Share

HARAPAN

Citra duduk di lantai kamar bersandar pada tempat tidurnya, memeluk lututnya yang terangkat. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Anggara begitu keras, begitu tidak memahami dirinya.

Citra mengusap mata ketika bangkit berdiri dan bersiap ke atas tempat tidurnya. Pasti ada alasan di balik sikap Anggara yang tidak ingin membagi rahasianya kepadanya yang tidak dapat di pahami itu.

Pasti ada. Karena jika tidak, tidak ada harapan lagi bagi pernikahan ini.

Tidak sama sekali.

Tidak peduli apa yang telah di lakukan pria itu dua malam lalu ketika ia menerima panggilan dari Andine, Citra berharap Anggara akan meminta maaf kepadanya. Tetapi pria itu menjalankan aktivitas seperti biasanya seperti tidak terjadi apa pun.

"Aku tidak melihat Anggara pagi ini?" Citra bertanya pada bu Ida.

"Sepertinya Tuan pergi pagi pagi sekali." Wanita itu menyingkirkan sisa sisa makan pagi.

"Jangan khawatir non, Anggara mungkin pergi melihat para petani di perkebunan."

Setelah beberapa menit berpikir si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status