Mengapa Harus Anakku

Mengapa Harus Anakku

By:  Tetsuya_01  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings
10Chapters
165views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Olivia Rania Putri, seorang ibu tunggal yang memiliki seorang putra semata wayang berusia 5 bulan hasil pernikahannya bersama sang mantan suaminya yang bernama Renald. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Olivia yang baru saja menyandang status janda, harus membayar sejumlah uang kepada pihak mantan suaminya jika ingin hak asuh anak jatuh ke tangannya. Berdiri sendiri dengan segala kemampuan yang ada, tanpa bantuan siapapun, Olivia berusaha keras untuk memperjuangkan hak asuhnya.

View More
Mengapa Harus Anakku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rizky Taufik
hmm bagus menarik
2024-05-27 13:33:50
0
user avatar
Rizky Taufik
seru... bikinpenasaran... rutin uodate ya thor...
2024-05-17 16:48:38
0
10 Chapters
1 Sebuah Rencana
Hubungan yang manis memang selalu menjadi impian setiap wanita, apalagi jika sampai dilamar dan dinikahi oleh pria yang dicintainya sejak awal bertemu. Itulah yang sedang dirasakan oleh wanita cantik bernama Olivia Rania Putri, gadis yatim piatu asal Bandung. Ia tengah merasakan euforia kebahagiaan yang tak terkira.Siapa yang menyangka, jika kekasihnya akan melamar dirinya malam ini.Renald, lelaki berparas tampan itu berlutut sambil menyodorkan sebuah kotak kecil berisikan sebuah cincin cantik di hadapan Olivia."Gimana? Jadi lamaranku ini kau terima tidak, Sayang?" tanyanya sambil tersenyum manis,Sambil menangis bahagia, tanpa sanggup mengeluarkan kalimat apapun. Olivia menganggukkan kepalanya penuh semangat berkali-kali."Jawab dong, Sayaaang. Masa ngangguk-ngangguk doang," ucap Renald makin menggoda kekasihnya itu, hingga paras cantik putih milik Olivia berubah menjadi memerah penuh pesona."Iya, Sayang. Aku mau nikah sama kamu," ucap antusias Olivia seraya tubuhnya menubruk ker
Read more
2 Awal yang Manis
Pagi ini, Olivia beraktivitas seperti biasanya. Berangkat ke kampus untuk menempuh pendidikan yang selama ini selalu menjadi impiannya, agar tidak selalu dipandang sebelah mata oleh siapapun. Setelah beranjak dewasa dan keluar dari panti asuhan, ia selalu mandiri. Ia mengambil semua jenis pekerjaan kecil seperti menjadi pelayan, petugas kebersihan, kurir, apapun itu akan ia kerjakan demi dapat menabung agar kelak dapat menempuh pendidikan secara layak. Baru memasuki perkuliahan semester 3, ia pun bertemu dengan sosok Renald. Pria dengan paras yang tampan, berhati baik dan sangat mampu membuat hati seorang Olivia jatuh, sejatuh-jatuhnya akan sosok Renald. Seperti sekarang, setelah menyelesaikan jam belajarnya di kelas. Ia melihat sosok Renald telah menunggunya di depan ruangan tempat Olivia belajar. "Kamu lagi ngapain di sini, Yang?" tanyanya dengan raut senang,, "Ya nunggu kamu lah, masa iya nunggu dosen," jawabnya seraya mengelus rambut halus dikepala Olivia. Bluushh.... Sont
Read more
3 Terlalu Sempurna
Obrolan siang di rumah Renald ternyata cukup memakan banyak waktu, tidak terasa waktu menunjukkan pukul 18.00, Olivia harus berpamitan untuk kembali ke kosannya karena harus masuk kerja sampingan di sebuah minimarket. Masih dengan tangan yang digandeng oleh Renald menuju mobilnya, karena Renald bersikukuh untuk mengantarkan Olivia ke tempat kerjanya. Melambaikan tangannya ke arah mobil, kedua orang tua Renald menampakkan senyumnya, Hingga ketika mobil itu hilang dari pandangan mereka, Perubahan drastis sangat terlihat pada keduanya."Huuuufft...cukup melelahkan ternyata selalu menyunggingkan senyum seharian," Ucap Alex dengan wajah datarnya. "Papa sih masih mending,,baru datang tadi jam 2 siang,,lah mamah,,kebayang kan kaya gimana, dari jam12 lho paaaah, kesel deh." ujar Farida menampakkan kekesalannya karena seharian ini telah berakting menjadi sosok yang bertolak belakang dengak karakter aslinya sehari-hari."Kenapa papa ga kasih usulan biar pernikahan mereka lebih cepat aj sih pa
