Lukas masih melihat rasa tak percaya dari seorang Sandra terhadap Sandi. Bagaimana juga, apa yang di katakan oleh seorang Sandi pada Firman adalah perkataan yang tidak pantas. Dia mengatakan hal yang buruk terhadap Firman. Sandi merasa apa yang telah di perbuat oleh Firman tidak bisa di maafkan. Sehingga sebagai balasan dari apa yang di lakukan oleh Firman. Sandi menghardik Firman dengan perkataan yang buruk.Sandra terus memeluk tubuh Lukas selama di dalam angkutan umum. Sandra mengatakan jika dirinya takut dengan amarah yang di tunjukkan oleh Sandi. Sandi seperti tidak terkendali, hingga dia begitu mudah mengatakan hal yang buruk pada seorang Firman.Lukas terus menenangkan seorang Sandra. Dia mengatakan jika Sandi tidak marah pada seorang Firman. Sandi hanya bercanda saja, sehingga Sandra tidak harus takut. Sandra hanya perlu untuk tidak meniru apa yang Sandi lakukan. Itu saja sudah cukup bagi Sandra. Tidak harus takut dengan apa yang Sandi ucapkan. Sebab Sandi hanya bercanda saja.
Untuk membuktikan semua ucapan dari seorang Baim adalah sebuah kebenaran. Lutfhi mencoba mendatangi proyek pembangunan perumahan yang sedang di garap oleh seorang Baim. Dia terlihat begitu penasaran dengan kinerja para pekerjanya. Mungkinkah mereka sesuai dengan apa yang di sebutkan oleh Baim. Di mana para pekerja itu lebih banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat, serta bekerja tidak sesuai dengan ekspektasi.Lutfhi bersiap mengejutkan para pekerja dengan kedatangan dari dirinya yang secara tiba-tiba. Ini akan jadi kedatangan dari Lutfhi yang sangat tidak di sangka. Lutfhi akan membuat semua pekerja di proyek itu terkejut dengan kedatangan dari dirinya. Ini harus menjadi sebuah kejutan yang akan membuat semua pekerja menjadi panik.Tini sebenarnya ingin ikut mendampingi seorang Lutfhi untuk datang ke proyek. Tapi kali ini Lutfhi pikir Tini tidak harus ikut bersama dengan dirinya. Ini akan menjadi tugas seorang Lutfhi. Dia sendiri yang akan datang ke tempat itu, untuk memastikan s
Lutfhi membanting pintu rumah dengan begitu keras. Dia masih tidak percaya akan Baim yang telah melakukan tindakan yang kurang ajar di proyeknya. Baim benar-benar tidak bisa di percaya oleh seorang Lutfhi. Hingga Lutfhi begitu kesal pada seorang Baim yang telah berbuat curang pada dirinya.Tini yang sedang asyik bermain game online di handphone. Langsung menghampiri Lutfhi yang masih mengumpat seorang Baim di depan pintu rumahnya. Kedatangan dari seorang Tini mungkin bisa membuat Lutfhi bisa sedikit tenang lagi. Itu yang coba di lakukan oleh seorang Tini pada Baim."Kamu kenapa marah seperti itu Sayang?" tanya Tini dengan wajah herannya."Aku benar-benar benci dengan si Baim itu. Dia benar-benar tidak bisa di percaya. Dia menjual bahan-bahan yang seharusnya di gunakan untuk proyek pembangunan perumahan itu. Tapi Baim justru malah menjual barang-barang itu." jawab Lutfhi dengan nada yang begitu tinggi."Apa yang sudah aku duga. Tukang korupsi itu memang tidak bisa di percaya. Dia meman
Baim berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan memegangi perutnya yang di tinju dengan kerasnya oleh seorang Lutfhi. Baim berjalan dengan rasa sakit yang teramat, hingga dia terlihat begitu tak bersemangat.Kinasih berpapasan dengan Baim tepat di ruang tamu rumahnya. Dia melihat Baim yang begitu kesakitan. Kinasih sempat khawatir dengan kondisi dari Baim yang terlihat begitu lemas. Itu yang membuat Kinasih langsung membantu Baim untuk duduk di atas sofa.Baim pun duduk sambil terus memegangi bagian perutnya. Wajah panik seorang Kinasih tak pernah hilang, dia terlihat tak percaya dengan apa yang di lihat akan suaminya tersebut. Kinasih benar-benar tidak pernah melihat Baim seperti saat ini. Melihat tubuh Baim yang terlihat lunglai."Kamu kenapa Sayang?" tanya Kinasih dengan wajah paniknya."Tadi Lutfhi menonjokku saat di proyek." jawab Baim dengan sedikit kesakitan."Kenapa bisa begitu?" tanya Kinasih kembali."Lutfhi tahu aku menjual semua barang yang ada di proyeknya. Lutfhi melihat se
