Tangan Aldy menutup mulutnya sendiri, menahan ketawa melihat reaksi Lisa yang tidak bisa apa-apa didepan Galih.
"Baguslah kalau begitu, kamu dulu orangnya ngga banyak bicara, kalau ngga bilang mana ada orang yang tau?" ujar Galih kepada Lisa sambil nenundukkan badan karena tinggi mereka berbeda dengan satu tangannya mengusap ke kepala Lisa.
"Cari aku kalau butuh apa-apa yah, ngga usah sungkan ataupun malu-malu oke?" tambah Galih sambil mencubit pipi Lisa yang gemesin itu.
Lisa tidak bisa berkata apa-apa lagi, pipinya yang memerah tidak bisa ditutupi. Kemudian Aldy dan Galih menjauh melambaikan tangan juga mengucapkan sampai jumpa lagi.
Obrolan kecil antara Lisa dan Miya yag terdengar saat ini, mereka memuji Galih yang kharismanya tidak kalah sama Aldy yang mendapat penghargaan cowok terganteng satu sekolahan itu.
Dalam benak Lisa masih berpikir apa mungkin semua yang dilakukan ini karena Aldy? apakah dia beneran mau membantuku? lalu kenapa? apa alasanya dia melakukan semua ini? ada apa dibalik semua ini? Pikiran lisa yang banyak pertanyaan, dia merasa antara senang atau sedih dari kejadian tadi.
Setelah itu mereka berdua kembali ke kelas.
Beberapa jam kemudian...
"Akhirnya pulangggg... jugaaa.. " teriak salah satu siswa di salah satu ruang kelas.
"Kamu ngga ke ruang seni kan hari ini Lis ? Kita pergi ke toko minuman yang aku bilang waktu itu hayukk !" seru Miya mengajak lisa dengan semangat.
Ehh... ?!
Dari belakang ada yang menarik seragam Lisa seperti anak kecil.
"Miya kan ? Maaf aku pinjam temanmu sebentar" seru Aldy dengan senyum manis seperti biasanya kemudian menjauh dari Miya.
Hmmm..
Siaalll.. Siall..!!
Tatap Lisa mengarah tajam ke mata Aldy, yang entah kenapa menarik aku dan mau mengajak kemana sebenarnya.
Disisi lain Miya merasa bingung "Sejak kapan mereka berdua jadi sedekat ini? Sebaiknya besok saja saya tanya langsung sama Lisa".
Aldy mengajak Lisa ke pinggir kota yang tepi sungai, asri, damai, angin semilir, banyak burung berterbangan, dan senjapun terlihat indah dari arah sini apalagi ditambah ada jembatan yang menghubungkan dua tempat terpisah karena sungai.
"Kamu ngapain selalu menghindar dariku terus ? Awas saja kalau kamu berani bocorin rahasiaku!" seru Aldy dengan perkataan yang tegas.
"Iya.. Iya maaf, ngga kenapa kenapa kok" jawab singkat Lisa padahal dalam hati lisa malah berkata berbeda, 'ngga menjauh darimu justru semakin membahayakan aku ....'
"Kamu pengen tau ngga sesuatu tentang Galih ?" tanya Aldy dengan menyilangkan kedua tangan.
"Ngga?" reflek Lisa langsung menolak.
"Ohhh gitu yah.. Yaudah kalo ngga mau tau, sia-sia berarti selama ini aku bantu kamu dengan susah payah" kesal mendengar Lisa yang menjawab tanpa pikir panjang langsung menolak.
'Dia pasti sengaja.... Tapi aku sebenarnya pengen tau, yaudahlah apa boleh buat.' gumam Lisa dalam hati gelisah.
Tak lama kemudian....
"Tunggu... aku.. !!!! Aku pengen tau...!!! Aku pengen tau semuanya tentang senior!!" teriak Lisa lantang berubah pikiran.
"Kalian cewek itu beda dimulut lain dihati yah, kalau seperti itu saya bakal kasih tau dengan senang hati tenang saja" dengan nada agak merayu.
Berjalan mendekat ke arah Lisa kemudian berkata tepat ditelinga dan membisikkan "Galih itu sebenarnya sudah punya pacar loh"
Hahh..!!
Tercengang Lisa mendengar itu.
Sejenak terdiam suasana menjadi hening, perasaan Lisa saat ini seperti terkena batu yang besar bahkan sakit lebih dari itu. Tiga tahun lamanya bahkan dia belum sempat menyatakan perasaannya namun semuanya berakhir seperti ini? apakah benar perkataanya itu atau dia sedang bercanda?
