Bagaimana rasanya punya pasangan tukang selingkuh? Sakit? Tentu saja. Itulah yang dialami Nissa, atau lengkapnya Anissa Fatih Zhakia. Nissa terpaksa bertahan dalam perjodohannya dengan seorang playboy bernama Abyan, demi untuk berbakti pada orang tua. Sakit hati sudah jadi makanan sehari-hari untuk Nissa. Meski sebenarnya, bukan Abyan laki-laki yang Nissa cinta, tapi Raid. Pria bule yang selalu menolak halus cintanya karena alasan perbedaan. Kenyataan itu membuatnya makin merepih, karena merasa tidak berharga di sisi mana pun. Baik Abyan atau Raid. Keduanya seakan tak menginginkan Nissa. Apa kehadiran Nissa memang tidak ada harganya sama sekali? Entahlah. Nissa tidak tahu. Namun, Nissa yakini, dia tidak boleh menyerah, kan? Karena hidup ini adalah sebuah perjuangan. Lalu, sampai kapan Nissa harus berjuang? Nissa sendiri belum menemukan jawaban pastinya. Yang jelas saat ini. Nissa masih bertahan dengan memeluk asanya. Meski mungkin itu hanya hampa semata.
Lihat lebih banyak*Happy Reading*Beruntungnya, pesta pernikahan Raid dan Nissa berjalan lancar setelahnya. Tidak ada aral melintang atau gangguan lagi. Eh, ada sebenarnya. Akan tetapi, hanya gangguan kecil dan masih bisa di tangani Frans dan anak buah Raid lainnya. Membuat sang Raja dan Ratu satu hari itu, bisa tenang menikmati pesta yang berjalan meriah hingga malam tiba. Nissa tidak tahu tepatnya berapa undangan yang Raid sebarkan. Mungkin 3000 atau malah lebih. Yang jelas, pesta yang awalnya ia buat canda ingin dilaksanakan mewah memang benaran terjadi. Bahkan melebihi ekspektasinya. Banyak orang penting yang hadir. Tak hanya dari kalangan pebisnis dari dalam dan luar negeri saja. Bahkan ada juga pejabat, Artis, Model, serta banyak lagi yang tak bisa Nissa sebutkan satu-satu. Ada juga para awak media juga yang meliput jalannya acara. Membuat Nissa merasa jadi artis dadakan. Akan tetapi, kini ia pun tahu jika sang suami mempunyai cakupan relasi yang tak main-main. Beberapa pengelola pondok pesantr
*Happy Reading*"Ada apa Darius? Kau tidak suka dengan kejutanku?" jawab Raid enteng. Seraya tersenyum miring di depan sana. Tetapi sambil menatap posisi Darius yang masih di liputi rasa tak percaya di tempatnya."...""Hey, Dude. Jangan men-judge ku seenak hati mu. Karna aku memang tidak seperti itu." Raid berucap sambil mengulas senyum dan mengedipkan sebelah matanya pada sang istri yang terlihat penasaran akan obrolan dalam teleponnya."....""Memang kapan aku bilang akan menikah dengan Naira?"Eh?"Tidak pernah, kan? Itu sih, kau sendiri yang seenaknya berasumsi." tambah Raid. Membuat Darius langsung bungkam di tempatnya. Sementara sang istri di sampingnya semakin penasaran kala nama sang sahabat di sebutkan."...""Ck, itu karena kami memang punya urusan kerjaan bersama di sana." Raid menautkan jemarinya dengan Nissa. "Lagi pula, kau tau aturan di indonesia, kan? Tentang pingitan yang harus di lakukan pengantin. Jadi ... ya saat itu aku dan istriku sedang dalam masa pingitan. Mak
