Share

Nasib Malang Ibu dan Anak B

Mas Bayu menutup pintu. Pakde Umar lalu kebelakang mungkin kedapur. Sebuah motor memasuki halaman rumah Pakde Umar. Kelihatannya motor Dimas. Kuintip dari jendela. Pakde Umar memapak Eis dan Dimas.

"Mas, nanti kesana sama siapa?" Kutatap suamiku yang kini duduk di sofa.

"Aku sama Pakde Umar saja. Biar Dimas jaga dirumah, kasihan dia seharian belum istirahat." Mas Bayu menatapku penuh arti.

"Jadi, beneran aku ditinggal disini?" tanyaku memastikan berharap Mas Bayu mengijinkan aku ikut.

Mas Bayu menarik nafas berat. "Nurut kata orangtua itu lebih baik. Jangan ngeyel!" tegas Mas Bayu.

Pupus sudah harapan ini. Ekspresi Mas Bayu enggan dibantah.

"Mas buatin susu dulu, nanti habis minum susu tidur. Mas nggak mau kamu begadang, kamu itu harus istirahat cukup, nggak boleh capek, nggak boleh banyak pikiran."

Ih, mulai deh, ngomel. Mas Bayu bangkit meraih plastik perbekalan susu ibu hamil. Mas Bayu tuh semenjak aku hamil, suka ngomel melulu. Perhatian sih, tapi 'kan nggak enak juga kalau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status