog sendiri di dalam hatinya. Singkat cerita kini mereka telah tiba di Bandara internasional kota Berlin, kota nomor satu di negara Jerman. Anak buahnya sudah menunggu di depan bandara, bersiap untuk membawanya pulang. Di rumah, semua pelayan berjejer menunggu di depan rumah, menunggu kepulangan sang majikan. "Selamat datang Nyonya Besar dan Nona besar." Hal yang dilakukan Nyonya Richard setibanya sampai di rumah
"Hasilnya ialah positif, dia benar anak anda Nyonya Richard." Suara direktur rumah sakit sedikit bergetar karena terharu.Mata wanita itu membasah, dia segera memeluk Rara begitu pula dengan Tuan Richard. Raymond melongo tak percaya siapa sangka istrinya adalah anak kandung dari keluarga Richard, entah dia harus senang atau sedih dengan kebenaran ini."Selama ini mama selalu mencarimu Sayang, siapa sangka jika bayi kecil mama adalah istri orang yang sangat mama kenal."Rara hanya diam seribu bahasa, dia masih shock dengan kenyataan yang baru saja dia terima, bagaimana mungkin? ya itulah yang kini ada di kepalanya. Skenario Tuhan memang jauh lebih indah dari skenario manusia, wanita yang selama ini dimusuhi bahkan diculik oleh mama suaminya justru dialah pewaris sesungguhnya, bukan Jessica yang sampai saat ini masih belum jelas siapa identitas aslinya.Setelah semua jelas, Nyonya Richard meminta Raymond untuk berbulan madu di Jerman saja, dia janji akan mengganti rugi biaya yang sudah
Rara memegangi pipinya yang terasa panas akibat tamparan Mama dari suaminya, dia sangat terkejut dengan sikap Arogan sang mertua. Melihat istrinya yang kesakitan membuat Raymond marah, dia sangat menyayangkan sikap mamanya tersebut."Apa yang Mama lakukan?" Pria itu segera berdiri sembari menatap mamanya dengan tajam."Aku tidak suka kalian berada di Negara ini!"Raymond tertawa mendengar ucapan sang mama, orang nomor satu di Jerman saja tidak mempermasalahkan kedatangan mereka."Apa hak Mama melarang kami pergi ke negara ini?" sahut sang anak.Wanita itu semakin murka, dia menatap Rara kembali guna melayangkan tamparan untuk kedua kalinya, namun tiba-tiba ada sebuah tangan dari belakang menahan tangannya."Beraninya anda Nyonya Corner!" Terdengar suara dingin dari belakang.Nyonya Corner menoleh, alangkah terkejutnya dia melihat Nyonya Richard yang memegangi tangannya."Nyonya Richard." "Apa yang anda lakukan Nyonya Corner?" Sambil membuang tangan wanita jahat itu."Aku hanya ingin
Jessica masih ambigu dengan ucapan mamanya, apa perhatian terhadap Rara adalah kejutannya? atau gimana? Nyonya Richard membawa Jessica mendekat, dia memberitahu jika Rara adalah adiknya yang hilang dua puluh tiga tahun yang lalu. "Dia adik kamu Sayang." Berita ini benar-benar membuat Jessica shock bagaimana bisa Rara menjadi adiknya, bukankah mereka berasal dari negara yang berbeda? "Bagaimana bisa Ma?" tanyanya. Semua berawal dari sang kakek yang memiliki pengaruh besar di negara Jerman, pemberontakan waktu itu membuatnya harus menyelamatkan semua keluarganya, Semua keluarga Richard harus pergi ke Asia untuk menyelamatkan diri dan mereka memilih tanah air untuk tujuan mereka. Persembunyian mereka ternyata sudah diketahui, sang kakek harus meregang nyawa demi menyelamatkan anak dan cucunya, bayi kecil itu yang tak lain adalah Aurora juga diambil, mereka hanya bisa menyelamatkan Jessica yang masih sangat kecil. Setelah peristiwa itu mereka tidak lagi tahu dimana Aurora, entah dibu
Sepanjang malam Nyonya Richard memeluk anaknya, sangat terlihat jika dia tidak ingin melewatkan waktu sedikit pun bersama sang anak. Ketika sang fajar datang, wanita itu sudah bangun. Dia duduk di sisi anaknya sambil menangis. "Kenapa kamu ketemu saat sudah menjadi milik suami kamu sayang." Hatinya sangat tak rela jika sang anak kembali ke negaranya tapi dia tidak bisa menahan karena bagaimanapun juga seorang suami memiliki kuasa penuh terhadap istrinya. Puas menatap anaknya, Nyonya Richard turun untuk memasak, pagi ini adalah moment terakhir sarapan bersama sang anak oleh karenanya dia memasak aneka macam makanan. Jessica yang kebetulan ingin olahraga di taman belakang tak sengaja melihat sang mama yang tengah sibuk memasak, "Mama ngapain?" "Adik kamu mau pulang jadi mama masak banyak," jawabnya. Melihat mamanya yang sangat perhatian terhadap adiknya membuat Jessica iri, dia merasa jika sang mama sangat menyayangi Rara. "Selama ini Jessica tidak pernah melihat mama masak tapi ke
Semua orang menyambut dengan bahagia kepulangan Raymond dan Rara, di kantor semua staf memberikan kejutan untuk presiden mereka, meskipun hanya kejutan kecil tapi hal ini membuat Raymond cukup terharu.Di rumah sakit Rara juga mendapatkan kejutan dari beberapa partner kerjanya, semua turut bahagia dengan apa yang Rara rasakan."Selamat ya Dokter Rara, semoga cepat mendapatkan momongan." Semua turut mendoakan Rara, mereka semua berharap ada malaikat kecil yang hadir diantara Rara dan Raymond.Waktu berlalu dengan cepat, tak terasa sudah sebulan Rara dan Raymond pulang dari bulan madu.Hari ini Rara nampak begitu lelah, dia merasa kurang enak badan sehingga meminta ijin pada Reyhan untuk pulang cepat."Pak Rey saya ijin pulang cepat ya." Suaranya lirih nampak sekali jika dia tidak baik-baik saja."Ra kamu nampak pucat sekali, aku periksa dulu ya." Reyhan sangat khawatir dengan keadaan Rara.Dokter wanita itu segera menggeleng, dia tidak ingin merepotkan Reyhan, lagi pula yang dia butu