Share

Speechless [1]

Perjalanan menuju Puan Derana nyaris kulewatkan dalam diam, hanya menjadi pendengar. Cuma sesekali aku merespons. Itu pun jika memang dibutuhkan. Bukan karena masih terlalu terkesima oleh efek pegangan tangan Marco, lho! Melainkan alasan lain yang berkaitan dengan Nilla.

Aku duduk di jok tengah, diapit oleh Marco dan Nilla. Sementara Levi memilih berada di sebelah kiri sopir yang disapanya dengan “Pak Awan”. Saat kami duduk semobil itulah banyak sekali pengalaman mengerikan yang dibagikan Nilla pada semua orang. Membuat bulu kudukku meremang dan berkali-kali harus menahan air mata.

“Makasih ya, Kak. Kalau tadi Kakak nggak ada, aku pasti nggak akan ketemu Marco,” kata Nilla padaku, saat mobil baru saja bergerak.

“Nggak perlu bilang makasih. Karena aku nggak ngapa-ngapain, La. Kebetulan aja kita bisa ketemu,” ucapku.

“Kenapa manggil ‘Marco’ doang, La? Bang Marco, harusnya,” sergah Levi diikuti tawa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status