Share

Memberikan Waktu (Ken)

"Tuan Jino kenapa anda berselingkuh dengan keponakan nona Kiara sendiri? Apa ini adalah cinta segitiga?"

"Apa karena perusahaan Mauren Corporation telah bangkrut. Jadi, anda meninggalkan nona Kiara?"

"Nona Denia kenapa anda  menjadi perusak  hubungan, dari saudara anda sendiri, padahal nona Kiara dan tuan Jino akan segera menikah?"

Para media melemparkan pertanyaan bertubi-tubi pada Jino dan Denia yang sudah terbukti bersalah berselingkuh di belakang Kiara.

"Tuan Jino, tolong dijawab,"

"Nona Denia, kenapa anda diam saja?"

Jino tidak bisa menjawab apapun. Begitupula dengan Denia yang telah berpura-pura menjadi wanita lemah bersembunyi di belakang punggung Jino.

Tanpa disadari Jino. Langkah kaki Kiara telah melangkah mendekati Denia dengan amarah yang memuncak.

Tangan Denia langsung ditarik Kiara dengan kasar, hingga pegangan Denia di tangan Jino terlepas.

Kiara langsung menampar Denia berkali-kali, hingga tubuh Denia yang sedari tadi ia tutupi dengan selimut terlepas dan tersungkur di depan kaki Kiara.

Plak

Plak

Plak

"Sini kamu! Dasar keponakan busuk! apa kamu buta?! Dia calon suamiku, Denia!" teriak Kiara sembari mencengkram dagu Denia.

Sedangkan Jino, ia sibuk memunguti bajunya. Lalu, setelah selesai, Jino langsung melindungi Denia di dalam dekapannya.

"Kamu jangan gila, Kiara!" sungut Jino tak terima sembari memeluk Denia.

Jino tahu jika dirinya masih membutuhkan Denia untuk perusahaannya. Sedangkan Kiara, dia sudah bangkrut dan tidak akan bisa membantunya lagi.

Tapi, Kiara sama sekali tidak memperdulikan peringatan dari Jino. Kiara juga tidak peduli jika Denia kini berada di pelukan Jino.

Lagi-lagi Kiara menampar Denia dan Jino.

"Hentikan Kiara. Jangan sakiti Denia lagi!" teriak Jino pada Kiara yang sedang dalam keamarahan besarnya.

"Kak Kiara, maafkan aku ...," ucap lirih Denia berpura-pura teraniaya di depan media.

Kiara yang melihat dan mendengar dua makhluk menjijikan di depan matanya itu hanya tersenyum kecut. Lalu berkacak pinggang.

"Lucu ... kalian sangat lucu! pendosa seperti kalian bahkan tidak pantas untuk hidup," kata Kiara.

"Tapi, untuk kali ini, aku akan meminta Tuhan untuk memberi kalian hidup, agar aku bisa melihat kalian mati secara perlahan," tungkas Kiara dengan berapi-api.

Jino masih saja mendekap Denia. Mata merah Jino masih menatap lekat mata tajam Kiara. Jino memang mencintai Kiara. Tapi, perusahaannya jauh lebih penting dari cintanya terhadap Kiara.

Para media tidak henti-hentinya membidik setiap momen antara silingkuhan yang sedang dilabrak  oleh kekasihnya itu.

"Kiara, jangan pikir kamu lebih baik dari Denia! Aku lebih memilih Denia yang lebih apapun dari kamu. Aku harap kamu mengerti," kata Jino. Ia berharap para media lebih menganggapnya pria baik.

"Cih. Pria busuk dengan wanita busuk memang cocok," cibir Kiara.

Lalu Kiara melepaskan cincin yang telah menghiasi jemari manisnya selama beberapa bulan ini. Cincin pertunangannya dengan Jino.

"Ambil cincinmu."

Jino langsung mengambil cincin yang dilempar Kiara di depan wajahnya. Cincin itu langsung Jino remas sembari menatap tajam kearah Kiara.

Kamu pasti akan menyesal, Kiara!

Tidak berapa lama terdengar derap suara langkah sepatu menuju kearah kamar Jino yang kini telah terpenuhi dengan para media.

Dan para media dikejutkan dengan kedatangan Ken sebagai pemimpin dan diikuti David di sampingnya serta beberapa bodyguard berbadan besar mengikuti Ken.

"Itu Tuan Ken"

"Astaga, itu benar-benar Tuan Ken?"

"Tuan Ken sangat tampan."

"Bagaimana Tuan Ken bisa menyempatkan ke sini?"

"Harus cepat-cepat mengabadikan momen ini. Tuan Ken tidak pernah memunculkan dirinya di depan media. Dan untuk nona dari keluarga Mauren, tuan Ken datang. Wah... wah."

