Share

Cinta Cita ~ 2

“Ayolah, Kas!” Sudah setengah jam Arya membujuk Kasih, agar mau membawanya menjenguk Harry di rumah sakit, tetapi wanita itu masih bergeming. Berulang kali Kasih menolak, karena keluarganya memang sudah tidak ingin lagi bertemu Arya.

Sejak kejadian dua tahun yang lalu, Harry telah memutuskan semua hubungan dengan Arya. Namun, Harry tetap berhubungan dengan keluarga Arkatama yang lain untuk menghormati Lee, serta Gemi.

“Arya, jangan maksa.” Kasih berdecak. Memberi pria itu rungutan sebal.

“Kas, ini mungkin satu-satunya kesempatanku bicara sama papa.”

Kasih kembali berdecak dan menghempas dokumen di tangannya di meja kerja. Kalau tahu begini, ia tidak akan menerima kedatangan Arya di ruangannya. “Ar, kamu itu sudah dilarang manggil papa, sama papaku. Jadi, nggak usah sok-sokan mau akrab.”

Mengingat perbuatan Arya pada Cita, darah Kasih bisa tiba-tiba mendidih dibuatnya. Namun, ketika Kasih mengingat usaha Arya untuk bertemu Cita selama ini, ia bisa terharu seketika. Memang serba salah, tetapi Kasih tetap teguh pada pendiriannya karena Cita dan keluarga sang papa, tidak mau bertemu lagi dengan pria itu.

“Aku nggak akan bela diri, Kas.” Arya hanya ingin bicara baik-baik dengan Cita dan meminta maaf atas semua kesalahan yang diperbuatnya. “Aku juga sudah nggak minta kalian percaya sama aku. Tapi, tolong kasih aku kesempatan, Kas! Aku mau ketemua papa sama mami dan minta maaf. Aku mau—”

“Ar!” Kasih semakin sebal dibuatnya, karena Arya sama sekali tidak mau mengerti dengan situasi yang dihadapi saat ini. “Papaku sakit, tapi kamu mau bawa-bawa masalah dua tahun lalu? Kamu masih waras?”

Arya menggeleng cepat. Ia segera berdiri, begitu melihat Kasih beranjak dari meja kerjanya. Sambil mengikut Kasih dan menyamakan langkah wanita yang keluar dari ruang kerjanya itu, Arya berujar, “kalau begitu, aku cuma mau jenguk. Aku janji nggak bakal bahas masa lalu. Aku … aku mau buka lembaran baru, Kas! Aku nggak bisa terus-terusan hidup kayak gini!”

“Salahmu, sendiri.” Kasih mengeluarkan ponsel dari saku blazernya dan segera menelepon seseorang. Sambil menunggu panggilannya tersambung, Kasih masih terus mengomeli Arya.

“Tolonglah, Kas—”

“Halo, Ndut.” Kasih kembali memberi decakan kesal pada Arya, yang ikut masuk ke dalam lift. “Aku otewe ke rumah sakit. Kirimin makanan, ya! Tiga. Buat papaku bubur aja. Makasih, Ndut Sayang. Bye!”

Setelah mendengar jawaban di ujung telepon, Kasih mengakhiri panggilannya dan kembali harus menghadapi Arya.

“Arya Sayang, papaku sama tante Sandra, belum tentu mau nerima kamu.” Kasih menyimpan kembali ponselnya di saku blazer. Namun, begitu teringat sesuatu, ia kembali mengeluarkan ponsel dan menelepon seseorang.

“Waktunya juga nggak tepat!” lanjut Kasih sambil menunggu panggilannya tersambung. “Coba tunggu sampai papaku sembuh, baru kamu datang temui beliau.”

“Justru—”

“Abaaang!” Kasih menyela Arya karena panggilannya sudah terhubung dengan seseorang di ujung sana. “Aku otewe rumah sakit. Ketemu di sana, ya! Bye!”

