Setelah kejadian kemarin, terlihat sangat jelas perubahan pada Ferro, yang biasanya dia tegas, dingin dan kejam sekarang semakin dingin dan kejam tanpa melihat situasi, membuat para karyawan di perusahaan takut ketika berpapasan dengan Ferro.BRAK "Apa kamu bisa kerja ha ?" ucap Ferro dengan menatap tajam Manager produksi. Ferro melempar laporan produksi ke lantai. Ada sedikit kesalahan laporan itu yang membuat Ferro marah, tapi kemarahannya ini membuat Manager itu ketakutan. "Aku berikan waktu sampai siang, jika belum selesai kau di pecat" ucap dingin Ferro. "Baik tua-n" jawab Manager produksi itu yang tubuhnya sudah bergetar. Setelah itu, dia pamit keluar dari ruangan. Hedy menghampiri Manager itu, Hedy tau kalau dia mendapat kemarahan Ferro. "Apa kau baik-baik saja ?" tanya Hedy. "Aku baik-baik saja Tuan" jawab Manager produksi itu."Selesaikan cepat kesalahanmu, periksa kembali sebelum kau datang kembali" "Baik Tuan, Saya permisi dulu" pamit Manager itu. Hedy hanya meng
1 bulan kemudian. Sudah 1 bulan ini Ferro selalu bekerja dan bekerja bahkan kadang tidak pulang ke mansion, dia menginap di ruangan pribadinya di dalam ruangannya di perusahaan. Selama sebulan ini para karyawan selalu lembur setiap hari. Hedy, sekertarisnya dan semua karyawan kewalahan bekerja. Namun mereka tidak bisa membantah, mereka tidak ingin di cepat. Semua pekerjaan harus di selesaikan setiap harinya. Ferro juga memberi pilihan jika mereka menyerah, bisa langsung resign saja tapi karyawan semua tidak ada yang mau keluar dari perusahaan. Menurut mereka sangat di sayangkan jika undur diri dari perusahaan besar ini sebab gajinya sangat tinggi dan semua orang berlomba ingin bekerja di perusahaan Horace Group. Selama 1 bulan ini juga, Ferro kurang memperhatikan penampilannya. Rambutnya panjang dan bulu-bulu di sekitar wajahnya juga. Risa selalu menegurnya untuk membersihkan wajahnya sebab alvano tidak pernah berpenampilan seperti ini, dia selalu rapi, walaupun ketampanannya mema
Jet pribadi Alexander telah tiba di bandara Singapura. Alexander dan Hedy berjalan keluar menuju mobil yang sudah di siapkan. Mobil Alexander, membelah jalan di Singapura, mereka langsung ke mansion Smit. Setelah menempuh 20 menit di jalan, akhirnya mereka sampai. Hedy menunjukkan kartu identitas Tuannya, Satpam yang melihat kartu tersebut langsung membuka gerbang, mobil memasuki halaman mansion yang luas dan mewah. "Permisi, saya asisten Tuan Alexander ingin bertemu dengan Tuan Smit" ucap Hedy pada pelayan yang membuka pintu. "Silahkan masuk Tuan, saya akan panggilkan Tuan Smit" Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu yang takkalah mewah dari mansionnya. Setelah menunggu 5 menit, Smit datang bersama Nada. "Alexander" sapa Smit, berjalan mendekat lalu memeluk putra sahabatnya. "Tuan Smit, aku kesini ingin mengatakan hal yang penting" ucap Alexander yang tidak ingin basa-basi. "Mengenai apa ? duduk dulu" tanya Smit yang pensaran. Alexander kembali duduk, Smit dan j
Burung-burung berkicau, terik matahari masuk di sela-sela horden. Seorang wanita cantik telah bangun dari tidurnya, masuk ke dalam kamar mandi. Selesai itu, dia bersiap, dia akan ke Indonesia menjenguk kekasihnya. Kemarin, setelah mengetahui kebenarannya. Azela ingin menjenguk Ferro, tapi Kakek dan Neneknya menyuruhnya berangkat esok hari. Sedangkan Alexander langsung kembali ke Indonesia, dia ditawarkan untuk menginap tapi dia menolak. Dia tidak ingin meninggalkan istri dan anaknya begitu lama. Setelah bersiap dia turun ke bawah, dia tidak membawa koper, dia hanya membawa tas mungil yang dia jinjing. Dia hanya akan menyuruh asistennya di Indonesia menyiapkan beberapa pakaian selama dia berada di sana. Azela menghampiri Kakek dan Neneknya yang telah sarapan. Azela mencium kedua pipi Kakek Neneknya. Setelah itu duduk dan mengambil selembar roti di olesi dengan selesai coklat. Memakannya dan meminum susu. "Kek, Nek, Azela akan berangkat sekarang" ucap Azela. "Kamu hati-hati d
