Senna Cassia Charlisle tanpa sengaja masuk ke dalam sosok puteri yang bernasib malang. Ran Xieya putri kedua dari Shizu Ran. Senna terpaksa menggantikan Ran Xieya ke dalam semua kemalangan yang dialaminya tapi Senna tak mau menderita oleh kemalangan jadi Senna pun mulai menyusun setiap siasat agar berhasil menghadapi nasib sialnya tapi peristiwa-peristiwa yang ia alami justru menguak rahasia pada misteri masa lalu dari Ran Xieya. Apalagi nasib yang selalu mempertemukannya dengan pemuda dingin dari Klan Han. Han Xue Tian putera kedua Han dengan gelar Ksatria Langit Bersalju. Apakah Senna bisa terlepas dari semua mimpi buruknya ini?
View More"Xia Tian! Kau kah itu?" Ran Xieya tiba-tiba saja muncul. Wanita Muda itu berlari-lari kecil, gaun biru tua dengan jubah senadanya menyapu permukaan lantai kayu yang basah sehabis hujan. Ia tak perduli namun terus berlari mendekati Pria itu."Xieya, oh astaga, cantikku!" Lian Xia Tian dengan konyolnya hendak memeluk Ran Xieya. Tentu saja tidak bisa karena kini ia hanyalah hantu."Kau benar-benar bodoh!" bentak Ran Xieya dengan kedua mata yang berkaca-kaca. "Kau mengorbankan dirimu lagi, untuk kami!" isak Ran Xieya."Xieya ... bukankah sejak dulu aku sudah katakan, meski pemenangnya adikku tapi aku tetap mencintaimu." Perkataan dari Lian Xia Tian menyadarkan Ran Hua Zhen, ia melihat gelagat dari Penguasa Iblis itu seolah menaruh hati pada kakaknya. "Kini kau bertemu dengan kakakku jadi apa yang mau kau katakan?" celetuknya menginterupsi keduanya. Ran Xieya mengangguk. "Xia Tian, apa yang sedang kau coba katakan?" tanyanya.Lian Xia Tian menyadari sikap ketus dari Ran Hua Zhen, ia jad
"Salam, apa kabar adikku?" sapa Ran Xieya sambil merentangkan kedua tangannya.Ran Hua Zhen menghampiri Ran Xieya dengan cepat kemudian meleburkan pelukan hangatnya. Keluarga Ran hanya tersisa kedua Wanita Ran ini. Mereka yang tersisa untuk kembali memperebutkan kerajaan mereka. "Jie ... kita harus kembali merebut rumah kita, rakyat kita dan tanah kita," ucap Ran Hua Zhen.Ran Xieya mengangguk. "Kita akan merebutnya lagi," ucap Ran Xieya. Mereka saling berpelukan dalam kebahagiaan yang tak terucapkan. Meskipun banyak waktu telah terlewati dan banyak hal yang telah berubah, ikatan darah antara mereka tetap kuat. Meskipun mereka telah bertemu kembali, tantangan baru menunggu mereka. Kerajaan mereka hancur, dan rakyat mereka tersebar di berbagai tempat. Ran Xieya dan Ran Hua Zhen bersumpah untuk memulihkan kejayaan kerajaan mereka, demi menghormati warisan keluarga mereka dan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua yang mereka cintai."Kita harus menyingkirkan Baosheng, a
Ran Xieya duduk dengan gusar, ia menanti kedatangan orang-orang terdekatnya untuk bertemu dengan Ran Xieya setelah sekian lama. Masalahnya Ran Xieya sudah lama tak bersua dengan keluarganya itu terutama Ran Hua Zhen, adik bungsunya dan satu-satunya keluarga kerajaan yang tersisa kemudian keponakan kecilnya. Feng Zhi. Ran Xieya berada di kamarnya di kediaman He Hua. Kediaman dari Klan Han, ia memang 'disembunyikan' dengan baik oleh Klan Ksatria dan Kultivator ini. Ran Xieya tengah menyisir rambut hitam panjang bergelombangnya, kedua mata magentanya yang cantik menerjab kala Han Fang Yi, adik bungsu Han yang sejak lama membencinya memunculkan dirinya di ambang pintu."Adik Fang Yi, apakah kau mau berbicara sesuatu?" tanya Ran Xieya sembari menoleh meski belum beranjak berdiri dari kursi kayu akasia berukir teratai itu.Wanita Muda itu hanya memandangi Ran Xieya kemudian menunduk. "Maafkan aku, Jie," ucap Fang Yi.Ran Xieya menoleh tak mengerti, ia heran akan sikap Fang Yi yang mendadak
"Orang yang punya ingatan dari Arai adalah kakek buyutku, ia mewariskan semua ini ke keturunan dan hingga terlahir seseorang yang jadi reinkarnasi dari leluhur kami, membuat pertemuanku denganmu bermula sebenarnya ... aku sendiri anak yang lahir sebagai rencana cadangan jika kembaran asliku tiada untuk melanjutkan rencana Keluarga ini." Han Xue Tian beranjak keluar dari mobil kemudian membukakan pintu untuk Ran Xieya."Aku tidak mengerti," sahut Ran Xieya masih duduk di dalam mobil. Ia bingung dan enggan memasuki kediaman yang asing baginya itu. "Apa lagi tempat itu?" celetuk Ran Xieya."Dilihat dari luar memang seperti kediaman tapi tempat usang namun inilah He Hua yang ada di masa ini," jawab Han Xue Tian. "Di dalam kediaman itu, jawaban ada di sana," ucap Han Xue Tian sembari menoleh kediaman itu.Ran Xieya memandangai suaminya. "Kau lebih tahu daripada aku jika, Tian-Tian berhak mendapatkan keinginannya lebih dulu," ucap Ran Xieya. "Aku tahu." Han Xue Tian menggengam tangan Ran X