Arya melirik dan menggeleng melihat kebiasaan Kasih yang satu itu. Wanita itu selalu saja menelpon dengan singkat dan mengakhirinya dengan sepihak. “Kas, please, Kas. Bantuin aku sekali ini aja.”

Kasih menghela panjang, sekaligus tidak tega. “Kamu, tuh, ya! Harusnya manggil aku … kakak, mbak, atau ibu sekalian! Dahlah, ikut aku ke rumah sakit, tapi jangan salahin aku kalau kamu diusir! Lagi, dan lagi!”

~~~~~~~~~~~~~~~

“Usir aja, Kak.” Cita berujar datar. Membalik kursi rodanya lalu merapat ke jendela. Hati Cita benar-benar beku. Ia tahu pasti, Arya terkadang masih bolak balik ke Singapura hanya untuk menemuinya.

Namun, Cita sungguh sudah patah arang. Luka yang dialaminya sudah menumpuk dan tidak ada lagi kata maaf yang tersisa. Bahkan, Arya sudah di blacklist dari gedung apartemen yang ditinggalinya di Singapura, sehingga pria itu tidak lagi bisa masuk dengan bebas seperti dahulu kala.

“Bilang ke Arya, kalau dia sudah nggak diterima lagi di keluarga Lukito,” tambah Cita sambil mengepalkan kedua tangan dengan erat.

“Pa?” Kasih menatap Harry dalam kebimbangan. Sejak awal, Kasih memang sudah memberi peringatan pada Arya, tetapi pria itu tetap gigih dengan pendiriannya.

“Biar Tante yang temui dia, Kas.” Sandra mengusap lengan Harry dan mengangguk. Bergegas pergi ke luar ruang rawat inap, untuk bertemu mantan menantu keduanya.

Setelah sekian lama tidak bertatap muka, akhirnya di sinilah Sandra. Kembali bertemu dengan Arya, yang tampak terlihat dewasa dari terakhir mereka bertemu.  

“Mami.” Arya segera berdiri dari duduknya, tetapi tidak melangkah ke mana pun. “Boleh saya jenguk—”

“Tolong jangan panggil saya dengan sebutan mami lagi, Ar.” Sandra menghampiri Arya, lalu duduk di bangku tunggu dengan helaan. “Saya nggak benci sama kamu, tapi, tolong mengerti dengan situasinya. Ada luka yang masih harus terus diobati, terutama Cita.”

Arya jadi serba salah. Kemudian, ia kembali duduk dan menatap Sandra dengan penuh rasa sesal. Arya tidak akan lagi membela diri, karena semua pasti sia-sia belaka.

“Apa boleh, saya jenguk om Harry, Tante?” Tujuan Arya hanya satu, yakni bertemu Cita. Untuk itulah, bagaimanapun juga Arya harus bisa mendekati Harry. Ia tidak akan berharap banyak untuk pertemuan kali ini. Paling tidak, Arya ingin menunjukkan rasa empatinya dengan menjenguk pria yang pernah membantunya dalam berkarir.

“Maaf, tapi lebih baik nggak usah,” tolak Sandra tanpa menoleh, tetapi tidak menunjukkan amarah apa pun. “Dan sekali lagi saya minta tolong, jangan pernah datang lagi. Jauhi keluarga kami dan anggap kita nggak pernah saling mengenal.”

“Tante, saya—”

“Luka Cita sudah terlalu banyak, Ar.” Sandra menoleh dan menggeleng pelan. “Jadi tolong mengerti dan pergilah, karena kamu sudah nggak diterima dalam keluarga ini lagi. Saya, permisi.”

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Siti Juli
wah wah Arya kudu tertatih dulu ini baru bisa dapetin cita lagi
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
beneran Arya selingkuh ya dulu???
goodnovel comment avatar
Reni
Dulu Arya tau kan ya gmn duka Cita, tp dgn teganya malah nambah luka baru lg. Rasain gk semudah itu Arya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status