Para media saling berbisik mengungkap kegagumannya terhadap sosok Ken yang terlihat sangat tampan dan gagah.

"Ada masalah apa di sini?" tanya Ken dingin sembari menatap Jino dan Kiara tanpa arti.

Kiara diam. Kiara tidak mau melihat keberadaan Ken di sampingnya. Ataupun menjawab pertanyaan dari Ken. Bibirnya sudah enggan untuk mengucapkan nama Jino dan Denia lagi.

Ken yang tidak mendapat jawaban dari Kiara pun langsung mengedarkan pandangannya kepada David.

David yang mendapat perintah lewat pandangan Ken. David langsung mengangguk, paham.

"Bawa mereka keluar dari sini," suruh David kepada beberapa bodyguard di belakangnya.

"Baik, Pak." Para bodyguard pun langsung bergerak sesuai perintah dari David. Jino dan Denia langsung ditarik paksa keluar dengan kasar.

Tapi, bukan Jino namanya jika ia akan pasrah diperlakukan seperti itu oleh bodyguard Ken.

"Lepas!" berontak Jino. Jino pun langsung berlari dengan aura yang sangat menyedihkan kearah Ken.

"Tuan Ken... saya mohon, jangan usir kami. Saya minta maaf telah membuat acara Tuan Ken menjadi kacau," ucap Jino seraya bersimpuh di bawah kaki Ken.

Ken tidak bergeming. Ken malah menghempas kaki yang disentuh oleh Jino.

"David, usir mereka!" David yang mendengar perintah bosnya itu langsung berlari kearah Ken, dan langsung menyeret Jino keluar.

"Kamu ikut aku." Ken menarik paksa Kiara dengan langkah kaki cepat. Namun, para media dengan cepat mengabadikan momen langka tersebut.

Kiara mengenyit kesakitan dan mencoba untuk melepaskan cengkraman Ken pada tangannya. Tapi, apa adaya, kekuatan Ken lebih besar dari Kiara.

"Lepas... lepas!" berontak Kiara. Tapi, Ken tidak memperdulikan ocehan Kiara.

Selama di dalam perjalanan, Kiara tidak henti-hentinya memberontak. Hingga membuat Ken mulai kesal. Akhirnya, dengan terpaksa Ken mengangkat tubuh Kiara seperti mengangkat kantong beras.

"Dasar mesum! Turunkan aku, turunkan!" Kiara masih saja terus memukuli punggung Ken dengan sekuat tenaganya.

Amarah Kiara terhadap Jino dan Denia belum sepenuhnya terlampiaskan.

Gara-gara Ken datang, rencana Kiara untuk memberi pelajaran kepada mantan tunangan dan keponakannya itu menjadi gagal.

Semua ini gara-gara pria ini!  Aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan nyenyak.

"Diam! Jika kamu tidak bisa diam, aku akan menjatuhkanmu," ancam Ken sembari berjalan dengan cepat.

Setelah ancaman yang dikatakan Ken, Kiara tidak lagi memberontak. Karena Kiara tidak mau jatuh konyol, hanya karena dilempar Ken.

Setelah Kiara sudah tidak lagi mau berdebat. Ken akhirnya sampai di kamar pribadinya.

 Dengan kasar Ken menurunkan Kiara di depannya, hingga tubuh Kiara hampir terjatuh kebelakang.

"Bisa pelan-pelan, tidak?" dengus Kiara. Ken hanya diam tidak memperdulikan ocehan Kiara.

"Jadi kapan kamu akan mengembalikan uangku?" tanya Ken dengan nada dinginnya.

Kiara yang  mendengar pertanyaan Ken langsung membulatkan matanya.

 Setelah pertengkaran hebat yang terjadi tadi. Bisa-bisanya Ken menagih uangnya yang masih tersisa satu hari besok.

Dunia ini memang gila.

Setelah perusahaan Kiara hancur dan calon tunangannya berselingkuh dengan keponakannya. Kini pria di depannya malah menagih uang yang benar-benar tidak bisa Kiara berikan sekarang ataupun besok.

God Help me, please!

Kiara memejamkan matanya sejenak, lalu menghela napas panjangnya untuk menjawab pertanyaan Ken.

"Tuan Ken yang terhormat. Aku bukan tidak ingin mengembalikan uangmu. Tapi, untuk kali ini aku tidak bisa. Beri aku waktu untuk mengembalikan perusahaanku dulu,"

"Aku janji, aku akan melunasi semua hutangku." Kiara mulai berharap jika perkataannya akan didengar Ken.

Dan berharap pria di depannya dapat berubah menjadi malaikat baik untuk Kiara.

Hanya untuk saat ini saja.

Ken mengulas dagu yang Ken cukur tidak bersih, namun terlihat sangat gagah.

"Turuti perintahku. Aku akan memberikanmu waktu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status