Share

Permintaan Maaf Tak Berguna

Suasana pagi ini sudah terasa gersang, tambah gersang lagi ketika kemarahan Fadlan mulai meledak.

“Kamu kira aku segila itu? Bunuh diri karena dikhianati? Rugi sekali hidupku.”

Aku bisa bernapas lega, ternyata dia tak berniat untuk bunuh diri.

Namun, di sini, di tepi jembatan layang dia memandangku jijik.

Aku tahu kemarahannya mungkin tak bisa terbendung lagi. Tak terbayang betapa menderitanya semalaman menahan sakit karena ulahku.

Lalu, dengan bodoh diri ini terus menunda-nunda untuk bicara tentang hubungan yang kami jalani itu.

Akan tetapi, semua terlambat. Aku lebih buruk dari apa pun. Kini yang kuharapkan hanya satu, yaitu semoga Fadlan memaafkanku. Dan aku siap menerima konsekuensi dari semua perbuatanku ini.

Entahlah. Sekarang pikiranku kosong.

“Maaf, Lan. Maaf.”

Aku masih mencoba membujuknya. Namun, sayang semua itu terasa percuma. Dia sama sekali tak menampakkan wajah iba atau ikhlas, malah kilatan marah itu tampak nyata kulihat.

Dia mendekatiku, menarik kerah baju ini kuat-ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status