Primrose Harvey dianggap tak lebih dari perawan tua yang aneh dan diperlakukan dengan buruk oleh keluarganya sendiri. Suatu malam yang tidak dia duga, Primrose diusir keluar dari rumah setelah saudara tirinya yang licik mengatakan sebuah kebohongan. Saat di ambang keputusasaan, seorang pria datang menjemputnya dan mengatakan bahwa dia akan membawa Primrose pergi karena pria itu akan menikahinya sebagai syarat lunasnya utang yang ditanggung oleh ayahnya. Arley Miller, pria yang terkenal dengan reputasi buruknya di seluruh Seattle, tuan muda kaya raya yang jarang bicara, tak pandai mengutarakan kata, dan rumor menyebut dia adalah seorang psikopat. Namun, saat Primrose menjalani hidup dengannya, lambat laun dia bisa melihat sisi lain seorang Arley. Seperti apa jati diri Arley sebenarnya? Apakah pernikahan penebus utang yang mereka lakukan akan mendatangkan kebahagiaan di masa depan, ataukah justru menyingkap tabir kelam yang membuat mereka memutuskan sebuah perpisahan?
Lihat lebih banyakPrims menggigit bibirnya dengan gugup mendengar ‘Cintaku’ sekali lagi diucapkan oleh Arley. Tidak bisa mendefiniskan seperti apa perasannya sekarang ini karena jujur saja ... ini terlalu mendebarkan.Perutnya yang membeku kini seperti tak bisa merasakan apapun. Sedang Arley masih berlutut di hadapannya dengan salah satu alis yang terangkat menunggu jawaban darinya.Prims menengadahkan kepalanya saat Arley perlahan berdiri, meraih kotak transparan yang ada di tangan Prims, menjauhkannya dari pemiliknya dan meletakkannya di atas nakas.Ia tak bisa berkata-kata bahkan ketika Arley meraih pinggangnya dan membuatnya berbaring dalam waktu kurang dari beberapa detik.Mata mereka bertemu pandang di dalam kebisuan. Sentuhan jemarinya yang besar singgah di pipi Prims teriring dengan sebuah bisikan, “Apa yang kamu pikirkan?”Prims masih tak henti menatapnya. Tertawan pesona Arley yang menunduk berada di atasnya. Wangi tubuhnya tercium manis berbaur dengan stroberi yang baru saja mereka gigit sec
‘Baby, I’m dancing in the dark with you between my arms barefoot on the grass, listening to our favourite song ....’Mengalun dengan sangat manis musik yang dinyanyikan oleh sepasang vokalis pria dan wanita yang berada di sudut lain tempat.Resepsi yang diadakan pada malam harinya di ballroom hotel Kings juga sangat megah. Prims hadir di sana, menikmati sajian makanan yang beraneka ragam, dan live music yang merdu di telinganya.Ia baru saja mendengar kalimat Jayden dan Lucia yang mereka sampaikan sesaat sebelum mereka berdansa untuk pertama kalinya setelah resmi menjadi pasangan.Pemandangan manis yang hingga detik ini masih betah dilihat oleh Prims dari tempat ia duduk di kursi VIP bersama dengan Arley.Prianya itu baru saja datang dari kamar mandi dan melemparkan seulas senyumnya yang manis saat kembali duduk di sampingnya.“Apakah ini hidangan penutupnya?” tanya Arley dengan mendekatkan bibirnya di samping telinga Prims.“Iya, Arley. Stroberi di cake milikmu sudah aku makan tadi,
