Share

Bab 9. Hamdalah Istighfar

Salma hanya terdiam saja. Ia merasa semakin malu dengan keadaannya di cafe itu. Sampai Fariz yang harus berkata lagi. 

"Terus mau kamu apa? Di dalam ruangan yang hanya kita berdua, kamu menolak, di dalam tempat rame pun juga, mau kamu seperti apa! Apa ini yang kamu maksud?" Fariz geram namun masih mencoba mengerem semuanya karena di tempat umum. 

"Nggak ada yang benar, Pak. Semua itu salah dan bukan mau saya," ucap Salma mulai lari dari area cafe. 

"Sal, tunggu!" ucap Fariz namun diabaikan Salma. 

Salma telah ditunggu Freya di depan perusahaan. Namun, Salma nampak kesal dan menahan air mata. Fariz masih mengejar Salma sampai depan perusahaan. 

"Salma, kenapa sih? Kamu berantem sama CEO? Ah, nggak mungkin. Ini udah beres belum tentang lombanya itu? Kok malah mau menangis? Masalah apa?" Freya rempong dengan keadaan sahabatnya. 

"Salma! Kamu kenapa menangis? Haha …" tawa Fariz. 

"Bilangin sahabat kamu, suruh berhenti menangisnya, saya mau marah," ucap Fariz. 

"Hhhh, sok banget sih, udah dengar juga," ucap Salma. 

"Bagus, kamu tuh mempermalukan saya! Sadar nggak! Kenapa kamu pergi dengan berlari seperti itu? Kamu tahu apa yang mereka katakan! Dikiranya aku menyakiti kamu! Puas!" ucap Fariz penuh tekanan. 

"Maaf ya Bapak Fariz yang terhormat, saya kira bapak tadi mengajak saya untuk bertemu dengan panitia yang mengurusi lomba, makannya bilang yang jelas dong," jawab Salma dengan ucapan santai. 

Fariz terdiam dan menatap sangar ke arah Salma. Bisa saja, sosok yang di depan Fariz itu merangkai kata. Freya yang biasanya rempong dan suka nyocokin Salma dengan CEO itu, kini malah tak berani berkutik. 

"Apa harus?" tanya Fariz sembari mengerutkan keningnya. 

"Ya iyalah, masalah pembicaraan perjodohan, pikir sendiri dimana salahnya, dan yang bukan kodratnya jangan dilakukan!" ucap Salma. 

"Hahaha … duduk dulu, aku jelaskan tentang itu." Fariz kembali tertawa jika perempuan itu mengatakan mengenai hal tersebut. Ia paham maksud Salma ialah gay. 

Freya yang baru mendengar itu pun tentu sangat heran. Sebenarnya apa yang terjadi dengan sahabatnya dan CEO? Berbagai pertanyaan terkejut termasuk gay itu juga terngiang salam diri Freya. 

"Baiklah, kita duduk dulu Frey," ucap Salma. 

"Dengar ya, aku itu hanya bercanda, aku juga laki-laki normal yang mencintai wanita, bukan mencintai laki-laki, kenapa kamu tetap menanyakan tentang gay itu?" tanya Fariz. 

'Oh ya? Hamdalah dan istighfar dong dengan pernyataan ini,' batin Salma. 

"Alhamdulillaah kalau Bapak ini laki-lak normal. Astaghfirullahaladzim karena akibat Pak CEO bohong ya, muncul perjodohan kita," ucap Salma dengan perlahan mengeluarkan nafas lega karena Fariz bukan laki-laki gay. 

"Maksudnya bagaimana?" tanya bingung Fariz. 

Salma menceritakan kejadiannya yang curhat dengan mamanya mengenai Fariz dan orang tua Fariz yang juga mencari tahu di kantornya. Fariz kesal dengan hal tersebut. 

"Ya kan cuma bercanda, kamu itu yaaa! Masa gitu aja juga percaya! Kalau seperti ini kamu juga yang rugi! Nanti sore deh keluarga saya datang ke rumah kamu, saya jelasin semuanya," ucap Fariz menahan emosi. 

"Percuma atau ada keputusan lain ya," ucap Salma. 

"Hhh, lihat saja nanti. Tenang! Entar saya bantu, tapi jangan bikin rencana sendiri! Jangan bikin kesal seperti ini karena canda yang kamu anggap serius!" ucap Fariz. 

"Itu tuh salah Pak CEO, bercanda yang kelewatan, nggak kelihatan kalau lagi bercanda, ya udah Salma kembali ke sekolah," ucap Salma langsung melangkahkan kakinya untuk ke sekolah. 

"Tunggu! Ada yang belum kamu bawa," ucap Fariz. 

"Apa?" tanya Salma. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tu Tik
menarik sekaliiiiii......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status