Share

SISI ROMANTIS ATHALA

Dengan pandangan menerawang jalanan di luar lewat kaca bus yang kutumpangi, tanganku ikut serta menopang wajah dengan raut wajah kelewat datar. Seolah tak memusingkan keadaan bus yang hari ini lumayan ramai diminati pekerja kantoran yang baru saja pulang.

Untung saja, kursi ntunggal dekat supir masih tersisa. Syukurlah, kali ini harus kuanggap sebagai kebruntungan.

Beralih menatap arloji yang melingkar padpergelangan tangan, aku mendesah lelah, sebentar lagi dunia pikiran membawa tubuhku masuk selama satu jam ke depan. Merasa puas mantap jam yang tertera, aku beralih menatap jalanan untuk mengetahui berapa halte lagi yang harus kulalui setelah halte pertama terlewat tadi.

“Masih lumayan lama,” gumamku setelah menatap jalanan cukup lama.

Aku kembali menopang dagu, memilih terlelap lebih dulu sebelum dunia pikiran kembali menghanyutkanku untuk kesekian kalinya.

“Andalusia!” Aku tersentak mendengar seruan lumayan kencang itu. Tubuhku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status