"Maaf," lirihnya merasa bersalah. setelah satu minggu, Erlan tidak bertemu dengan Keyla, dan itu membuat ia merasa bersalah sekaligus mendapatkan amukan dari ibu dan kedua anak kembarnya. Erlan berdiri di depan rumah Keyla yang nampak sepi, karena ibu dan adik Keyla yang bernama Keysa sedang berkunjung ke rumah saudaranya yang ada di Sukabumi dan Keyla memilih diam di rumah saja. Keyla kaget karena kedatangan dosen sekaligus bosnya yang tiba tiba dan mengucapkan kata maaf. Beberapa kali, Keyla memgerjapkan matanya merasa heran dan juga aneh. apa laki laki di hadapannya itu sedang kesambet? "Mari masuk, pak." Keyla mempersilhkan dosennya masuk terlebih dahulu, meski sebenernya ini tidak bisa dibernakan karena ia seorang gadis dan menerima tamu laki laki dewasa dan di rumah hanya berdua saja. apalagi di lingkungannya yang sangat menunjung tinggi norma dan agama. Keyla membuka pintunya agar tidak begitu menimbulkan fitmah, di lingkungannya warganya sangat ganas. apa yang mereka lihat
Beberapa hari kemudian, Keyla telah kembali ke kampus atas persetujuan semua dosen. mereka juga msrasa bersalah kepada Keyla karena nama Keyla sangat membanggakan nama kampus mereka dan semakin terkenal. Namun, tidak dengan Maudy yang merasa kesal dan terancam karena Erlan mati matian membela Keyla dan ia benci akan hal itu. tidak bisa dibiarkan begitu saja, apq yang ia inginkan harus ia dapatkan meski harus dengan cara kotor sekalipun. "Kamu boleh senang sekarang, tapi tidak dengan nanti. jangan seneng dulu, karena saya pastikan kamu tidak akan pernah bisa bersanding dengan Erlan. karena dia hanya milikku, bukan kamu atau yang lain," ucap Maudy saat berpapasan dengan Keyla. Maudy menatap tidak suka ke arah Keyla, dan Keyla hanya biasa saja karena merasa tidak mengingibkan Erlan. Maudy saja yang terlalu takut tidak mendapatkan apa yang ia mau. sama saja cupu!!"Halo bu, apa kabar? masih baik, kan?" tanya Vera songong. Ia tidak suka dengan dosen satu ini yang terkesan arogant sekali.
Semua orang yang ada di situ kaget mendengar ucapan si kembar yang mengatakan kata mama kepada Keyla, terutama Erlan dan kedua orang tuanya, mereka merasa tidak enak pun dengan Keyla yang takut keluarga Erlan mengira jika ia yang menyuruh anak anak memanggil dirinya dengan sebutan mama. “Vina, Vino!!” tegur Erlan yang tak suka jika anak anaknya berbicara yang aneh aneh. “Apa sih, pa!! Kami masih marah sama papa!!” ucap keduanya kompak yang membuat Erlan mendesah. Anak anak kalau ngambek memang suka lama. “Maaf kalau kedatangan kami mengganggu,” ucap Keyla merasa tidak enak. “Nggak sama sekali kok, nak. Kamu apa, kabar? Udah kembali kuliah?” tanya Marwa memastikan. Keyla tersenyum ramah menatap bu Marwa. Wanita itu memang terkenal sangat baik dan ramah hingga tak heran jika banyak yang menyukainya. “Alhamdulillah baik, bu. Ibu sendiri gimana?” tanya balik Keyla yang sudah dipersilahkan untuk duduk bersama dengan adik perempuannya. “Mama!!” panggil Vina sekali lagi yang membuat s
“Bagaimana para saksi, sah?” “Sah!!” “Alhamdulillah.” Akhirnya Erlan dan Keyla resmi menikah di sebuah masjid dekat rumah Keyla secara sederhana, namun sakral dan hanya dihadiri oramg terdekat saja karena keinginan Keyla. Keyla menangis antara bahagia juga sedih, ia menikah tanpa ada rasa cinta dan ia juga sudah terikat perjanjian dengan Erlan yang kini resmi menjadi suaminya dan hanya mereka berdua saja yang tahu. Keduanya pun bertanda tangan, setelah itu, mereka mencium tangan orang tua mereka yang hadir di sana. Ada ayah kandung Keyla juga, namun hanya sebentar saja dengan dalih kerjaan yang membuatnya langsung pergi begitu saja. “Kalian sudah resmi menjadi suami istri, jadi perlakulan istri kamu dengan baik. Jangan sakiti dia!!” ucap Marwa kepada anak laki lakinya dan hanya diangguki oleh Erlan. Untuk saat ini pikirannya sangat kacau, tadi pada saat ijab qabul, ia sangat grogi, padahal ia sudah pernah mengalaminya. Ia merasa akad nikah kali ini berbeda dari sebelumnya saat d
