Share

Nasib Malang ibu dan anak A

"Yang, Mas kedepan, ya! Nongkrong sama bapak-bapak di pos depan," ucap suamiku. Mas Bayu berdiri memakai kaos oblong dan celana pendek, kelihatan tampan bikin gemes.

"Hem," sahutku fokus membaca buku KIA yang kudapat dari Ayu usai periksa kehamilan kemarin.

Rumah sepi. Dimas pergi dari tadi sore, sekarang Mas Bayu pergi juga.

"Sayang, kamu sama bunda, ya dirumah! Sehat selalu didalam sana, bunda nggak sabar pengen ketemu kamu," kuelus perutku ini. Berbalut baju piyama tidur motif keropi aku bersandar di ruang TV.

Ponselku berdering, segera kulihat. Rupanya Eis, tumben nelpon malam-malam.

"Hallo assalamualaikum," sapaku seperti biasa.

Suara bising, jerit tangis seorang wanita terdengar riuh dari sambungan telepon. Ada apa sebenarnya?

"Eis, hallo! Eis!"

"Hallo, Rin! Hallo!"

Perlahan suara Eis jelas, sedang suara jerit dan tangisan itu mulai hilang.

"Kamu dimana si? Itu tadi suara siapa? Kok histeris banget." Deretan pertanyaan ku lontarkan pada Eis keningku berkerut.

"Aku dir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status