Share

Kukuh

Hari ini aku mengantar Nyak Marni ke stasiun kereta—stasiun Gambir—bersama dengan Vivi. Tentunya naik mobil Fadlan. Enyak berulang kali mengingatkan agar aku terus menjaga Vivi, setidaknya sampai encingnya datang.

“Denger kata Enyak? Sampai encing kamu datang, Abang yang tanggung jawab.” Aku menegaskan sekali lagi ketika kami dalam perjalanan pulang.

Vivi melirikku sesaat, tajam sekali. 

“Ogah! Sendiri lebih baik,” tolaknya secara kasar.

Aku menggeleng, setelah itu tak lagi terucap kata, baik itu dariku atau Vivi sendiri. Kami pulang bersama, duduk berdampingan. Tapi hati dan pikiran entah ke mana. Biasanya aku yang berusaha mencoba mengerti pun, kini tak mau. Aku lebih mementingkan ego. Namun, aku berpikir lagi, tak tega membuatnya terlalu patah hati.

“Cemburu kamu itu enggak berdasar, Vi. Kita itu enggak ada hubungan apa-apa. Kamu jangan begitu, nyiksa sendiri. Abang kasih tau dari seka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status