Share

7. Everything will be fine, right?

Kata nenekku, hujan yang begini namanya hujan awet. Sesekali lebat saat curahnya sedang tinggi. Terus menerus turun secara konstan. Aku dan Esa masih bingung caranya pulang meski jarak dari sini ke rumah kami tak lebih dari 100 meter. Warung lalapan tadi terpaksa tutup dan tanpa sengaja mengusir kami pergi, dan kami sekarang berada di pinggir ruko tepat di belakang tenda tersebut. Melihat kanan-kiri yang sudah sepi. Hanya sedikit kendaraan yang berlalu-lalang.

ā€œPulang, yuk!ā€ Ajak Esa tiba-tiba.

Aku terdiam, lalu mendongak menatap langit. Ini bukan perihal mau pulang atau tidak, tapi aku bisa menggigil seperti orang malaria dan keesokan paginya akan jatuh sakit kalau sudah terkena hujan. Jiwaku ini suka menantang, tapi fisikku sendiri lemah. Selalu tak selaras.

ā€œDari perkiraan cuaca, tiga jam kedepan masih hujan.ā€ Ia memeriksa ramalan cuaca pada ponselnya lalu mendengus pelan. ā€œMasih mau diam di sini tiga jam lagi? kamu nggak ngantuk?ā€

D

SunšŸŒ…

Halo semua! apa kabar? kuharap selalu dalam kondisi baik, ya. Aku sangat berterima kasih untuk kalian yang sudah baca sampai sini tanpa rasa bosan. Kedepannya, aku akan berusaha untuk membuat Dream first class menjadi cerita yang lebih menarik lagi. See you in the next part! Gamsahabnida!

| 2
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status