“UHUKK!”—“UHUKKK!”Prims dan Arley terbatuk secara bersamaan mendengar Jayden mengatakan ‘Aku akan menikah dalam waktu dekat.’“Kamu serius?” Arley membola kedua matanya, menatap Jayden meminta penjelasan.“Memangnya aku terlihat bercanda?” tanyanya balik, sedikit kesal.“Dengan siapa kamu menikah, Jay?”“Dengan pacarku, Pak Arley. Dengan Lucia. Tadinya aku berencana melamarnya dulu dan menikah tahun depan. Tapi setelah aku pikir-pikir ... untuk apa menunda? Kami bahkan sudah selama ini bersama-sama.”Arley masih melongo, matanya mengerjap beberapa kali sebelum Prims menepuk punggung tangannya agar ia tersadar.“Jadi, kapan itu pernikahanmu?”“Sekitar dua minggu lagi. Aku akan datang dengan Lucia untuk memberikan undangannya padamu dan Nona Primrose.”Arley mengangguk, meski ia tersenyum ada seberkas rasa sedih yang tersirat di kedua pelupuk matanya.“Kenapa, Arley?” tanya Prims setelah memastikan dan menelaah bahwa yang ia lihat pada Arley memang benar sebuah gurat kesedihan “Kenapa
Jika Prims tak menarik tangan Arley, prianya itu bisa saja menempel di dinding dengan terus tersenyum dan berkali-kali mengusap pipi serta dadanya sendiri secara bergantian.“Ayo makan siang kalau begitu. Kamu mau lobster yang besar?” tanya Prims yang dijawab dengan menggunakan anggukan.“Apakah aku boleh ikut makan lobster yang kamu pesan nanti?”“Iya,” jawab Arley dengan masih tersenyum di depan Prims.Mereka berjalan bergandengan tangan, menyusul Jayden yang ternyata sibuk menyiapkan mobil agar stand by di depan pintu lobi sebelah barat.“Arley bilang dia jadi makan lobster, Jay,” ujar Prims saat sudah berada di dekat jayden.“Nona tidak curiga bahwa itu hanya dia jadikan sebagai ajang—“ Jayden berhenti bicara.Ia memandang Arley yang berdiri di samping Prims, tengah tertawa berkali-kali dengan raut wajahnya yang tampak bahagia.Jayden mengerutkan alis lebatnya, matanya yang sudah sipit terlihat semakin sipit saat tatapan menelisiknya menerpa Arley dengan benak yang penuh dengan ta
“Jangan ditutup ....” ucapnya dengan senyum yang manis dan mata yang berbinar menerpa Prims hampir putus asa.Prims melihatnya ikut naik ke atas ranjang dan memeluknya. Menempatkan mereka saling berhadapan dengan keadaan mata mereka yang sejajar sebelum Arley menghilang dari pandangannya.Sekiranya ... Prims tidak perlu bertanya lagi ke mana perginya Arley karena ia telah bisa merasakannya. Lembut lidahnya yang menyesap, pada bagian paling sensitifnya atau pada letak yang lebih dekat dengan lehernya.Prims menutup matanya, menyisipkan jemarinya di antara rambut hitam Arley yang lebat. Tidak kuasa menahan diri untuk tidak mengeluarkan suara erotika. Napasnya tersengal, tubuhnya beraksi lebih banyak daripada yang ia pikirkan. Ini di luar kendalinya.“K-kenapa di sana j-juga?” tanya Prims terbata-bata saat merasakan tangan besar Arley yang menyelinap di balik dress yang ia kenakan. Menyinggahi lutut dan sekarang telah tiba di pahanya.“Bukankah paket dada artinya akan mendapatkan paket
Pasca malam mencekam itu ... Tom sudah boleh meninggaalkan rumah sakit. Kondisinya membaik. Meski dia dipukuli oleh anak buah Alice dan Erren, tidak ada luka dalam yang cukup berarti. Katie pun demikian. Ia hanya perlu kontrol setiap minggu untuk kulitnya yang pernah mengalami luka bakar.Prims kembali ke rumahnya, beberapa hari yang lalu ia dijenguk oleh profesor Mashe dan juga istrinya, Erren.Profesor ikut prihatin dengan yang terjadi padanya, tetapi ... Prims mengatakan bahwa semuanya sudah selesai, dan ia baik-baik saja sekarang.Selama beberapa hari terakhir ini ... Arley juga absen dari kantor. Ia bolak-balik ke kantor polisi untuk memenuhi panggilan. Untuk dimintai keterangan bersama dengan Jayden, terutama untuk aksinya yang menumbangkan lima belas berandalan yang kala itu menyerangnya tak jauh dari komplek perumahan.Kemudian ....Sore ini, Prims baru saja masuk ke dalam rumah setelah ikut Jodie memetik bunga di taman samping. Ia menjumpai Arley yang datang setelah sejak p
