Noah mnegendarai motornya menuju ke rumah sakit bersama dengan Daniel. Sesampai di sana Noah bertemu dengan dokter Thomas.
"Dok ini uang yang waktu itu aku katakan" Noah memberikan amplop berwarna putih berukuran sedang kepada dokter Thomas.
"Noah, kenapa kamu membayarnya sekarang? Kami tetap akan menangani kakak kamu."
"Tidak apa-apa, Dok. Aku semalam mendapatkan uang itu dan aku langsung ke sini, aku tidak mau nanti uang ini habis tidak bersisa untuk hal yang lain."
"Noah, apa kamu semalam balapan lagi?" Tatap dokter yang memang sudah lama tau tentang Noah.
"Iya, Dok. Hanya itu yang bisa saya lakukan untuk mendapat uang untuk pengobatan kakakku. Kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih dokter sudah mau merawat Nathali selama ini, aku berharap dia bisa segera sembuh, aku merindukan dia."
Noah berjalan di lorong rumah sakit, dia melewati taman dan melihat ada kakaknya di sana, Noah dan Daniel melihat dari kejauhan. Nathalia sedang
Leon tersenyum mendengar ucapan kakaknya yang polos itu, Lana memang masih menganggap kesetiaan adalah hal yang sangat penting. Padahal banyak di luaran pasangan yang tidak setia dengan kekasihnya, bahkan yang sudah menikah sekalipun. Makhlum saja, dia tidak pernah membina suatu hubungan."Memangnya kamu sudah berpacaran dengan dia?"Lana terdiam melihat ke arah Leon. "Kita sudah berkencan beberapa kali, bahkan dia sudah mencuri ciuman pertamaku, tapi ternyata di juga masih berciuman dengan gadis lain.""Kalian, kan, belum berpacaran, hanya kencan, jadi wajar dia bebas dengan wanita lain, karena saat dia menyatakan ingin menjadi kekasih kamu, kamu tidak menjawab, jadi kamu tidak perlu cemburu begitu."Lana mencerna kata-kata adiknya. Lana memang tidak seharusnya marah akan hal itu. "Apa hal seperti itu perlu diperjelas, Leon?""Ada hal yang membutuhkan kejelasan, Lana, tapi ada hal yang tidak perlu penjelasan yang sepasang kekasih itu b
Lana akhirnya tidak mau membahas lagi tentang pertanyaan yang dia lontarkan, dia malah malu sendiri."Tidak jadi.""Jangan begitu, coba ulangi apa pertanyaan yang ingin kamu tanyakan itu?" bisik Noah lembut pada telinga Lana.Tok ... tokLana mendelik kaget saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. "Noah, ada yang datang, kamu sembunyi dulu." Lana tampak panik. Noah mengambil baju dan celana jeansnya, dan dia bersembunyi di bawah ranjang Lana."Lana, buka pintunya! Apa kamu sudsh tidur?" suara mamanya dari balik pintu."Oh my God! Itu mama." Lana terlihat sangat takut mendengar suara mamanya. Dia belum memakai bajunya, dan hanya menutupi dengan baju yang tadi dia lepaskan."Lana.""Ada apa, Ma?" Lana berbicara dengan mamanya hanya dari balik pintu yang dia buka sangat kecil."Kamu kenapa? Kenapa pintunya tidak dibuka semua?""Aku sedang ganti baju, Ma. Aku mau memakai piyama tidurku lalu tidur.
Lana melihat ada banguna flat yang sederhana di sana, dia mengedarkan pandangannya mencari nomor sembilan yang ada di depan pintu flat itu."Leon, itu nomor sembilan, di sana Noah tinggal." Lana menunjuk ke arah flat yang ada di lantai tiga. Leon dan Lana segera menaiki anak tangga."Lana, kamu yakin di sini Noah tinggal?" tanya Leon yang melihat bangunan dan tempat yang tidak pernah dia kunjungi. "Tempat ini terlihat tidak tertata dengan rapi dan agak kotor." Leon tampak agak jijik melihatnya."Kamu itu jangan seperti mama, semua orang itu sama, Noah juga sama seperti kita, hanya saja nasibnya yang kurang baik.""Kamu juga nasibnya kurang baik, kenapa kamu bisa berkenalan bahkan menyukai pria seperti Noah?" Leon memutar bola matanya jengah.Saat akan mengetuk pintu, tiba-tiba pintu sudah terbuka dari dalam, Lana sangat kaget saat dia melihat ada seorang gadis yang keluar dari Flat tempat Noah tinggal. Lana ingat siapa gadis itu, dia adalah g
