"Kita bertemu lagi, Nona cantik..."
Suara yang menurut Zeyna tidak asing, dia melihat ke arah sumber suara dan melihat orang yang tadi pagi bertemu dengannya.Zeyna hanya menanggapinya dengan senyuman."Ada apa Zey?" Tanya Kyoyo yang sudah ada di belakang Zeyna."Bibi? Tidak ada bi, hanya bertemu dengan orang yang sama dalam waktu yang singkat." ucap Zeyna menatap ke arah pemuda itu."Rin?..." ucap Kyoyo.Pemuda itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Kyoyo."Iya bibi, aku ke sini mau mengambil pesanan mama." ucapnya."Sebentar ya, bibi ambilkan dulu." ucap Kyoyo.Rin membalasnya dengan senyuman, sedangkan Zeyna seperti tidak ambil pusing, dia lebih memilih melakukan tugasnya agar cepat selesai.Rin Kiyotaka, seorang pemuda tampan, memiliki hobi sebagai fotografer, Rin memiliki profesi yang cukup mapan, yaitu sebagai seorang pianis yang cukup hebat, seperti papanya. memiliki sifat yang ceria dan mudah tersenyum.Rin terus menatap Zeyna yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya."Em...Zeyna?...." Rin sedikit malu untuk bicara dengan Zeyna.Zeyna menatap ke arah Rin, "kenapa? Ada yang bisaku bantu?" Tanya Zeyna.Tatapan di mata Zeyna begitu membuat Rin kagum, tatapan itu tidak terlihat lembut tapi juga tidak dingin.Tatapan biasa yang membuat hati Rin bergejolak."Em....ehem....boleh kita saling mengenal?" Tanya Rin sedikit gugup."Silahkan." ucap Zeyna.Rin mengulurkan tangannya agar berjabat tangan dengan Zeyna."Rin Kiyotaka." ucapnya.Senyuman tipis terukir di wajah Zeyna, "Zeyna." Zeyna menakupkan tangannya, menolak lembut jabatan tangan Rin.Rin sedikit bingung, kenapa uluran tangannya tidak di sambut dengan Zeyna."Maaf, tapi kenapa kau tidak menyambut tangan ku?" Tanya Rin.Kembali dengan senyumannya, Zeyna berkata, "ini pertemuan pertama di antara kita, sangat panjang jika harus menjelaskan, lagi pula aku sedang tidak senggang, Permisi." ucap Zeyna, lalu pergi masuk ke dalam toko, karna dia telah selesai menata bunga dengan rapi.Rin masih bingung dengan ucapan Zeyna, tapi dia tidak memperdulikan hal itu.Di dalam pikirannya saat ini, dia tertarik dengan Zeyna.Dan ini adalah pertama kalinya dia tertarik dengan seorang wanita, biasanya semua wanita yang di pandangan teman temannya cantik, entah kenapa dia sangat tidak suka dengan wanita itu.Tapi saat ini, dia menemukan wanita yang sangat berbeda dari wanita lain yang pernah dia temui.Dan itu membuatnya tertarik dan ingin mengenal lebih jauh.Kyoyo keluar dan membawa pesanan mama Rin.Rin tersenyum dan menerima seikat bunga yang di pesan oleh mamanya."Terima kasih bibi." ucap Rin.Saat dia ingin pergi, dia teringat dengan Zeyna."Oh ya bibi, apa wanita tadi pekerja baru mu?" Tanya Rin."Em?? Maksud kamu Zeyna?"Rin menganggukkan kepala sebagai jawaban."Ou...Zeyna bukan pekerja baru, dia keponakan bibi, dan dia di sini hanya bantu bantu bibi saja." ucap Kyoyo."Em...begitu, kalau begitu, aku pamit pulang, terima kasih bibi." Rin pamit undur diri dan pergi dari sanaSepanjang perjalanan nya menuju rumah, selalu kepikiran dengan Zeyna.Mulai dari senyumannya, tatapan matanya, bahkan suara Zeyna yang memperingati nya tadi terus terbayang di kepala nya."Ini adalah pertemuan pertama di antara kita, sangat panjang jika harus menjelaskan, lagi pula aku sedang tidak senggang."Kata kata Zeyna terngiang ngiang di kepala Rin."Kalau begitu, aku akan terus mendekati mu, sampai aku mengetahui segalanya tentang mu." ucap Rin dengan senyuman terukir di wajah tampannya.