Share

Emang kamu siapa?

🌹Ketika dia mencintaimu dia akan memuliakanmu, tapi jika dia tidak mencintaimu maka tidak akan menghinakanmu. Pilihlah laki laki yang baik agamanya.

*******

Aku bergegas turun dan menghampiri laki laki yang menjadi suamiku beberapa jam yang lalu.

"Mas !"

Dia menoleh, begitu juga si wanita. Mereka menatapku tanpa rasa bersalah.

"Oh jadi ini istrimu sayang? kuno gitu penampilannya," ucapnya meremehkan.

Apa tadi dia memanggil suamiku dengan sebutan sayang? Jadi maksudnya mereka ini sepasang kekasih ? Ku tunggu kalimat klarifikasi dari bibir mas Arya.

Tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar. Bahkan dengan terang terangan mas Arya merangkul bahu wanita itu di hadapanku.

Aku diam menahan amarah. Meskipun aku tidak mencintai mas Arya, namun harga diriku lah yang di pertaruhkan di sini.

"Lepaskan tanganmu itu darinya mas, kalian itu bukan mahram! lagian kamu sekarang sudah memiliki istri, jadi jaga jarakmu dari perempuan lain!"

"Emang kamu siapa? kamu itu cuma istri di atas kertas. Jadi jangan harap kamu bisa mengatur kehidupanku,"

Aku tercengang mendengar jawaban mas Arya, sedangkan kekasihnya tersenyum mengejek ke arahku.

Aku berlari ke arah mobil, air mataku mendobrak ingin keluar. Laki laki yang seharusnya menjadi perisai untukku, kini malah menghinaku di depan perempuan lain.

Benarkah jodoh seperti itu yang abah pilihkan untukku?

Aku masih mengamati interaksi mereka, sesekali mas Arya bercanda dan tertawa. Tawa yang sama sekali belum pernah dia perlihatkan kepadaku.

Beberapa saat kemudian, suamiku itu kembali ke mobil. Wajahnya kembali seperti semula, diam dan dingin.

Banyak pertanyaan yang bersarang di benakku.

"Mas dia siapa?" tanyaku akhirnya setelah melewati beberapa pertimbangan.

"Bukan urusanmu." Jawabnya ketus.

"Kita itu suami istri mas sekarang, semua urusan mas jadi urusan aku juga,"

Cittt

Dia mengerem mobil mendadak, dahiku bahkan sampai terbentur dasbord. Tapi kulihat mas Arya sama sekali tidak perduli. Tatapannya begitu tajam ke arahku.

"Apa kamu lupa yang aku bilang tadi? kamu itu cuma istri di atas kertas. Jadi stop untuk merasa berhak atas hidupku ! dan tadi kamu bertanya dia siapa? dia kekasihku, dan aku akan tetap menikahinya nanti." Ucap mas Arya sarkas.

"Lantas bagaimana denganku mas? kamu bahkan menikahiku baru beberapa jam yang lalu, dan sekarang sudah berniat ingin poligami?"

"Terserah kamu mau sebut poligami atau apa, aku tidak perduli. Dan ingat jangan pernah kamu adukan semua ini kepada kedua orang tua kita, atau kamu akan tahu akibatnya."

Aku beristigfar dalam hati. Rasanya ada yang begitu pedih di sini. Luka namun tidak berdarah.

Pernikahanku yang belum berumur ini sudah berada di batas kehancuran.

Mobil kembali melaju, dan tibalah kami di sebuah rumah minimalis dua lantai.

Mas Arya turun tanpa mengajakku, bahkan barang barangku pun aku bawa sendiri.

"Dimana kamarnya mas?" tanyaku kepada mas Arya yang sedang duduk bersandar di sofa, seraya memainkan ponsel pintarnya.

"Itu kamarmu di sebelah tangga, sedangkan kamarku di lantai atas. Jangan coba coba masuk kesana apalagi sampai mengganggu privasiku. "

"Jadi kita tidak sekamar?"

Mas Arya menoleh ke arahku sambil tersenyum mengejek.

"Kamu mau kita sekamar, terus melakukan hubungan selayaknya pengantin gitu? jangan mimpi, melihat penampilanmu saja sudah membuatku tidak selera."

Tanpa menanggapi ucapannya, aku lantas beranjak menuju kamar yang ditunjukkan mas Arya untukku.

Hatiku benar benar sakit. Mungkin mulai saat ini aku harus kebal dengan kata kata kejamnya. Entah sampai batas mana aku harus bersabar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status