Hanya sebuah penyesalan yang dia terima, belum berani mengungkapkan perasaannya selama ini ternyata orang yang dia sukai sudah memiliki pasangan. Betapa hancurnya perasaanku saat ini, tidak ada semangat hidup lagi.
Aku tidak pernah tahu apa-apa selama ini, begitu lama aku suka senior, tapi apa aku justru tidak tahu apapun tentang senior bahkan aku tahu hal ini dari cowok jelek itu .... Aku merasa terlalu naif selama ini.....Saat ini ribuan kata-kata penyesalan terlintas dikepala Lisa, entah kenapa merasa sakit hati dalam banget."Haaa.. Haaa.. Haa.. Reaksimu itu lucu abis pokoknya" Aldy yang dari tadi menahan ketewa akhirnya tidak bisa ditahan lagi melihat raut wajah Lisa, dia begitu geli melihatnya."Hah?" tanya Lisa merasa kebingungan."Aku tadi hanya bercanda kok santai sedikit kenapa, serius amat" jawab Aldy yang masih tertawa lepas."Ngga usah segitu takutnya dong! Haa.. Haa.. Haa.. ! langsung percaya aja sama omongan orang ngga ditelusuri dulu benar ngganya" sambung Aldy sambil memegang perutnya yang sakit dari tadi tertawa terbahak-bahak sampai sakit perut."Kira-kira dong kalau mau ngerjain orang itu!" ujar
Syurr...!!Sebuah mobil melaju dengan cepat melewati genangan tepat dihadapan Lisa dan Aldy.Reflek Aldy langsung menyelamatkan Lisa menutupi agar terhindar dari percikan genangan yang akan mengenai wajah mereka berdua menggunakan jaket."Sudah tau ada genangan masih saja ngebut!" kesal Aldy dan melanjutkan kalimatnya yang masih kesal "Kamu juga bodoh ya! Mobil mau lewat saja kamu ngga tau"Langsung tersentak kaget mendengan kalimat terakhir, padahal baru saja dia mau mengucapkan terimakasih malahan berkata pedas lagi terhadap dirinya."Ehh.... Kalian...!!! Kenapa pakaian kalian jadi dekil begitu" terkejut Galih melihat dua temannya yang terlihat dekil.Mereka berdua pun bekerjasama menjelaskan bahwa tadi ada mobil lewat didepannya dengan kecang.... penjelasan panjang lebar secara detail."Eh senior! Lisa... !" sapa gadis dari belakang Lisa.Merasa bingung Lisa dan Aldy tidak ba
Tangan Aldy masih didagu menaikkan wajah Lisa yang dari tadi menunduk, terlihat Aldy sedang mengomentari Lisa."Kamu itu seperti ngga bisa senyum ya ? Rusa bodoh!" ujar Aldy.Tidak selang beberapa lama lisa mendengar omongan Aldy, Lisa pun mulai tersenyum."Bukan senyum datar seperti itu. Bodoh!" Lanjutan kalimat tadi.Dari kejauhan Galih dan Maya melihat mereka berdua seperti pasangan yang aneh. "Lisa! Kamu berdua sudah selesai belum, aku dan kak senior sudah selesai tinggal mau bayar nih " teriak Maya sambil melambaikan tangannya."Hah! Banyak banget barang yang dia beli""Ngga kurang banyak tuh" ujar mereka berdua kaget melihat belanjaan Galih dan Maya."Lisa, Rusa kecil. Kelihatanya bagus kok, cocok di kamu." terlihat tersenyum Galih sambil mengatakan itu sama Lisa."Ah, makasih kak" jawab Lisa lirih.Cukup satu kalimat saja, Dia bisa membuat perasaanya lega dan melambung tinggi la
"Kalau pas kebetulan cowok itu orangnya ramah, kasih dompet saja gimana? atau syal rajutan juga boleh tuh." kata Miya "Eh! tapi ini belum musim dingin, ngga apa kasih syal?" imbuh Miya.Dengan memikirkan omongan Miya, dia ingin kado yang special tentu yang kreatif juga. "Tapi mau kasih kado apapun juga tetap butuh money kan.... jadi.... ? " bergumam lirih Lisa.Tak selang lama berfikir, Lisa langsung lari kencang masuk ke dalam toko roti dan berteriak "Miya! Aku minggu ini bakal ganti makanan jadi makan roti!""Yeah! Akhirnya Lisa sadar juga, semangat!" dengan wajah penuh semangat Miya akhirnya senang lihat sahabatnya berubah.Di dinding toko terdapat poster menu roti baru yang begitu menggoda. Sambil menunggu pelayannya dia membaca tulisan poster menu roti baru itu "Diskon produk baru! Rasa favoriteku lagi, cokelat almond! Uhh.. "'Ngga boleh! Harus hemat!' benak Lisa"Pak, mau beli kue gulung yang lima ribu it