Asa 125*Happy Reading*"Darius?"Raid langsung menggumamkan sebuah nama, saat mendapati seorang yang tadi menyapanya menghampiri di ruang ganti siang ini. Akhirnya dia datang juga. Raid mengulas senyum penuh makna."Hai, Raid. Sorry aku baru bisa datang sekarang," sapa bule bernama Darius, seraya menghampiri Raid yang sangat gagah dengan jas mahal yang membalut tubuhnya.Raid terlihat mengernyit sejenak, sebelum kembali tersenyum dan mengangguk paham. Ekor matanya menangkap kehadiran seorang lainnya, tapi langsung mengurungkan langkah ketika melihat keberadaan Darius di sana. Seorang gadis yang membuat Darius dan Raid pisah kongsi."Kenapa? Karena pesawatmu delay? atau ... karena sempat ragu?" tembak Raid tanpa basa basi. Membuat Darius hanya bisa tersenyum kikuk di tempatnya.Karena Darius tau pasti, dia gak mungkin memilih antara dua alasan yang baru Raid kemukakan. Bagaimana pun? Mau ditutupi serapat apa pun. Raid pasti tau, kalau Darius sebenarnya sudah pindah ke negara ini dua h
*Happy Reading*Langkah kaki Naira yang tadi tengah berlari terburu-buru mendadak berhenti, ketika melihat tubuh itu tersungkur akibat sebuah bantingan. Naira terpaku dengan napas tercekat dan sorot mata tak percaya melihat kejadian yang baru saja terjadi dihadapannya.K-kok, bisa?"Ni-Nissa?" panggil Naira kaku akhirnya.Yang dipanggil menoleh, lalu mengerjap beberapa kali menatap Naira. Gadis itu sepertinya juga baru tersadar pada apa yang baru saja dilakukan.Rupanya tadi saat berbalik badan, Nissa yang refleksnya sudah sedikit terlatih menahan tangan yang hendak menusuknya. Mendorongnya sedikit ke arah tubuh lawan, kemudian membantingnya. Naira yang memang tidak tahu tentang pelatihan yang Nissa jalani tentu saja terkejut. Sahabat lemahnya berubah keren dan bisa melindungi dirinya sendiri. "Bangsat!" Keterkejutan Nissa dan Naira pun seketika buyar dengan sebuah makian kasar dari wanita yang tadi hendak menusuk Nissa, tapi malah dibanting sang korban. Dia adalah Anjani. Wanita ya
*Happy Reading*"Jadi dia masih belum menyerah, ya?""Akh!"Raid bertanya pada pria yang kini kepalanya sudah berada di bawah kakinya. Pria itu salah satu anak terbuang yang Raid didik dan masuk dalam kawanan Eca. Bahkan, Raid tempatkan untuk menjaga Nissa bersama Eca sebelum pindah ke rumah ini. Jika Eca, Raid tempatkan di dekat Nissa. Maka pria di bawah kakinya ini mengawasi dari jarak jauh. Intinya, orang ini salah satu kepercayaan Raid, tapi mulai mangkir.Ia adalah Zaki. Orang yang sama, yang memberi info tentang ditemukannya mata-mata di pesta pernikahan tadi. Raid mengerti rules yang dimainkan Zaki. Pria itu sengaja memberi info begitu demi menahan Raid dan membiarkan Nissa pergi lebih dulu tanpa pengawasannya. Sayangnya, Zaki tidak tahu jika rencananya sudah terbaca sejak lama. Bahkan, Raid sudah punya rencana sendiri mengacaukan hal itu. Raid saat ini berada di rumahnya. Rumah yang selama ini Nissa tempati. Bedanya rumah itu saat ini sudah banjir dengan genangan darah, juga
*Happy Reading*Dok! Dok! Para penjahat tadi menggedor pintu mobil kembali."Turun!" titahnya tegas.Frans mengulas senyum dibalik kemudi. Kemudian membuka patuh dan pintu mobil. Dia turun dengan kedua tangan terangkat sejajar dengan wajah, tanda menyerah. Meski begitu raut wajah Frans menunjukan sebaliknya. Penjahat tadi menarik tangan Frans dan membawanya ke belakang tubuh dan menguncinya di sana. Frans menuruti saja apa pun mau orang itu."Buka pintu bagian belakang!" Penjahat tadi kembali memberi perintah. "Sudah," sahut Frans santai. "Tunggu!" larang Frans saat orang satunya yang akan membuka pintu bagian belakang. "Hati-hati, dia sedikit galak," ucap Frans yang tentu saja tak dihiraukan orang itu. Malah di remehkan. Pria itu tetap membuka pintu dan ....Brak!Dor!Dor!Dor!Sedetik kemudian pintu dibuka kasar dari dalam dan bunyi tembakan langsung terdengar tiga kali. Pria tadi seketika jatuh tersungkur bertepatan dengan keluarnya seseorang yang memakai kebaya putih penganti