Read more
4 Hari Pernikahan
Tidak terasa, 1 bulan yang ditunggu oleh Olivia dan Renald akhirnya tiba. hanya saja, senyum yang terpancar dari orang-orang yang bersangkutan di dalamnya memiliki arti yang berbeda. Jika Olivia memancarkan kebahagiaan tulus karena akhirnya ia dapat melabuhkan hatinya di hari bahagianya, Dengan sosok cinta pertamanya itu. Lain pula dengan sang mempelai Pria beserta kedua orang tuanya, itu artinya mereka semakin dekat dengan semua harta yang ditinggalkan oleh Almarhum Tuan Adijaya. "Alhamdulillah, acara hari ini hampir selesai juga ya sayang." ucap Olivia penuh kebahagiaan. "Iya." Jawaban Renald yang terkesan agak dingin dan terasa berbeda dari biasanya sempat membuat Olivia mengernyit dan sontak menoleh ke arah suaminya. Dilihatnya wajah pria yang kini telah resmi menjadi suaminya itu, hanya menatap lurus ke depan, dan Olivia menerka bahwa suaminya itu sudah kelelahan karena seharian ini harus menyambut tamu-tamu yang hingga sore ini masih terus berdatangan. Tanpa Olivia sada
Read more
5 Kenikmatan Awal Bencana
Belum genap 1 Bulan pernikahan Olivia dengan Renald, pagi ini seperti biasa semua pakaian dan kebutuhan suaminya sedang Olivia siapkan dikamar. Suaminya itu masih tertidur lelap, jam memang masih menunjukkan pukul 04.30, tapi Olivia sudah sibuk mempersiapkan semuanya selesai Shalat subuh. Seperti itulah rutinitas Olivia setiap harinya, Seminggu belakangan Renald selalu pulang tengah malam, dengan raut wajah lelah, Namun tak pernah sedikitpun Olivia menaruh kecurigaan pada suaminya itu. Wajar suaminya itu lelah, ia masih melanjutkan perkuliahannya dan langsung ke perusahaan milik almarhum kakeknya. Itu yang Olivia ketahui. Tidak seperti dirinya yang terpaksa mengundurkan diri dari kampus dan tidak melanjutkan lagi kuliahnya atas saran dari mertuanya, yaitu Farida dan Alex. Memilih menikah dengan Renald, itu artinya ia harus melepaskan mimpinya. Selesai mempesiapkan pakaian suaminya, dan air hangat untuk mandi suaminya, ia pun bergegas turun ke lantai satu, dimana ia akan memasak
Read more
6 Kabar Baik Atau Buruk?
Keesokan harinya, seperti biasa Olivia yang menyiapkan segala sesuatu untuk suaminya berangkat bekerja, dan setelah selesai membuat sarapan, langkah kakinya yang hendak menaiki tangga langsung terhenti ketika mendengar suara salah satu pelayan, "Nyonya Oliv, diluar ada tamu yang ingin bertemu dengan Tuan besar dan tuan muda." ujarnya, "Sepagi ini? siapa ya?" gumamnya dengan suara pelan, Masih memikirkan siapa yang bertamu sepagi ini, suara tegas seorang Farida memecah pikiran Olivia. "Kenapa kalian berdiam diri disana?" tanyanya saat melihat Oliv dan seorang pelayan berdiri di bawah tangga. "Mm-mama.." Ucap Olivia kaget, "Apa kau sudah selesai menyiapkan sarapan untuk kami semua?" Tanya Farida sambil menuruni tangga. "Sudah ma, di luar kata bibi ada yang mau bertemu papa dan Renald mah." Olivia berkata pada farida dengan senyum manisnya. "Siapa bi? Pa
Read more
7 Akhir Sandiwara
