Share

Bab 3 Kamu Lagi

"Kita bertemu lagi, Nona cantik..."

Suara yang menurut Zeyna tidak asing, dia melihat ke arah sumber suara dan melihat orang yang tadi pagi bertemu dengannya.

Zeyna hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Ada apa Zey?" Tanya Kyoyo yang sudah ada di belakang Zeyna.

"Bibi? Tidak ada bi, hanya bertemu dengan orang yang sama dalam waktu yang singkat." ucap Zeyna menatap ke arah pemuda itu.

"Rin?..." ucap Kyoyo.

Pemuda itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada Kyoyo.

"Iya bibi, aku ke sini mau mengambil pesanan mama." ucapnya.

"Sebentar ya, bibi ambilkan dulu." ucap Kyoyo.

Rin membalasnya dengan senyuman, sedangkan Zeyna seperti tidak ambil pusing, dia lebih memilih melakukan tugasnya agar cepat selesai.

Rin Kiyotaka, seorang pemuda tampan, memiliki hobi sebagai fotografer, Rin memiliki profesi yang cukup mapan, yaitu sebagai seorang pianis yang cukup hebat, seperti papanya. memiliki sifat yang ceria dan mudah tersenyum.

Rin terus menatap Zeyna yang sedari tadi sibuk dengan aktivitasnya.

"Em...Zeyna?...." Rin sedikit malu untuk bicara dengan Zeyna.

Zeyna menatap ke arah Rin, "kenapa? Ada yang bisaku bantu?" Tanya Zeyna.

Tatapan di mata Zeyna begitu membuat Rin kagum, tatapan itu tidak terlihat lembut tapi juga tidak dingin.

Tatapan biasa yang membuat hati Rin bergejolak.

"Em....ehem....boleh kita saling mengenal?" Tanya Rin sedikit gugup.

"Silahkan." ucap Zeyna.

Rin mengulurkan tangannya agar berjabat tangan dengan Zeyna.

"Rin Kiyotaka." ucapnya.

Senyuman tipis terukir di wajah Zeyna, "Zeyna." Zeyna menakupkan tangannya, menolak lembut jabatan tangan Rin.

Rin sedikit bingung, kenapa uluran tangannya tidak di sambut dengan Zeyna.

"Maaf, tapi kenapa kau tidak menyambut tangan ku?" Tanya Rin.

Kembali dengan senyumannya, Zeyna berkata, "ini pertemuan pertama di antara kita, sangat panjang jika harus menjelaskan, lagi pula aku sedang tidak senggang, Permisi." ucap Zeyna, lalu pergi masuk ke dalam toko, karna dia telah selesai menata bunga dengan rapi.

Rin masih bingung dengan ucapan Zeyna, tapi dia tidak memperdulikan hal itu.

Di dalam pikirannya saat ini, dia tertarik dengan Zeyna.

Dan ini adalah pertama kalinya dia tertarik dengan seorang wanita, biasanya semua wanita yang di pandangan teman temannya cantik, entah kenapa dia sangat tidak suka dengan wanita itu.

Tapi saat ini, dia menemukan wanita yang sangat berbeda dari wanita lain yang pernah dia temui.

Dan itu membuatnya tertarik dan ingin mengenal lebih jauh.

Kyoyo keluar dan membawa pesanan mama Rin.

Rin tersenyum dan menerima seikat bunga yang di pesan oleh mamanya.

"Terima kasih bibi." ucap Rin.

Saat dia ingin pergi, dia teringat dengan Zeyna.

"Oh ya bibi, apa wanita tadi pekerja baru mu?" Tanya Rin.

"Em?? Maksud kamu Zeyna?"

Rin menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Ou...Zeyna bukan pekerja baru, dia keponakan bibi, dan dia di sini hanya bantu bantu bibi saja." ucap Kyoyo.

"Em...begitu, kalau begitu, aku pamit pulang, terima kasih bibi." Rin pamit undur diri dan pergi dari sana

Sepanjang perjalanan nya menuju rumah, selalu kepikiran dengan Zeyna.

Mulai dari senyumannya, tatapan matanya, bahkan suara Zeyna yang memperingati nya tadi terus terbayang di kepala nya.

"Ini adalah pertemuan pertama di antara kita, sangat panjang jika harus menjelaskan, lagi pula aku sedang tidak senggang."

Kata kata Zeyna terngiang ngiang di kepala Rin.

"Kalau begitu, aku akan terus mendekati mu, sampai aku mengetahui segalanya tentang mu." ucap Rin dengan senyuman terukir di wajah tampannya.

*****

Hari ini berjalan dengan sangat baik, Zeyna pun di hari pertamanya di negara asing, merasa sangat senang.

Dia mendapat teman baru yaitu Ayumi, usianya dua tahun di atas Zeyna.

Hari semakin sore, Ayumi dan Akio juga sudah pulang lebih dulu.

Tinggallah Zeyna dan Kyoyo di sana, Kyoyo tampak sedang mengerjakan pembukuan usahanya.

Melihat Kyoyo yang tampak kesulitan, itu menarik perhatian Zeyna.