*****Hari ini berjalan dengan sangat baik, Zeyna pun di hari pertamanya di negara asing, merasa sangat senang.Dia mendapat teman baru yaitu Ayumi, usianya dua tahun di atas Zeyna.Hari semakin sore, Ayumi dan Akio juga sudah pulang lebih dulu.Tinggallah Zeyna dan Kyoyo di sana, Kyoyo tampak sedang mengerjakan pembukuan usahanya.Melihat Kyoyo yang tampak kesulitan, itu menarik perhatian Zeyna."Bibi, ada yang bisa Zey bantu?" Zeyna duduk di hadapan Kyoyo."Zeyna, bibi sedikit pusing dengan pembukuan bulan ini." ucap Kyoyo."Boleh Zey lihat?"Kyoyo memperlihatkan buku nya pada ZeynaZeyna bisa melihat kalau susunan pembukuan yang di buat oleh Kyoyo berantakan.Zey tersenyum dan menggelengkan kepalanya lembut."Zey bisa bantu bi, Zey akan menyusun ini, agar bibi tidak pusing lagi." ucap Zeyna di sertai senyuman manisnya."Tidak masalah? Nanti kamu pusing juga seperti bibi."Zey terkekeh lembut mendengar ucapan bibinya."Bibi jangan khawatir, insyaallah Zey bisa kok."Kyoyo tersenyum dan mengusap pundak Zeyna dengan lembut pula."Kalau begitu, bibi serahkan padamu ya."Zey menganggukkan kepala sebagai jawaban.Zeyna dan Kyoyo bersiap akan pulang ke rumah.Zey membantu Kyoyo menutup toko bunganya"Zey, kamu ingin makan sesuatu?" Tanya Kyoyo.Zeyna tampak berpikir, "Zey bingung bibi, karna Zey baru, jadi tidak tau." ucap Zeyna.Kyoyo terkekeh mendengar ucapan ZeynaMereka berdua berjalan di penuhi canda dan tawa.Tin....Sebuah klakson mobil menyadarkan Zeyna dan Kyoyo.Mereka berdua menatap ke sumber suara dan melihat sebuah mobil yang berhenti di samping mereka.Kaca mobil terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik menyapa."Kyoyo, kalian baru pulang dari toko?" Ucap wanita itu."Ou...Miyuki ya...iya kami baru saja ingin kembali ke rumah." ucap Kyoyo."Kalau begitu, bareng aja sama kami." ucap wanita bernama Miyuki.Zeyna hanya diam melihat interaksi bibinya dengan wanita yang bernama Miyuki ini.Mendengar ucapan Miyuki, seorang pria dari kursi kemudi turun dan itu membuat Zeyna terheran."Kamu....""Sepertinya kita berjodoh Zeyna, dalam satu hari, aku dan kamu sudah bertemu tiga kali berturut turut, bagaimana menurutmu?" Ucap Rin yang berjalan ke arah Kyoyo dan Zeyna.Zeyna mundur satu langkah kebelakang saat Rin sudah hampir sampai di hadapan mereka.Rin kembali bingung dengan Zeyna, tapi dia tidak ambil peduli."Menurutku, itu murni kebetulan, belum ada sejarahnya jika bertemu dalam 3 kali sehari adalah jodoh, jadi, kamu jangan langsung menyimpulkan." ucap Zeyna membalas ucapan Rin.Rin terkekeh dengan ucapan Zeyna, begitupun dengan Miyuki dan Kyoyo.Miyuki turun dari mobil, menggandeng lengan Kyoyo dan pindah ke kursi belakang."Gadis manis, kamu temani Rin duduk di depan ya, bibi mau bicara dengannya." ucap Miyuki pada