Share

Bab 48.

Arnesh tak bisa tidur sepanjang malam, karena terus kepikiran ayahnya. Mungkin besok saja dia kembali ke Rumah Sakit, sekalian bertugas. Dia memiringkan badan, menghadap pada Gladys yang tertidur pulas di sampingnya.

Setiap kali memperhatikan Gladys, Arnesh selalu saja terpaku pada wajah gadis cantik itu. Bulu matanya lentik, hidung mancung dan bibir merah alaminya membuat naluri Arnesh ingin menyentuhnya.

"Mungkinkah aku jatuh cinta padamu, Glad? Tapi ... gimana bisa? Livya saja tak mampu mendapatkan cintaku. Kurasa, hatiku malah berlabuh pada kamu," gumam Arnesh.

Selagi Gladys masih di alam mimpinya. Telunjuk Arnesh menggulung rambut panjang Gladys yang digerai. Mata hitamnya menatap bibir merah itu.

Jakunnya berubah naik-turun, ia menelan saliva. Mulai ada keinginan untuk menyosor ke daerah sana. Sebelum Gladys tidur, Arnesh mencuri ciuman di bibir ranum Gladys.

Waktu terus bergulir tanpa henti, seakan semesta tak mengizinkan Arnesh berlama-lama diam di sini. Arnesh melingkarkan ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status