Share

48. Aku Ingin Terus Bersamamu

Rasa-rasanya ia sudah lama tertidur. Saat Serina membuka mata, tangan hangat yang mendekapnya telah pergi. Ia menoleh ke samping hanya untuk menemukan sisi ranjang yang kosong.

“Sudah bangun?”

Kelopak matanya bergerak-gerak dengan kerutan kening bingung. “Jam berapa ini?”

Serina berusaha bangun, menemukan Tanjung yang duduk di kursi meja bundar semalam sambil membaca koran dengan gaya aristokratnya.

Lelaki itu melirik arloji mahalnya. “Jam dua siang.”

Mata Serina membulat. Jam dua siang? Dia tidur selama itu? Serina ingat dirinya yang tertidur awal malam sampai tengah malam, lalu tertidur lagi sampai siang. Alam mimpinya tak membrontak seperti biasanya.

Tanjung melipat surat kabarnya, lalu berdiri dan sekonyong-konyong menggendong Serina. Mendudukkannya di kursi.

“Makanlah dulu. Perutmu pasti kosong.”

Serina baru sadar jika di atas meja ada makanan. Kali ini masakan China yang sepertinya sudah agak dingin.

“Aku memesannya satu jam lalu. Supaya saat bangun, kau tak perlu menunggu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status