Deringan ponsel dari tadi memecahkan keheningan di pagi hari. Namun, sang pemilik tidak terganggu oleh deringan ponselnya. Sudah 5 kali ponselnya berdering tapi Azela tak juga bangun. Beberapa saat kemudian, Azela membuka mata dengan pelan, bersamaan itu ponselnya kembali berdering. "Halo" jawab Azela dengan suara lembut khas bangun tidurnya. "Azela, kamu baru bangun ?" yang menelpon dari tadi adalah Ferro. "Iya aku baru bangun" "Kamu tengah malam tidur ?" "Tidak juga, aku tidak tau kenapa aku merasa tidurku sangat enak, membuatku tidak bisa bangun" "Tapi sekarang sudah jam 8 pagi" "Iya aku bangun sekarang. Aku tutup dulu, aku mau mandi dan bersiap kerumah sakit" lanjut Azela. "Jangan di matikan sayang, biar aku menunggu" "Baiklah" Azela turun dari ranjang, berjalan masuk dalam kamar mandi. Sedangkan Ferro yang sedang menunggu, mengombrol dengan Mommynya. "Apa kamu mau keluar rumah sakit hari ini ?" tanya Risa. "Iya Mom, aku sudah membaik" jawab Ferro. "S
Langkah seorang pria tampan berjalan memasuki loby apertemen yang masih sangat sepi. Masih jam 5 pagi tapi seorang pria yang tidak bisa jauh dengan kekasihnya datang menghampiri kekasihnya di apertemen. Pria tampan keluar dari lift, berjalan di mana unit apertemen kekasih yang di jaga oleh 2 pengawal di depannya. "Tuan" sapa para pengawal itu menundukkan kepala saat melihat Ferro datang. "Apa ada yang datang ?" tanya Ferro. "Tidak ada Tuan, semuanya aman" ucap salah satu pengawal itu. Setelah mendengar jawaban pengawalnya. Ferro memasukkan kata sandi apertemen. Dari mana Ferro mengetahui kata sandi apertemen Azela yaitu semalam Ferro meminta kode sandinya ke Azela dan Azela langsung memberinya. Pintu apertemen terbuka, menampilkan ruangan apertemen yang luas dan mewah. Ferro masuk ke dalam, ini yang kedua kalinya Ferro memasuki apertemen Azela. Pintu kamar Azela terbuka menampilkan kamar yang agak gelap hanya ada lampu tidur yang menyirangi kamar ini, Ferro melangkah m
Ferro dan Azela turun dari mobil sport mewah milik Ferro. Ferro menggenggam tangan Azela berjalan masuk ke dalam perusahaan. Penjaga keamanan di loby seketika menunduk melihat atasannya datang, tapi ada yang membuat mereka terkejut, melihat wanita yang berada di samping atasannya yang memeluk pinggang wanita itu dengan erat. Semua mata yang berada di loby memandang mereka penuh kagum dan terkejut. Sebab atasannya yang di katakan anti wanita sekarang malah menggandeng wanita dengan mesra. Tapi yang membuat mereka heran adalah karena mereka tidak bisa melihat wajah wanita yang di bawah oleh atasannya. "Tuan Ferro bersama wanita" "Tuan Ferro menggandeng wanita dengan mesra, siapa wanita itu yaa" "Pasti wanita itu sangat cantik, terlihat dari tubuhnya yang bagus, dan kulitnya putih" "Apakah wanita itu yang Tuan Ferro katakan waktu ulang tahun perusahaan" Bisik-bisik mereka. Ferro dan Azela mendengar semua tapi mereka cuek saja dan melangkah masuk dalam lift. Pintu lift terbuka,
Azela kini sekarang berada dalam mobil menuju ke butiknya. Azela di ikuti oleh 2 orang pengawal yang berada di belakang mobil Azela. Sampai di butik, Azela turun. Para pengawal mendekat ingin mengikuti Azela. "Kalian tunggu saja di sini, aku tidak mau menjadi pusat perhatian" ucap Azela. "Baik Nona" jawab para pengawal itu. Azela lalu melanjutkan kakinya masuk ke dalam. Setelah masuk Azela melihat banyak sekali orang sedang memilih pakaian, ada juga yang sedang antri membayar. Azela melangkah masuk lebih dalam, menaiki lift ke lantai atas. Saat keluar dari lift, Azela berpapasan dengan Mala. "Miss Azela" sapa Mala. "Ikut aku ke ruangan" Mala melangkah mengikuti Azela masuk ke dalam ruangan. Setelah masuk mereka duduk dengan saling berhadapan. "Aku ingin kamu tambahkan bagian pembayaran, aku melihat yang kedua kalinya mereka antri membayar di kasir" ucap Azela. "Miss, butik tidak pernah sepi dan di bagian pembayaran memang selalu antri Miss" ucap Mala. "Makanya itu t