Zeyna sambil menoel dagu Zeyna.Kyoyo belum mengatakan apapun, dia langsung di tarik dan masuk ke dalam mobil.Tinggallah Rin dan Zeyna yang masih di luar mobil.Rin membukakan pintu mobil untuk Zeyna dan tersenyum."Silahkan." ucap nya.Dengan rasa canggung, Zeyna terpaksa masuk dan duduk di samping Rin."Terima kasih." ucapnya sebelum masuk ke mobilRin tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.Mobil berjalan menuju rumah Kyoyo, di kursi depan hanya ada kesenyapan antara Rin dan ZeynaSedangkan di kursi belakang, tampak Kyoyo dan Miyuki yang saling bercengkrama."Kyoyo, apa gadis manis ini putri angkat mu?" Tanya Miyuki yang mengarah pada Zeyna."Bukan, dia keponakanku, dia dari Indonesia ingin bermain main di sini, maka dari itu dia tinggal bersama ku." jelas Kyoyo."Begitu ya. Halo sayang, aku Miyuki Kiyotaka, mama Rin." ucap Miyuki sambil mengulurkan tangannya.Rin melihat mama nya yang mengulurkan tangan pada Zeyna, dan dia kembali teringat saat dia mengulurkan tangan pada Zeyna tadi siang.Rin ingin tau, apa Zeyna melakukan hal yang sama seperti pada dirinya? Tapi apa yang dipikirkan Rin salah besar.Zeyna menerima uluran tangan Miyuki, "Zeyna." ucap Zey.Rin kembali di buat bingung, ingin sekali dia menanyakan hal itu, tapi menurutnya sangat tidak sopan jika bertanya lebih jauh sekarang, apalagi mereka baru bertemu beberapa kali."Nama panjang kamu?" Tanya Miyuki."Zeyna Arsyilla Savina." ucap Zeyna."Zeyna Arsyilla Savina." ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban."Nama yang indah, pasti ayah kamu yang memberimu nama itu." ucap Miyuki.Zeyna menatap Miyuki, "bibi kenal dengan ayah ku?" Tanya Zey penasaran."Tentu saja, aku sangat mengenal ayahmu, dia sangat ceroboh dan juga suka lupa dengan barang barang miliknya." ucap Miyuki.Zeyna tersenyum, "bibi benar, Ayahku memang sedikit ceroboh dan suka pelupa." Zeyna mulai tertarik bicara dengan Miyuki."Zey, Miyuki adalah teman masa kecil bibi, sudah pasti sangat mengenal ayahmu, bahkan Miyuki suka jahil dengan ayahmu dulu." ucap Kyoyo."Benarkah? Zey jadi tertarik ingin tau." ucap Zeyna."Lain kali kamu main ke rumah bibi ya, bibi akan banyak cerita tentang ayahmu, dan pertemuan ayahmu dengan ibumu." ucap Miyuki sambil menyerahkan alamat rumahnya pada Zeyna.Tanpa Zey sadari, sedari tadi dia berbicara dengan Miyuki, Rin terus memperharikannya, dan terukir senyuman tipis di wajah tampannya.****Kini merek
"ide bagus Zeyna-san, tempat itu memang sangat bagus. Mari kita ke sana." ucap Akio yang langsung menjalankan mobilnya ke tempat tujuan.Kini mereka pergi ke taman laut Hitachi, tempatnya lumayan jauh dari tempat tinggal Zeyna.Membutuhkan kurang lebih satu jam setengah untuk sampai di lokasi.****Kediaman Kiyotaka.....Begitulah yang tertulis di depan pagar rumah kediaman Rin.Rin dan keluarganya baru saja selesai sarapan."Rin, hari ini kamu ada aktivitas?" Tanya Miyuki."Em..."Rin tampak memikirkan aktivitas yang akan di jalaninya hari ini."Pagi sampai siang ini tidak ada, hanya saja hari ini aku mau ke taman bunga, untuk mengambil beberapa foto, kalau untuk malam ini aku ada pentas musik." jelas Rin."Kau masih melakukan kegiatan mu yang lain?" Tanya seorang pria yang merupakan papa dari Rin."Em...aku hanya menyukainya, lagi pula tidak mengganggu pekerjaanku kan." ucap Rin dengan santainya."Huh....""Tidak masalah Ryu-san, selama Rin bisa mengatur jabwalnya, jadi tidak masala