21Ayunda dan Vera terus saja menggoda Keyla yang membuat Keyla jadi malu sendiri dan salah tingkah. “Gimana rasanya malam pertama? Enak, nggak? Mau coba, dong,” celetuk Vera tanpa filter. Ia emang paling blak blakan di sini. Keyla melotot bersamaan dengan Ayunda mendengar celetukan Vera yang asal. “Enak nggak enak juga bukan urusan kamu!! Mending kamu diam deh!!” titahnya yang merasa tidak nyaman dengan arah pembicaraan mereka sejak tadi. Bikin sakit kepala aja. “Tau tuh Vera suka asal kalau ngomong, jadi ikutan pengin deh.” Keyla memutar bola matanya malas. Tidak Vera, tidak Ayunda sama saja. Sama sama gesrek otaknya, minta dicuci pakai air garam kali.“Dahlah, mending aku masuk ke kelas aja. Lama lama di sini bisa botak kepala gue!!” ***“Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang? Kamu pikir kamu menikah dengan saya, kamu bisa hidup seenak kamu?’’ sentak Erlan yang berdiri di dekat sofa dengan tangan yang melipat di dadanya, menahan amarah. Keyla menghentikan langkahnya, de
Brak!!Seorang gadis telonjak kaget karena dosennya tiba tiba saja menggebrak meja di depan teman temannya dan ia sangat malu. Dia adalah Keyla Sherina Razela, seorang mahasiswi yang datang terlambat dan kena amuk dosennya. “Kamu tahu kalau sekarang jam berapa? Dan kamu tahu apa arti sebuah kedisiplinan?” tanyanya. “Saya tahu, pak. Maka dari itu saya minta maaf,” cicitnya takut. Padahal, ia hanya terlambat tiga menit saja tapi tidak ada toleransi baginya. Dosennya yang satu ini memang terkenal killer dan menyebalkan. Banyak mahasiswa yang takut padanya, meski begitu tetap saja banyak dari kalangan dosen wanita maupun mahasiswi yang mengidolakannya dan menginginkan menjadi istrinya. Erlan Dallin Harrison, seorang dosen yang terkenal killer dan sekaligus CEO di sebuah perusahaan terbesar di Indonesia bahkan Asia. Dosen muda yang menyandang status duda beranak dua yang selalu mencari perhatian kaum hawa. Tampan, kaya dan memiliki jabatan membuat siapa saja jatuh hati dan berusaha u
“Apa, pak? Mengasuh anak, bapak?” tanya Keyla memastikan. Yang benar saja, kenapa hukumannya keluar dari jalur kampus. “Iya, saya mau kamu menjadi pengasuh anak kembar saya. Tenang saja, nanti kalau mereka mau sama kamu, saya akan kasih kamu bonus dan juga saya akan bayar gajinya yang sesuai sama seperti pekerja lainnya atau bahkan lebih dari itu.” “Tapi kan saya juga bekerja, pak. Mana mungkin saya resign dari pekerjaan saya,” ucap Keyla. Mendapatkan pekerjaan di zaman sekarang itu sudah meskipun yang punya gelar sarjana sekalipun kalau tidak ada orang dalam di belakangnya. Ia bisa saja menjadi pengasuh anak kembar dosennya, tapi kan pastinya tidak akan lama. Apalagi anak kembar dosennya sudah lumayan besar. “Ya tinggal resign saja kalau begitu, apa susahnya?” Apa susahnya dia bilang? Mungkin karena ia terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki nama besar yang sangat berpengaruh dan tidak pernah hidup susah makanya dia berkata seperti itu. Berbeda banding dengan dirinya yang
Keesokan harinya, Keyla berpamitan kepada ibunya yang masih berada di rumah sakit untuk bekerja. Iya, dirinya akan bekerja tapi bukan di tempatnya dulu, melainkan di rumah dosen kilernya yang katanya disuruh untuk mengasuh anak kembarnya. Keyla memesan ojek untuk menuju ke rumah dosennya. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya Keyla sampai juga ke tempat tujuan. Keyla menatap kagum ke daerah perumahan dosennya yang dipenuhi gedung gedung mewah. Tak heran sih karena perumahan itu khusus untuk orang-orang kaya. “Ini kan rumahnya?” tanyanya pada diri sendiri dan memastikan jika alamatnya itu benar. Ia pun mengambil kertas yang ada di dalam tasnya yang bertuliskan alamat lengkap rumah dosennya. “Iya kok beneran, coba deh aku tanya ke penjaga rumahnya.” Ia pun mendekati gerbang rumah yang ia yakini jika itu adalah rumah dosennya. “Permisi!!” “Iya ada apa, neng? Ada yang bisa saya, bantu?” tanya seorang pria setengah baya yang memakai baju satpam. Ia yakin jika itu adalah penjaga rumah