Bosan hidup miskin, Lutfhi dan istrinya pun mencuri jimat milik orangtua mereka sendiri. Digunakan untuk memperkaya mereka. Jimat itu pun secara instan membuat Lutfhi dan istrinya kaya raya. Namun jimat itu menjadi ancaman bagi seluruh keluarga besar Lutfhi. Sebab mahluk yang ada di dalam jimat itu haus akan tumbal. Sehingga satu persatu anggota keluarga Lutfhi pun dijadikan tumbal pada mahluk yang ada di dalam jimat tersebut. Berapa banyak anggota keluarga Lutfhi yang akan menjadi korban dari keganasan jimat tersebut. Serta apakah Lutfhi akan menjadi salah satu korban jimat kutukan tersebut?
View MoreAngin berhembus dengan kencang. Memindahkan gumpalan awan pekat yang ada di langit. Sambaran petir satu persatu menyambangi bumi dengan begitu terangnya. Suara menggelegar satu persatu terdengar ke telinga setiap orang. Semuanya ketakutan dengan apa yang terjadi. Banyak orang yang mulai takut dengan suara petir itu.Perlahan suara hembusan angin mulai memindahkan posisi hujan. Seketika hujan deras langsung menguyur seluruh kampung Lutfhi. Tak terkecuali lokasi yang menjadi tempat bagi perumahan Lutfhi. Hujan mengguyur juga tempat itu.Hujan deras itu seketika membuat seluruh aktivitas warga terhenti dengan sendirinya. Aktivitas yang di lakukan warga di luar rumah harus terhenti dengan derasnya hujan yang turun. Belum lagi petir dan angin kencang yang mulai mengikuti hujan tersebut. Itu yang membuat semua warga akhirnya memutuskan untuk tetap berada di dalam rumah.Lutfhi dan Tini lebih memilih untuk menyantap semangkuk mie instan berdua. Mereka terlihat begitu menikmati suasana hujan
Sandra yang mulai rindu pada seorang Firman, meminta pada Lukas untuk mempertemukan dirinya dengan sosok ayahnya tersebut. Sandra terus merengek pada seorang Lukas untuk membawa dirinya ke rumah sakit jiwa. Dia ingin melihat bagaimana kondisi dari ayahnya saat ini. Mungkin ini akan menjadi hal yang berat bagi seorang Sandra, tapi Sandra begitu begitu rindu pada Firman yang telah berada di rumah sakit jiwa selama dua minggu terakhir ini.Lukas sebenarnya bisa saja membawa Sandra dan Sandi untuk bertemu dengan sosok Firman. Namun Lukas merasa khawatir, Firman justru akan menyakiti dua anaknya tersebut. Ini yang di khawatirkan oleh seorang Lukas. Hingga dia belum berani untuk membawa Sandra dan Sandi menuju rumah sakit jiwa.Lukas terus meyakinkan hatinya untuk berani membawa Sandra dan Sandi bertemu dengan Firman. Dia butuh keberanian lebih untuk membawa dua anak Firman itu ke rumah sakit jiwa. Tempat itu mungkin akan jadi tempat yang sedikit menakutkan bagi kedua anak Firman. Di sana a
Beberapa orang mulai mendatangi rumah Lutfhi untuk meminta menjadi bagian dalam usaha bakso yang di geluti oleh Lutfhi. Mereka begitu tertarik untuk bergabung bersama dengan Lutfhi dalam berjualan bakso dengan gerobak. Beberapa orang itu begitu antusias saat di izinkan masuk ke dalam istana rumah seorang Lutfhi. Mereka begitu kagum akan megahnya rumah Lutfhi tersebut.Mereka pun begitu nyaman saat duduk di atas sofa rumah Lutfhi. Ini mungkin akan jadi pengalaman paling mengesankan bagi mereka yang baru pertama kali ke rumah Lutfhi yang luas. Sehingga mereka begitu antusias saat bertemu dengan seorang Lutfhi yang di kenal sedikit sombong tersebut.Para calon karyawan Lutfhi itu terlihat sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Lutfhi. Sosok Lutfhi di anggap sebagai sosok pengusaha sukses yang mengawali karirnya dari titik paling rendah. Itu yang membuat mereka begitu kagum terhadap Lutfhi yang memiliki banyak kemampuan.Wajah mereka langsung berseri saat Lutfhi mulai menghampiri m
Firman begitu ketakutan saat arwah gentayangan dari Sarman terus mengejar dirinya. Dia tak kuasa saat melihat kedua mata Sarman yang menyala berwarna merah terang. Dia terlihat begitu tak kuasa dengan wajah seram dari Sarman.Pelarian dari seorang Firman akhirnya berujung saat dia berada di sebuah jalan buntu. Firman tidak bisa kabur lagi dari kejaran seorang Sarman yang membawa sebuah celurit besar. Dia siap membunuh seorang Firman yang juga telah membunuh dirinya. Ini akan menjadi pembalasan yang paling setimpal bagi seorang Sarman."Kamu harus mati sepertiku Firman. Kamu harus mati." ujar Sarman dengan wajah marahnya."Tidak, aku tidak ingin mati di tanganmu Sarman. Tidak akan pernah." balas Firman dengan penuh keyakinan.Sarman tersenyum dengan begitu hebatnya. Dia mulai menaikkan tangan menuju leher Firman. Mungkin satu atau dua cekikan kuat di leher Firman akan membuatnya mati. Ini harus di lakukan oleh seorang Sarman sebagai balas dendam. Sehingga Sarman harus melakukan hal ter