"Em, senang bisa bertemu denganmu" ucap ZeynaAngin pantai menghembus begitu menyejukkanKelopak kelopak bunga beterbangan ke arah mereka berduaRin benar benar terpikat dengan kecantikan Zeyna, jantungnya berdebar saat melihat senyumannya"Benar benar cantik...." gumam Rin****Kini mereka duduk di dataran yang sedikit tinggi untuk menikmati hamparan lautan bunga yang sangat indahRin sibuk mengambil banyak gambar, bahkan dia memotret Zeyna diam diamEkspresi dan senyuman yang alami membuat hasil yang sangat bagusZey menatap jam tangannya dan waktu hampir menunjukkan waktu makan siang dan waktu ZuhurZeyna menghampiri Kyoyo yang duduk bersama dengan Ayumi dan Akio"Bibi, sebentar lagi makan siang..." ucap ZeynaKyoyo paham maksud Zeyna "baiklah, ayo kita ke teman Shinjuku, kita makan siang di sana saja" ajak KyoyoKetiganya mengangguk kan kepala sebagai jawabanRin yang melihat mereka mulai bersiap ingin pergi pun menghampirinya"Bibi, kalian sudah mau pergi?" Tanya Rin"Iya Rin, ka
Setelah usai makan siang, Zeyna belum kunjung kembali.Hal itu membuat Kyoyo dan yang lainnya merasa khawatir, terutama Rin."Bibi, aku susul Zeyna ya." ucap Rin yang benar benar tidak tenang."Iya, kamu dan Akio susul Zeyna. Bibi takut terjadi apa apa padanya." ucap Kyoyo.Kyoyo begitu terlihat khawatir dengan Zeyna.Tanpa berpikir panjang, Rin dan Akio pergi ke tempat ibadah umat muslim yang ada di dekat taman.****Sedangkan di tempat Zeyna....Zeyna berusaha menghindari dua orang yang sedang mengganggunya."Maaf, biarkan saya lewat. Saya buru buru." ucap Zeyna dengan tegas.Dua pria itu tertawa melihat Zeyna. Keadaan sekitar juga terlihat sepi."Nona manis, jangan melawan. Ikut saja dengan kami. Kami pasti akan membuatmu nyaman." ucap salah satu dari mereka.Mendengar hal itu membuat Zeyna sangat jijik dengan mereka.Tatapan mesum dan penampilan yang berantakan membuat Zeyna ingin sekali memukulnya."Saya tegaskan sekali lagi. Minggir! Saya buru buru, atau saya akan berteriak kare
"Jika kamu berpikiran untuk bersama Zeyna mama tidak setuju."Rin kembali teringat dengan ucapan mama nya waktu itu."Apa sesulit itukah tembok yang harus ku lalui untuk mendapatkan hati, Zeyna?" Gumam Rin."Apa hanya karena beda kepercayaan, maka dari itu Zeyna menghindari ku? Bukankah banyak ya zaman sekarang yang menikah beda agama?" Rin terus bergumam memikirkan ucapan Zeyna padanya.Seorang pria merangkul pundak Rin saat dia sedang melamun.Hal itu membuatnya terkejut, dan hampir saja memukul Akio"Ini aku, kau ingin memukulku?" Ucap Akio yang menepis tangan Rin."Kau membuatku terkejut, untung saja kau langsung menepis tanganku. Jika tidak, aku tidak tanggung jawab jika kau terluka." ucap Rin."Aku sudah memanggilmu berkali kali, tapi kau tidak mendengarkanku." "Huh....sebaiknya kita kembali, takutnya bibi dan yang lain khawatir." ucap Rin yang langsung melangkah tanpa menunggu Akio.Akio menganggukkan kepala dan mengikuti langkah Rin.Tapi baru beberapa langkah, Akio baru ters
