Share

Bab 52

"Benarkah? Lalu menurutmu apakah meminta uang itu kembali terasa masuk akal bagimu setelah selama satu setengah tahun kau menempati rumah itu secara cuma-cuma tanpa memikirkan biaya perawatan dan cicilannya? " Sindir Hanna berpura-pura bodoh sambil memutar bola matanya.

"Tapi, Baiklah, tunggu sebentar." Ujar Hanna sambil memanggil Mbok Yem. Tak sampai satu menit, Mbok Yem datang dan langsung menghampiri majikannya dengan tergopoh-gopoh.

"Ya, mbak Hanna tadi manggil si Mbok ya?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Tolong ambilkan tasku yang berwarna merah, mbok. Bawa kesini," pinta Hanna.

"Tas warna merah! Oh ya, baik Mbak." Ujarnya setelah berpikir sejenak.

"Selagi menunggu Mbok Yem mengambil buku cek ku, bagaimana jika kita menghitung dulu uang nafkah untukku yang tertunda, mas?" Ujar Hanna sambil tersenyum.

Aldo diam tak menanggapinya. Saat ini yang terpenting baginya adalah membuat Hanna memberikan uang itu.

"Aku tak tahu berapa nominal angka gajimu sebenarnya, mas. Jadi kusesuaikan saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status