Saung yang sedikit berantakan, di buat Baim semakin berantakan lagi. Dia melempar semua barang yang ada di saung tersebut. Tak lupa dia juga mengumpat kata-kata kasar pada seorang Lutfhi yang memarahinya. Dia mengatakan Lutfhi adalah sosok yang sombong. Dia baru memiliki harta yang sedikit, tapi sudah bisa jauh lebih sombong dari perkiraan seorang Baim. Pria yang besar kepala.Baim merobek bon belanja yang Lutfhi temukan. Dia begitu menyesali telah menyimpan bon belanja tersebut. Padahal jika dia membakar atau merobek bon belanja tersebut. Sudah pasti Lutfhi tidak akan menemukan bon itu. Sehingga Lutfhi tidak tahu, jika Baim melakukan korupsi pada proyek tersebut.Ini menjadi hari yang buruk bagi seorang Baim. Anak buahnya memanggil Baim, dia mengatakan ada seseorang yang mengalami kecelakaan kerja. Dia terjatuh dari tangga yang memiliki ketinggian 4 meter. Pekerja itu meringis kesakitan, hingga harus segera di bawa ke rumah sakit.Baim dan pekerja itu langsung melihat pekerja lainnya
Tak hanya Lukas yang mengecek bangunan sekolahnya saja. Seorang Lutfhi pun datang ke tempat proyek pembangunan perumahan yang tengah di garap oleh seorang Baim. Lutfhi dengan pakaian super mewah, berjalan bersama dengan Tini menyisir setiap bangunan rumah yang masih setengah jadi tersebut.Lutfhi bertemu dengan beberapa pekerja yang terlihat bekerja dengan begitu giat saat melihat kedatangan dari Lutfhi dan Tini. Mereka pun terlihat begitu bersemangat di tengah terik matahari yang begitu menyorot area perumahan.Melihat tukang bangunan itu, Lutfhi menjadi ingat saat dia juga bekerja sebagai tukang bangunan. Lutfhi merasa itu adalah momen paling menyenangkan dalam hidupnya. Bisa menjadi seorang tukang bangunan yang membangun bangunan rumah dengan gaji yang minim.Begitu juga Tini, dia merasa pernah menjadi seorang istri tukang bangunan. Dia menunggu Lutfhi untuk pulang membawa uang. Namun gajinya masih di tahan oleh bossnya sendiri. Itu adalah kenangan tersendiri bagi seorang Tini. Dia
Lukas harus menumpang sebuah mobil untuk bisa ke bangunan sekolah yang di buatnya. Kini Lukas sudah tidak tinggal bersama dengan kedua orangtuanya. Dia harus tinggal bersama dua anak Firman yang di usir warga menjauh dari kampung mereka.Ini tentu jadi tantangan tersendiri bagi seorang Lukas. Pasalnya jarak kontrakan baru Lukas dengan bangunan sekolah cukup jauh. Sehingga Lukas harus bisa menumpang mobil untuk bisa sampai di bangunan sekolah miliknya tersebut.Lukas terlihat begitu bahagia saat sudah sampai di bangunan sekolahnya. Dia tersenyum dengan begitu lebar saat melihat bangunan sekolahnya yang kembali di bangun menggunakan uang warisan seorang Darwis. Lukas berharap bangunan sekolah yang akan di bangun oleh dirinya tidak akan mengalami musibah seperti sebelumnya. Ini yang di harapkan oleh seorang Lukas.Seorang perempuan renta menghampiri seorang Lukas. Dia membawa sepiring gorengan yang akan di berikan pada pegawai yang tengah membangun sekolah milik Lukas. Perempuan tua itu
Firman kembali bermimpi buruk. Bahkan di mimpi buruk keduanya ini, Firman benar-benar tak bisa membayangkan apapun lagi. Dia terlihat begitu ketakutan saat sesosok mahluk menyeramkan menyerupai monster mengejar dirinya. Mahluk itu berusaha membunuh Firman dengan kedua tangan yang di penuhi darah dan nanah.Firman segera bangun dari tidurnya. Dia berteriak dengan begitu kencangnya. Hingga terdengar ke segala penjuru rumah sakit.Beberapa petugas rumah sakit jiwa yang mendengar suara teriakan dari seorang Firman, langsung menghampiri Firman. Mereka ingin tahu apa yang terjadi pada sosok Firman yang berteriak dengan begitu kencang tersebut.Begitu petugas itu datang, Firman langsung menyerang petugas itu dengan benda-benda yang ada di dalam ruangan Firman. Mulai dari piring kotor, hingga sendok dan garpu yang di lemparkan pada petugas. Firman melihat sosok petugas itu layaknya sosok Sarman yang dia bunuh.Petugas itu tetap tenang dengan segala upaya yang di lakukan oleh Firman. Dia terli
Hasil perundingan tetap mengharuskan dua anak Firman untuk tetap pergi dari kampung. Keduanya harus segera meninggalkan kampung untuk memenuhi tuntutan warga yang khawatir akan teror Kuntilanak di kampung mereka.Berat bagi kedua anak Firman untuk pergi dari rumah Darwis dan Ima. Mereka harus berpisah dengan kedua orang yang sudah mereka anggap sebagai orangtua mereka sendiri. Apalagi Sandi yang sudah begitu nyaman dengan Ima, terlihat berat saat harus berpisah dengan perempuan berusia 50 tahun tersebut. Sandi tak kunjung henti meneteskan air mata kesedihannya. Bagaimana dia harus kehilangan meninggalkan sosok Ima yang selama ini begitu baik pada dirinya.Sandra menangis juga, tapi dia lebih sedikit tegar. Mungkin dia sudah paham betul apa yang akan terjadi pada dirinya. Mengingat keberadaan dari Sandra dan Sandi memang menjadi sorotan tersendiri bagi warga kampung. Sandra dan Sandi di anggap sebagai dua anak pembawa sial bagi kampung. Sehingga Sandra dan Sandi pun harus segera pergi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.