Share

15. Adu Strategi Dua Dinasti

“Malam itu ... sedang ada pesta di istana.”

Ingatan Felix tertuju pada beberapa jam sebelum malam naas di kediaman megah Hazerstein. Semuanya damai. Para pelayan bertugas dengan baik. Kerabat keluarga juga datang membawa senyum yang semewah pakaian mereka.

Tak tahu siapa yang bisa disalahkan. Mungkin malam itu pihak keamanan hanya kecolongan. Atau lebih buruk, bisa jadi pesta sudah disabotase dengan membiarkan pihak musuh menyelinap di antara para penghibur.

Apa pun sebutannya, tragedi itu tetap terjadi. Yang pertama tertembak adalah para pemain musik. Kecuali pemain biola, sebab dialah eksekutornya. Sekuriti tak bisa masuk lantaran aula pesta dikunci dengan alat khusus yang hanya dipegang salah satu menantu Hazerstein tua.

Panik merajalela. Tembakan menggema. Sisanya adalah cerita.

Reza kini berjongkok di sebelah Felix. “Terus, kamu curiga pihak Vanlomraat adalah dalang di balik pembantaian itu?”

“Iya, Tuan,” jawab Felix, masih dalam posisi berlutut. “Sudah hampir satu abad Hazerste
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status