"Pantas saja kamu ngga ada kemajuan sedikitpun dalam tiga tahun, kasih aja apa yang dia suka! Kayak gini aja kamu masih butuh bantuanku" tersenyum Aldy mengatakan itu. Berfikir senjenak dengan omongan itu, flasback kemarin orang nyebelin pernah mengatakan apa saja yang galih suka salah satunya kue kudapan manis, oh iya bener dia suka kue kudapan manis. "Kasih yang dia suka... Oh! Kudapan manis ya itu" seru Lisa. Dengan masih membayangkan respon Galih setelah nerima kue kudapan mais dari Lisa. 'Wah kue kudapan mais buatan dari Lisa enak ya. Kadonya buatan sendiri baru itu punya arti' dalam benak lisa membayangkan Galih berkata seperti itu. "Oh! Tinggal buat aja sesuatu yang senior suka" pikiran Lisa memang mengispirasi. "Buat sendiri? Emang bisa?" timpal Aldy. "Eh..? Oh iya aku.... ngga bisa bisa buat sendiri dan ngga ada peralatan buat membuatnya hufft" sahut Lisa dengan lemas. "Hmmm... Aku p
Setelah dipersilahkan masuk Lisa ke dalam rumah dan baru melangkah dia melihat sekitar ruangan yang berantakan sekali seperti kapal pecah."Rumahmu ini.... Perlu aku panggil polisikah .." tercengang Lisa melihat sekeliling ruangan yang berantakan.Taruh baju sembarangan, buang sampah sembarangan, taruh alat makan sembarangan, semua tak tertata rapi dan letaknya tidak sesuai tempat."Kalo gitu kita langsung mulai yuk! Tapi aku lupa naro buku resep kuenya dimana, minta tolong batu cariin ya" ujar Aldy dengan senyuman"Katanya bisa buat kue" ujar Lisa."Harus lihat buku dulu baru bisa buat lah" sahut Aldy."Kalo gitu cari aja digoogle lah!" ujar Lisa."Maaf tapi sinyal dirumahku jelek" sahut Aldy."Ngeselin!" Lisa menjawab.Terdengar mereka berdua saling beradu argument tidak mau kalah satu sama yang lain. Di sisi lain memang Aldy sengaja mengundang Lisa ke rumahnya. Selain membantu dia ajarin
"Eh! Itu bukannya foto kamu sama Artis ibu kota yang terkenal itu ya ..."Lisa mencoba membuka pembicaraan terlebih dahulu.Buka..Taruh..."Jangan lupa perjanjian yang kita buat ya!" geram Aldy dengan menaruh kembali foto itu di Almari yang paling atas."Iya iya Maaf sebelumnya, aku ngga akan bilang ke siapapun kok!" dengan kepala menunduk Lisa menjawab.~Kemudian beberapa menit~Hening ..."Anu, sebenernya.. Emm... Kamu sama dia?" dengan gugup Lisa mencoba bertanya."Coba tebak pakai otakmu itu kutu buku, kalau benar aku kasih hadiah!" coba cairkan suasana walaupun Aldy agak kesal."Pacar?" dengan otomatis keluar kata itu dari mulut Lisa. Tapi belum sempat Aldy mengeluarkan untuk mengoreksi."Ngga, ngga itu ngga mungkin ngga masuk akal sama sekali. Dia kan artis cantik, terkenal populer pula. Mana
Mereka berdua melangkah ke arah pintu. Aldy ngintip ke arah lobang pintu."Jam segini siapa tamu yang datang?" tanya Lisa dengan polos"O ho bakalan menarik nih, coba lihat sini" kata Aldy dengan senyum sinis.Kemudian Lisa kedepan arah pintu dan ngintip."Ah!! Senior?!!" Lisa sangat terkejut."Haahaha kebetulan banget kamu" Aldy berkata dengan tangan dimulut menahan ketawa."Kok senior bisa kesini? Bukan kamu yang nyuruh dia kesini kan?" tanya Lisa dengan muka panik."Gimana? Kaget kan ? Dia sendiri yang datang kok, dia tinggal di sebrangku di depan tangga itu persis rumah dia" jelas Aldy."Aduhh kalau ketahuan aku lagi dirumahmu, aku ngomong apa nih?" tanya lisa kebingungan."Ngumpet dulu sana masuk kedalam kamarku" usul Aldy dan menunjuk arah kamarnya."Ah! Ide bagus sekali! Makasih" sahut Lisa yang buru-buru menuju kamar.Klikk..