Lana memasangkan gelang yang terbuat dari pilinan benang berwarna hitam dengan ada hiasan motor berwarna silver. "Aku yang membuatkannya sendiri, aku harap kamu menyukainya, Noah.""Tentu saja aku sangat menyukainya, ini indah sekali. Kamu tau, Lana? Seumur hidup aku tidak ada yang memberiku sesuatu yang sangat manis ini.""Kamu jangan pernah melepaskan gelang ini. Kamu harus terus memakainya. Aku juga akan menyimpan pemberian kamu."Noah kemudian mmeberikan ciumana pada Lana sebagai ucapan terima kasih. Mereka saling beradu ciumana di sana."Lana. kenapa kamu bisa sampai ke sini? Apa orang tua kamu tidak curiga sama kamu?""Aku mengatakan jika aku ingin lari pagi dengan Leon di taman, karena aku sudah lama tidak lari pagi di sini. Aku juga merindukan kamu Noah.""Merindukan aku? Apa kamu yakin?" Lana mengangguk perlahan. "Aku juga sangat merindukan kamu walaupun tadi malam kita baru saja bertemu." Noah sekarang malah membu
Lana dan Leon masuk ke dalam mobil, dari arah jendela mobilnya, Lana bisa melihat Noah berdiri di tempatnya tadi dengan membawa dua burger di tangannya. Noah juga menatap Lana yang berada di dalam mobil.'Noah maafkan aku, nanti aku akan menghubungi kamu.'ucap Lana dalam hati. Lana menyandarkan dirinya pada bangkunya, napas panjang keluar dari mulut Lana. Leon yang melihatnya tau jika kakaknya itu merasa bersalah dengan Noah.Sampai di rumah Lana langsung masuk ke dalam kamarnya. Papinya yang melihat tampak mengerutkan dahinya. "Kakak kamu kenapa? Kalau hanya sekedar ingin burger, papi bisa membelikan sepuluh buah, kenapa dia jadi kesal begitu?"Leon menggedikkan bahunya, lalu dia ikut naik ke lantai kamarnya. Dia menemui Lana di dalam kamarnya. Lana sedang duduk di depan jendela kamarnya."Lana, apa kamu mau burger?""Jangan meledekku, Leon!" Muka Lana kesal melihat wajah adiknya yang seolah menertawakan dirinya.
Lana turun perlahan-lahan, sedangkan Noah sudah siap-siap di bawah untuk menunggu Lana."Lana, kamu hati-hati," ucap Leon pelan."Iya, Leon, kamu jangan malah mebuat aku takut."BlupLana jatuh, tapi Noah berhasil menangkap Lana. Leon yang melihat dari atas sampai menutup mulutnya dengan tangannya."Lana, kita sembunyi dulu, tunggu sampai aman, karena tadi kita menimbulkan suara," bisik Noah mengajak Lana sembunyi di balik tanaman yang agak besar.Benar saja, papi Lana membuka jendela karena mendengar suara berisik. "Suara apa ya itu? Tadi kok ada seperti suara daun gemerisik?""Palingan tanaman kita tertiup angin. Tutup saja jendelanya, Pa. Udaranya sangat dingin malam ini," ucap wanita cantik yang masih fokus dengan tablet di tangannya.Noah dan Lana melihat papi Lana sudah menutup lagi jendelanya, dan Noah mengajak Lana segera pergi dari sana. Mereka yang sudah sampai pada motor Noah saling berciuman.
Bruno berdiri di samping Cilla. Asal tau saja, dulu Bruno ini menyukai Cilla, tapi Cilla sama sekali tidak pernah tertarik dengan Bruno, hanya saja mereka pernah beberapa kali bersama, bahkan di atas ranjang, tapi semua itu tidak berarti apa-apa bagi Cilla. Bagi Cilla dia hanya menyukai Noah, mungkin karena itu Bruno membenci Noah, dan selalu ingin mengalahakan Noah."Kamu jangan ikut campur, Bruno. Ini urusan aku dengan gadis ini, dan lagian Kamu tidak tau apa-apa tentang ini semua.""Sayang, apa gadis ini sudah membuat hati kamu terluka? Karena dia kekasih Noah?" Tangan Bruno mengusap bibir Cilla, tapi dengan cepat Cilla menangkis tangannya."Jangan menggangguku!""Kalau Noah sudah melupakan kamu, kau bisa bersamaku, aku akan memuaskan kamu lebih dari yang Noah pernah berikan sama kamu." Bruno seolah tidak mau melepas Cilla, dia malah menelungsupkan tangannya pada pinggang Cilla."Bruno, sudah aku bilang pada kamu, kamu jangan macam-macam dengank
Noah kembali terdiam di depan Nala. "Noah, katakan, apa kamu memang tidak ingin kedua orang tuaku mengetahui semua ini? Aku sangat berharap hubungan kita akan di restui kedua orang tuaku, jadi kita tidak perlu semubunyi-sembunyi seperti ini.""Lana, kamu belum tau kehidupanku yang sesungguhnya. Setelah mengetahui semuanya apa kamu masih akan mau bersamaku?""Tentu saja aku mau, setelah semua yang aku lakukan denganmu, bagiku kamu satu-satunya, Noah. Aku mencintaimu.""Lana, sebelum kamu mengenalkan aku kepada kedua orang tua kamu, apa besok kamu mau ikut denganku ke suatu tempat?""Besok? Tapi aku besok sekolah.""Besok kamu tidak perlu masuk sekolah, aku akan mengajak kamu ke suatu tempat, di mana kamu akan tau siapa aku yang sesungguhnya.""Iya, aku mau. Tunggu aku di pintu belakang sekolah, aku akan menemui kamu.""Ya sudah! Aku akan mengantar kamu pulang.""Noah!" Gadis cantik itu memeluk erat pria yang sudah membuatnya jat