Share

16. Hidupmu Adalah Milikku!

Tanjung ingat betul, waktu itu umurnya masih lima tahun. Ia sangat suka bermain mobil-mobilan. Malam itu dia menerima mobil balap dengan stik remot yang bisa ia kendalikan sepuasnya sebagai hadiah ulang tahun dari Ayah yang tidak bisa hadir.

Teman-temannya sudah pulang. Di ruang tengah berhamburan sisa balon dan pita-pita hiasan. Piring-piring kecil bekas kue berjejeran di atas meja, juga masakan Ibu yang tandas dilahap teman-temannya.

Kado-kado juga bertumpuk di atas sofa hijau lumut itu. Satu-satunya hadiah yang dia sentuh adalah hadiah dari sang ayah. Dia sangat senang, senyuman tak pernah luntur dari wajah lugu Tanjung kecil.

Ibu bolak-balik mengangkat piring kotor ke dapur. Ia ingat wajah sang ibu yang tersenyum bahagia melihatnya. Senyumnya dibingkai dengan dua lesung kecil di sudut bibir. Mata itu bersinar cerah, kendati ia menahan kecewa karena sang suami lagi-lagi tak menepati janji.

Ibunya tidak menuntut apa-apa kepada Ayah, meskipuni ia tahu bahwa dirinya adalah yang kedua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status