Seminggu sudah Olivia berusaha menutupi kehamilannya dari sang suami dan mertuanya. Akan tetapi sepertinya usaha ia seminggu ini akan sia-sia ketika usai sarapan bersama, mual yang ia rasakan kini tidak dapat ditahannya lagi. "Hoek...Hoek...," rasa mual itu membuatnya langsung berdiri dan berlari kecil ke kamar mandi dekat dengan ruang makan. Melihat apa yang terjadi pada Olivia, membuat ketiga orang yang ada di ruang makan tersebut seketika mematung. Sepertinya mereka sadar akan situasi saat ini, melihat gerak gerik Olivia barusan, membuat Farida memicingkan mata ke arah putra nya. "Jangan sampai apa yang mama pikirkan saat ini benar-benar terjadi Renald!" Ujar Farida. "Kau benar-benar sudah gegabah nak." Sambung Alex yang melihat putranya hanya diam dengan kepala tertunduk. Merasa terpojok dan disudutkan dengan melemparkan semua kesalahan padanya, Renald seketika merasa geram, dengan kuat ia mendorong kursi makan yang masih ia duduki hingga terbalik ke belakang dengan s
Read more
8 Melindungi Sekuat Hati
Tubuh ringkih Olivia menggeliat, tangannya terasa sangat pegal. Sedari pagi menangis hingga tanpa sadar ia tertidur. Melirik ke arah jam dinding yang tergantung di kamarnya, Pukul.11.00, tubuhnya terperanjat karena terkejut, ia ternyata sudah tidur sangat lama. Masih merasakan sakit pada sekujur tubuhnya, ia berusaha bangun dan hendak pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya sebelum pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Seusai dirinya membersihkan diri, saat akan memasuki walk in closet, bunyi ketukan pintu kamarnya membuat langkahnya terhenti. "Siapa?" teriaknya dari dalam kamar. "Saya Nora, Anda di panggil Nyonya besar ke ruang kerja Tuan besar." Ucap Nora dari balik pintu. "Baiklah, 10 menit lagi aku akan kesana. Terima kasih Nora." lanjutnya sedikit berteriak masih dari dalam kamar. Tidak ada sahutan kembali dari balik pintu kamarnya, dan ia yang sudah mulai memahami situasi di rumah tempat ini kini berada, merasa tidak aneh ketika para pelayan di dalam ru
Read more
9 Tersisihkan
Pagi ini, gejolak dalam perut yang di alami Olivia sungguh terasa lebih parah dari hari-hari sebelumnya. Bangun dari tidurnya dengan tergesa, ia melangkahkan kakinya menuju toilet dalam kamarnya. "Hoek, Hoek." Memuntahkan isi perutnya yang terasa sangat mual, namun tidak ada apapun yang ia keluarkan, hanya cairan bening yang meninggalkan rasa amat pahit pada tenggorokannya. "Hoek.." lanjutnya berusaha mengeluarkan semua yang membuatnya mual. Sedangkan Reynald, di atas ranjang besarnya itu merasa tidur lelapnya sangat terganggu dengan suara yang terdengar menjijikan. "Aaaarrrggh, Menjijikan." Gumamnya dengan geram kala mendengar suara Olivia yang sedang muntah di dalam kamar mandi. 15 menit Olivia berada di dalam kamar mandi, tubuhnya kini terasa sangat lemah, lemas. membuka pintu di depannya, mata Olivia di kejutkan dengan sosok suaminya yang sudah berdiri didepannya dengan menampakkan wajah kesal menahan amarah. "mm-maaf, apa aku mengganggu tidurmu, sayang?" Ujar Olivia
Read more
10 Siksaan Pertama
Membuka pintu kamarnya di paviliun itu, Olivia terkejut melihat Farida yang sudah berdiri di hadapannya kini. "I-ibu?" pekik Olivia. "Kenapa lama sekali? jangan tidur di saat yang lain sedang bekerja. Jangan jadikan kehamilanmu itu sebagai alasan agar bisa bermalas-malasan." Bentak Farida. "Apa yang harus aku kerjakan bu?" tanya Olivia, tubuhnya itu masih saja bergetar. "Berhenti memanggilku seperti itu, aku tidak pernah sudi menerima mu sebagai istri dari putra kesayangan ku." Ucap Tegas Farida. "Bersihkan dirimu, gunakan seragam pelayan seperti yang lainnya. Jangan pernah menganggap dirimu berbeda dengan para pekerja disini." Perintah Farida. "Bb-baiklah, Nyonya." Jawab Olivia dengan air mata terlihat mulai menggenang di pelupuk matanya. "Setelah itu, segera siapkan makan siang. akan ada kedatangan tamu spesial, jangan mengecewakan, atau kau akan mendapatkan hukuman." Ancam Farida seraya melangkahkan kakinya keluar dari paviliun itu. Menutup pintu kamarnya, Olivi
Read more
DMCA.com Protection Status