Seorang miliarder tua memilih untuk pulang kampung halaman. Namanya adalah haji Sholeh. Sudah hampir 40 tahun dia menghabiskan waktunya untuk membuka usaha di kota. Di mana ini adalah kesempatan bagi haji Sholeh untuk bisa mengabdikan hidupnya pada kampung halamannya.Haji Sholeh terlihat begitu senang saat sopir pribadinya mulai membawa mobilnya menuju rumah yang baru di belinya. Haji Sholeh pun kembali mengingat setiap lokasi yang ada di kampung halamannya. Mungkin semuanya sudah tidak sama lagi, sudah jauh berbeda sejak 40 tahun yang lalu.Haji Sholeh pun menyempatkan diri untuk singgah di salah satu warung yang masih berdiri hingga saat ini. Haji Sholeh ingat betul, sebelum keberangkatan dirinya menuju kota. Dia sempat di berikan sebuah roti oleh pemilik warung tersebut. Hingga haji Sholeh tidak akan melupakan bagaimana baiknya pemilik warung itu memberikan dirinya bantuan.Kini warung yang sebagian di bangun dari kayu itu, sudah berganti pedagang. Bukan orang yang dahulu haji Sho
Dengan kondisi kamar yang begitu berantakan, Fajar dan tiga orang temannya asyik bermain game dengan layar televisi yang besar. Mereka begitu menikmati setiap permainan yang di sungguhkan oleh game tersebut. Fajar berulang kali merayakan kemenangan dari dirinya. Sementara teman-temannya pun tak kalah berisik ketika mereka merayakan kemenangan saat memenangkan pertandingan di game tersebut.Lutfhi yang masih kesal dengan seorang Baim. Tak tahan dengan suara berisik yang ada di kamar Fajar. Apalagi waktu semakin larut malam. Lutfhi pun meminta Fajar dan teman-temannya untuk segera tidur. Mungkin mereka harus bangun pagi untuk sekolah. Itu yang harus di lakukan oleh Fajar dan teman-temannya.Fajar tak menghiraukan kedatangan Lutfhi yang begitu marah terhadap dirinya. Dia menanggapi santai amarah dari ayahnya tersebut. Tak ada rasa takut sedikit pun dari seorang Fajar terhadap Lutfhi. Padahal Lutfhi sudah akan memukul seorang Fajar. Namun Fajar tetap santai dengan sikap Lutfhi yang begitu
Haji Sholeh terlihat begitu antusias saat dia akan berkunjung ke rumah seorang Darwis. Haji Sholeh ingat betul, ketika itu dia kerap membawa Darwis bermain bersama dengan paman Darwis yang sudah meninggal. Darwis kerap merepotkan haji Sholeh terdahulu. Hingga tak heran haji Sholeh ingat dengan momen tersebut."Kita hari ini mau kemana lagi Pak haji?" tanya sang sopir."Kita bakal ke rumah teman saya. Sudah lama saya tidak berkunjung ke rumah dia." jawab haji Sholeh.Perjalanan itu kembali membuka lembaran cerita antara haji Sholeh dengan teman dekatnya terdahulu. Dia ingat betul akan setiap momen yang terjadi. Di mana temannya yang bernama Ahyar itu kerap menghabiskan waktu bersama dengan haji Sholeh. Hingga Ahyar dan haji Sholeh sempat berjanji untuk membuat usaha bersama.Namun harapan keduanya harus pupus, saat Ahyar harus meninggal usai kecelakaan. Hingga rencana untuk membuat usaha bersama itu harus pupus begitu saja. Ahyar dan haji Sholeh pun harus berpisah selamanya.Momen pema
Kamis malam adalah waktu bagi Lutfhi dan Tini untuk kembali memandikan keris miliknya tersebut. Keris itu pun akan menjadi semakin kuat dengan ritual pemandian yang akan di lakukan oleh Lutfhi dan Tini. Mereka berdua pun sudah mempersiapkan beberapa hal yang akan di gunakan selama ritual tersebut. Salah satunya adalah dua ekor ayam hidup yang nantinya akan di gorok oleh Lutfhi untuk di hisap darahnya oleh Genderuwo tersebut.Ada juga beberapa butir telur ayam kampung yang sudah di beli oleh Lutfhi. Telur itu nantinya akan Lutfhi persembahkan sebagai persembahan terakhir untuk Genderuwonya.Begitu juga dengan beberapa dupa yang di bakar oleh Lutfhi. Dupa itu langsung menciptakan asap pekat yang membuat seisi ruangan di penuhi dengan asap. Suasana mistis di tempat itu semakin berasa. Suasana yang semakin membuat Lutfhi dan Tini begitu tegang.Lutfhi mulai membaca beberapa ajian yang di persembahkan untuk Genderuwonya. Mungkin ini akan menjadi ajian yang cukup baik untuk Lutfhi. Sehingga