Anggota polisi berderap mengamankan tempat itu, Prims melihat Alice yang mendapatkan batuan setelah api terlebih dahulu dipadamkan.Teriakan kesakitannya membubung tinggi memecah langit malam.Yang saat Prims menatap ke atas, ia menjumpai kepulan asap abu-abu yang ia yakini sebagai titik awal di mana polisi bisa menemukan tempat ini—selain dari keterangannya yang mengatakan soal ia yang diculik sekeluarnya dari Mount Beverly dan dibawa entah ke mana oleh sebuah jeep hitam selama ia tak sadar.Meski Prims bisa berdiri tegak, tetapi sesak akibat kedua tangan Alice yang mencekiknya telah membuatnya kehilangan sebagian kesadarannya sehingga ia menjumpai bayangan putih yang berlalu-lalang di matanya.Ia nyaris saja limbung ke belakang jika tak ada lengan kekar seseorang yang menahannya dengan cepat.Samar Prims melihat, itu adalah ... ‘Arley?’ batinnya.Prims terlalu lemah untuk bersuara. Ia merasakan dekapan tangan Arley yang sesaat kemudian mengangkatnya keluar dari tempat kejadian perka
....Prims sebenarnya sudah berhasil untuk menghubungi 911, tetapi sialnya ... saat dispatcher menanyakan di mana ia berada, ia tidak bisa menjawabnya dengan pasti.Ia menjelaskan bahwa ia dibawa ke sini dalam kedaan tidak sadar sehingga ia tak bisa mengenali di mana ia berada, atau seperti apa lingkungan sekitarnya.“Sejak kapan anda tidak sadar, Nona?”“Sekeluarnya aku dari perumahan Mount Beverly. Aku dibawa menggunakan Jeep warna hitam yang dikemudian oleh seorang pria berumur sekitar tiga puluh tahunan.”“Kami akan melacak lokasi anda sekarang, tolong—“Panggilan itu mati begitu saja. Prims tidak bisa mendengar apapun lagi karena ponselnya mati. Sepertinya batrainya habis. Kesialan di saat yang tidak tepat.Prims memejamkan matanya dengan tidak berdaya. Pandangannya ia jatuhkan pada pria yang telah ia buat pingsan yang ada di lantai dan diselimuti oleh kegelapan.“KYAA!”Prims terjaga dari lamunan sesaatnya kala mendengar jeritan Katie dari sisi bangunan yang lain. Prims menginti
“Bukannya kamu tadi membawanya ke sini?” tanya seorang lelaki dengan suara beratnya.“Iya.” Seorang pria lain yang bersuara lebih ringan menjawabnya.“Lalu di mana dia sekarang?”“Tidak tahu. Bagaimana caranya keluar dari sini. Apa mungin lewat ventilasi?”“Kecuali dia berubah menjadi udara, maka dia bisa melewati ventilasi itu.”“Periksa semua tempat! Prims menghilang!”Lari mereka terdengar meninggalkan ruang gelap itu. Prims bisa mendengarnya dengan jelas. Percakapan mereka, suara mereka yang cemas, tak ada satu pun yang luput dari pendengarannya. Prims juga bisa melihat dua pria berbadan kekar itu menjauh sebelum melapor pada Erren yang terdengar murka di sebelah bangunan yang lain.Prims tidak menghilang!Dia hanya memanfaatkan situasi genting. Dalam peluang beberapa detik yang krusial yang dia pergunakan dengan baik.Saat ia berpikir perihal ‘jalan keluar’, Prims mendapatkannya. Ia berjalan dengan gegas menuju ke samping pintu. Prims mengenali dari kenopnya yang masih sedikit m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.