Zeyna dan Miyuki pergi ke acara panggung Rin dan ayahnya.Zeyna mengenakan pakaian yang baru saja dibelikan oleh Miyuki.Jujur dirinya merasa kurang nyaman dengan pakaian yang di belikan Miyuki.Bukan karena apapun, Zeyna menjadi pusat perhatian. Hal itu yang membuatnya tidak nyaman."Bibi, Zey ganti pakaian saja, ya. Zey merasa tidak nyaman." Ucap Zeyna yang merangkul lengan Miyuki."Em? Kenapa? Apa pakaiannya tidak enak dipakai?" "Bukan, Bibi. Tapi....Zey tidak nyaman menjadi pusat perhatian." Ucap Zeyna.Miyuki tersenyum dan mengusap tangan Zeyna yang di lengannya."Tidak perlu khawatir. Tidak akan ada yang berani macam macam denganmu, selama ada bibi." Ucap Miyuki.Miyuki mengajak Zeyna untuk masuk. Sepanjang perjalanan Zeyna menjadi pusat perhatian. Tatapan mereka membuat Zeyna tidak nyaman.Miyuki yang menyadari hal itu, langsung memberikan kode kepada dua orang bodyguard untuk membuat orang orang agar tidak menatap ke arah Zeyna dan Miyuki."Mama!..." Seorang pria memanggil M
"Baiklah. Bibi akan memikirkan dengan baik, apa yang bibi inginkan. Setelah acara selesai, bibi akan mengatakan apa yang bibi inginkan." Miyuki kembali ceria dan menggandeng tangan Zeyna untuk menuju aula panggung.Tanpa Zeyna sadari ekspresi Miyuki berubah.Jujur saja, Miyuki memikirkan hal lain saat Zeyna memberikan Rin sebuah gelang.Di pandangan Miyuki, dia melihat kalau putranya menaruh perasaan pada Zeyna, begitupun sebaliknya. Miyuki hanya takut jika perasaan keduanya tidak terwujud dan keduanya akan merasakan sakit yang luar biasa."Bibi berharap, semoga kamu dan Rin tidak memiliki rasa satu sama lain, Zeyna." Ucap Miyuki dalam hati.Miyuki dan Zeyna duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh pelaksana acara. Secara, Miyuki adalah salah satu tamu istimewa mereka.Acara berjalan dengan baik. Hingga ada kesempatan di mana seorang pianis terkenal akan memainkan sebuah lagu yang berjudul A Thousand Years.Seseorang muncul di tengah panggung dan memberikan salam untuk semuanya.Par
Malam Festival musim semi....Malam ini adalah Festival musim semi yang ke tiga.Dan kali ini Zeyna baru bisa m3nghadiri atau ikut serta.Kali ini, Zeyna bersama dengan Ayumi, Akio dan Rin."Zey, mau coba manisan?" tanya Ayumi.Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.Ayumi menarik Zeyna ke tempat kedai manisan.Akio dan Rin menunggu di kursi bawah pohon sambil menunggu Zeyna dan Ayumi selesai berbelanja.Hanya ada kesenyapan di antara mereka berdua. Rin sibuk dengan ponsel nya, sedangkan Akio menatap orang orang yang lewat dan mengawasi Zeyna dan Ayumi dari jauh."Hey, Rin." Panggil Akio.Rin mengalihkan perhatiannya dan menatap Akio."Menurutmu, apa aku dan Ayumi bisa bersama?" tanya Akio yang menatap ke arah Ayumi dari jauh.Rin mengikuti arah pandang Akio, "menurutmu, bagaimana? Apa Ayumi menolakmu? Atau malah sebaliknya?" "Emm...aku tidak yakin." "Huh....kau sendiri saja tidak yakin. Bagaimana denganku?" ketus Rin."Dan, kau. Bagaimana hubunganmu dengan Zeyna?