*Happy Reading*5000 gram emas. Di antara semua mahar yang Raid berikan. Hanya satu hal itu yang menyita perhatiannya. Bukan apa-apa, pasalnya Nissa jadi teringat obrolan mereka waktu itu, kala baru saja pulang dari cafe danau. "Kamu mau apa nanti untuk maharnya, Sayang?" Raid bertanya saat mereka masih dalam perjalanan pulang."Apa aja terserah Abang.""Abang serius. Kamu kamu mau apa? Nanti biar Abang usahakan."Nissa tersenyum manis. "Nissa juga serius, kok. Terserah Abang aja mau kasih Nissa apa. Yang jelas, jangan sampai memberatkan Abang dan jangan juga merendahkan Nissa. Abang udah belajar agama, kan? Tentunya sedikit banyaknya sudah tahu tentang ketentuan sebuah mahar."Raid mengangguk faham. "Baiklah, aku mengerti," ucapnya kemudian. Lalu hening. Raid seolah tengah berpikir keras saat ini tentang mahar yang cocok untuk Nissa. "Atau gini aja deh, Bang. Gimana kalau cincin tadi aja yang dijadikan mahar? Cincinnya bagus loh itu. Harganya pasti lumayan." Nissa memberi usulan.
*Happy Reading*Sejak jam tiga pagi, kediaman Naira sudah terlihat sibuk dengan berbagai aktifitas. Apalagi, tentu saja semua demi mempersiapkan acara ijab qabul pernikahan Nissa dan Raid, yang akan dilaksanakan di Masjid dekat rumah Naira. Meski acaranya sendiri mulai jam sembilan pagi. Tetapi tahu kan kalau persiapan mempelai wanita lebih lama dan lebih ribet. Pokoknya butuh berjam-jam hanya persiapannya. Selain pengantin, para brides maid harus di persiapkan. Hal itu membuat Eva yang memang ditunjuk sebagai MUA Nissa hari ini sudah ribet pagi-pagi sekali."Sumpah, deh. Sampe sekarang gue tuh masih penasaran. Si Raid yang spek lucifer itu punya amalan apa, sih, sampe bisa dapetin cewek spek bidadari kayak si Nissa?"Di antara orang-orang yang sibuk, ada Karina yang ikut nimbrung sambil ngemil makaroni pedas hasil jajan kemarin sore. Karina dan jajanan memang sulit di pisahkan. "Kenapa emang? Gue rasa mereka cocok, kok." Eva menimpali di sela kegiatannya melukis di atas wajah Niss
*Happy Reading*"Tidur, Nis. Besok harus nikah juga. Jangan sampai tuh kantung mata ngalahin panda besok, ya."Nissa langsung menolehkan kepala, kala mendengar suara yang menegurnya ketika ia masih menikmati langit berbintang malam itu dari atas balkon. "Eh, elo, Nai." Ternyata yang menegur tadi adalah Naira. "Gue ganggu tidur lo, ya? Maaf, ya?"Malam itu Nissa memang tidur bersama Naira di kamar gadis itu. Acara ijab kabul esok hari memang akan dilaksanakan di Masjid yang ada di dekat rumah Naira. Karena itulah, dari tadi pagi Nissa sudah mengungsi ke rumah ini bersama Eca, Kiki dan Mora. Tiga gadis yang memang menjadi bodyguardnya sampai hari H."Enggak, kok. Gue emang kebangun aja gegara aus. Eh, pas liat balkon ada lo," terang Naira, menghampiri Nissa dan ikut berdiri di balkon. "Elo kenapa belum tidur? Besok padahal harus bangun pagi, kan? Nanti di marahin mbak Eva lo kalau kantung mata lo item."Nissa mengulas senyum manis. Lalu mengalihkan atensi pada langit malam yang memang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.