Share

Scream [6]

“Aku nggak akan salah naik angkutan,” bantahku. “Kamu kira aku buta?”

Marco tertawa sembari menyerahkan helm padaku. “Kamu nggak buta, Nef. Tapi kamu lagi banyak pikiran. Takutnya malah jadi nggak waspada.”

Marco ada benarnya kali inii. Oleh karena itu, aku tidak lagi membantah lagi. Setelah memasang helm yang -lagi-lagi- dibantu oleh Marco, aku pun naik ke boncengan pacarku. Aku tiba di Rumah Borju sekitar pukul lima sore. Suasana tempat indekos cukup sepi. Tampaknya, teman-temanku masih belum pulang atau sedang beristirahat di kamar masing-masing.

Hanya ada satu pintu yang terbuka, kamar Thea. Rasa penasaran mendorongku untuk menghampiri pintu yang terpentang itu. Kukira, akan melihat Mbak Titiek atau malah Thea di dalam kamar. Nyatanya, bukan keduanya. Melainkan Vicky yang sedang memasukkan pakaian Thea ke dalam koper berukuran besar.

“Hei, Nef,” sapanya begitu menyadari kehadiranku. Dia melambai, mengund

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status