Share

Speechless [2]

“Udah delapan bulan, Co. Awalnya, aku disuruh ke Medan. Karena katanya aku bakalan sekolah sambil kerja di sana. Baru sehari di Medan, tau-tau aku dibawa ke sini. Waktu itu, ada tiga orang cewek lain yang juga sama kayak aku. Sampai di sini, kami diajak ke salon untuk potong rambut. Dibeliin baju, parfum, sepatu, sampai tas. Aku kan cuma bawa pakaian seadanya, nggak terlalu bagus juga. Karena keluargaku hidupnya susah. Jangankan beli baju bagus, untuk makan aja kesulitan, Co.”

Perasaanku makin tak keruan. Apalagi ketika Nilla bercerita tentang hari-hari yang harus dilaluinya selama berada di kota kesayanganku ini. Nilla dilarang menghubungi keluarga, belum lagi keharusan untuk melayani sejumlah pria hidung belang setiap harinya. Jika ketahuan membangkang, harus siap mendapat hukuman. Masih menurut Nilla, dipukuli sudah menjadi hal yang lumrah baginya dan teman-temannya.

“Kami berdelapan, semua tinggal satu rumah kos-kosan. Bos dan istrinya yang jadi i

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status