"Bibi, ada yang bisa Zey bantu?" Zeyna duduk di hadapan Kyoyo.

"Zeyna, bibi sedikit pusing dengan pembukuan bulan ini." ucap Kyoyo.

"Boleh Zey lihat?"

Kyoyo memperlihatkan buku nya pada Zeyna

Zeyna bisa melihat kalau susunan pembukuan yang di buat oleh Kyoyo berantakan.

Zey tersenyum dan menggelengkan kepalanya lembut.

"Zey bisa bantu bi, Zey akan menyusun ini, agar bibi tidak pusing lagi." ucap Zeyna di sertai senyuman manisnya.

"Tidak masalah? Nanti kamu pusing juga seperti bibi."

Zey terkekeh lembut mendengar ucapan bibinya.

"Bibi jangan khawatir, insyaallah Zey bisa kok."

Kyoyo tersenyum dan mengusap pundak Zeyna dengan lembut pula.

"Kalau begitu, bibi serahkan padamu ya."

Zey menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Zeyna dan Kyoyo bersiap akan pulang ke rumah.

Zey membantu Kyoyo menutup toko bunganya

"Zey, kamu ingin makan sesuatu?" Tanya Kyoyo.

Zeyna tampak berpikir, "Zey bingung bibi, karna Zey baru, jadi tidak tau." ucap Zeyna.

Kyoyo terkekeh mendengar ucapan Zeyna

Mereka berdua berjalan di penuhi canda dan tawa.

Tin....

Sebuah klakson mobil menyadarkan Zeyna dan Kyoyo.

Mereka berdua menatap ke sumber suara dan melihat sebuah mobil yang berhenti di samping mereka.

Kaca mobil terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik menyapa.

"Kyoyo, kalian baru pulang dari toko?" Ucap wanita itu.

"Ou...Miyuki ya...iya kami baru saja ingin kembali ke rumah." ucap Kyoyo.

"Kalau begitu, bareng aja sama kami." ucap wanita bernama Miyuki.

Zeyna hanya diam melihat interaksi bibinya dengan wanita yang bernama Miyuki ini.

Mendengar ucapan Miyuki, seorang pria dari kursi kemudi turun dan itu membuat Zeyna terheran.

"Kamu...."

"Sepertinya kita berjodoh Zeyna, dalam satu hari, aku dan kamu sudah bertemu tiga kali berturut turut, bagaimana menurutmu?" Ucap Rin yang berjalan ke arah Kyoyo dan Zeyna.

Zeyna mundur satu langkah kebelakang saat Rin sudah hampir sampai di hadapan mereka.

Rin kembali bingung dengan Zeyna, tapi dia tidak ambil peduli.

"Menurutku, itu murni kebetulan, belum ada sejarahnya jika bertemu dalam 3 kali sehari adalah jodoh, jadi, kamu jangan langsung menyimpulkan." ucap Zeyna membalas ucapan Rin.

Rin terkekeh dengan ucapan Zeyna, begitupun dengan Miyuki dan Kyoyo.

Miyuki turun dari mobil, menggandeng lengan Kyoyo dan pindah ke kursi belakang.

"Gadis manis, kamu temani Rin duduk di depan ya, bibi mau bicara dengannya." ucap Miyuki pada Zeyna sambil menoel dagu Zeyna.

Kyoyo belum mengatakan apapun, dia langsung di tarik dan masuk ke dalam mobil.

Tinggallah Rin dan Zeyna yang masih di luar mobil.

Rin membukakan pintu mobil untuk Zeyna dan tersenyum.

"Silahkan." ucap nya.

Dengan rasa canggung, Zeyna terpaksa masuk dan duduk di samping Rin.

"Terima kasih." ucapnya sebelum masuk ke mobil

Rin tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.

Mobil berjalan menuju rumah Kyoyo, di kursi depan hanya ada kesenyapan antara Rin dan Zeyna

Sedangkan di kursi belakang, tampak Kyoyo dan Miyuki yang saling bercengkrama.

"Kyoyo, apa gadis manis ini putri angkat mu?" Tanya Miyuki yang mengarah pada Zeyna.

"Bukan, dia keponakanku, dia dari Indonesia ingin bermain main di sini, maka dari itu dia tinggal bersama ku." jelas Kyoyo.

"Begitu ya. Halo sayang, aku Miyuki Kiyotaka, mama Rin." ucap Miyuki sambil mengulurkan tangannya.

Rin melihat mama nya yang mengulurkan tangan pada Zeyna, dan dia kembali teringat saat dia mengulurkan tangan pada Zeyna tadi siang.

Rin ingin tau, apa Zeyna melakukan hal yang sama seperti pada dirinya? Tapi apa yang dipikirkan Rin salah besar.

Zeyna menerima uluran tangan Miyuki, "Zeyna." ucap Zey.

Rin kembali di buat bingung, ingin sekali dia menanyakan hal itu, tapi menurutnya sangat tidak sopan jika bertanya lebih jauh sekarang, apalagi mereka baru bertemu beberapa kali.

"Nama panjang kamu?" Tanya Miyuki.

"Zeyna Arsyilla Savina." ucap Zeyna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status