Share

JSO 38

“Mas Damar kenapa?“ tanya Ratih saat tahu Damar tengah mengusap airmata.

“Makasih, Ratih, makasih,“ ucap Damar sambil menggenggam tangan Ratih.

“Makasih untuk apa?“

“Sudah mau merawatku yang cacat seperti sekarang ini. Maaf jika aku merepotkanmu!“

“Itu sudah kewajibanku sebagai seorang istri. Tidak perlu mengucapkan maaf. Kemarin pas aku sakit, kamu juga merawatku. Tidak ada yang repot dan direpoti. Bagaimanapun keadaannya, ya, harus dihadapi bersama.“

“Kamu janji nggak akan tinggalin aku kalau aku cacat?“

“Mas hanya sakit, bukan cacat. Mas Damar akan jalan lagi. Sekarang semua serba canggih, jadi jangan takut soal itu. Sudah sekarang Mas Damar tidur, istirahat, biar cepat pulih dan bisa segera dioperasi.“

Damar mengangguk. Ia menaikkan selimut, lalu berusaha memejamkan mata. Sementara Kinar sudah terlelap di ranjang kecil. Ratih membereskan meja, lalu merebahkan diri di sofa.

Matanya menatap langit-langit kamar. Ia berpikir tentang Damar. Hidup dengan harta yang berlimpah tidak men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status