"Mama?" tanya Tian-Tian menatap Ran Xieya dengan cemas.Wanita tua itu murka usai mendengar Bocah Kecil yang mirip dengan Han Xue Tian. "Jangan katakan jika dia anakmu?"cecar Wanita Tua itu sembari menunjuk jemarinya.Tian-Tian kini giliran menatap takut sembari bersembunyi dibalik tubuh Ran Xieya, anak kecil seperti Tian-Tian yang tidak mengerti apapun itu tak lepas dari tatapan tajamnya. Tian-Tian menggeleng kala Ran Xieya mengusap-usap kepalanya. "Benar, anak itu anakku dan Ran Xieya adalah istriku,""APA!" bentak Wanita Tua itu dengan mata melotot menatap Ran Xieya. Saat ini kemurkaannya tak membendung untuk menatap Ran Xieya yang kala itu masih bersikap tenang, ia hanya tak sudi jika cucu kesayangannya berakhir bersama wanita yang menurutnya tidak pantas. Rasa sayang yang melimpah pada cucunya membuat Sang Nenek gelap mata untuk mendatangi istri dari Sang Cucu dan nyaris melayangkan tamparan.Ran Xieya menatap Nenek Tua itu. "Ah, aku sungguh bernostalgia dengan konflik seperti i
Agar menjadi pertemuan yang impas, usai berkunjung ke kediaman Ran. Kini Ran Xieya bersama keluarga kecilnya gantian mengunjungi kediaman keluarga Xuanze untuk mengenalkan keluarga kecil ini sekaligus mencari tahu masalah yang sedang mereka alami. Ran Xieya tidak menipu jika saat ini ia merasa gugup untuk bertemu seluruh keluarga Xuanze yang akan menolak kehadirannya, mengingat dulu saat bertemu di Rumah Sakit usai Ran Xieya kembali ke dunia ini, pertemuannya dengan Nyonya Besar Xuanze dan sepupu dari Han Xue Tian alias Xuanze Rhein Qita tidaklah baik. "Xieya, kamu yakin dengan semua ini?" tanya Han Xue Tian yang sedang menyetir masuk ke dalam jalanan kawasan hutan dari kediaman Xuanze.Ran Xieya menatap Putranya, ia terlanjur sudah mengandung dan melahirkan benih cintanya bersama Han Xue Tian meski pernikahan itu terjadi di dunia lain yang berbeda. "Kita bukannya harus tetap menghadapinya? apalagi hanya keluarga Xuanze yang tahu rahasia dari portal dan array dari dunia itu," jawab
"Aku pun membuat dosa, selama kau menghilang, Tian-Tian kurang perhatian dariku membuat adikmu selalu membenciku," ucap Han Xue Tian.Ran Xieya tersenyum lembut. Seseorang yang semula datar tanpa ekspresi seperti Han Xue Tian dapat berubah demi anaknya. Ran Xieya memaklumi kesulitan yang dialami oleh Han Xue Tian, jadi ia beranjak berdiri kemudian membelai permukaan wajah Pria Rupawan itu meski harus berjinjit. "Pasti sulit bersama Tian-Tian sejak bayi hingga besar," ucap Ran Xieya tersenyum kecil."Maafkan aku Xue Tian," "Tidak perlu, Xieya, aku juga bersalah,""Kalau begitu kita harus memperbaiki lagi semuanya," ucap Ran Xieya tapi kini tersenyum kecil. "Kurasa mumpung ada di dunia ini ... bagaimana jika kita menyapa keluarga-keluargaku yang menyebalkan itu?" ...Perjalanan yang tidak terlalu jauh ditempuh oleh mobil metalik hitam yang melaju membelah keheningan jalan raya. Ran Xieya duduk dibangku penumpang belakang sembari mengusap puncak kepala anak laki-lakinya yang berbarin
Pagi ini ketika mentari menaik, sinar mentari dan hangat suhu itu mengintip masuk dari horden jendela yang terbuka seiring dengan terbukanya sepasang jendela kaca itu. Horden putih, meliuk-liuk mengikuti semilir angin yang menerpa. Semua itu mengenai sosok tubuh yang berbaring diatas ranjang kasur disebuah kamar luas dengan ornamen-ornamen berwarna merah temaram.Sosok mungil itu, mulai bergerak gelisah dalam tidurnya. Hingga kedua kelopak matanya terbuka menampaki sepasang iris violet dengan netra yang membesar. “Huh?” ia masih berbaring dengan menolehkan kepalanya menatap jendela yang terbuka itu, taman dengan bunga-bunga wisteria yang menyambut pemandangan pertama setelah bangun tidur ini."Xieya, kita ada di rumah Kakek, maaf kemarin memindahkanmu dari Rumah Sakit dalam keadaan tidur karena situasi mendadak," ucap Han Xue Tian yang kala itu berdiri diambang pintu. Yue atau kini sudah kembali menjadi Ran Xieya mulai beranjak menduduki dirinya. Ia tatap Pria berambut hitam panjang
"Semua itu dusta, tentu saja."...“Sahabatku hilang bertahun-tahun kemudian kembali tanpa memori, bahkan sudah memiliki anak denganmu, pikirkanlah ... apakah Senna tipikal orang yang tidak mengundang pernikahannya dengan sahabatnya?” celetuk Elya geram.“Aku tidak mengerti maksudmu, Nona Elya,” sahut Han Xue Tian.“Hai Senna, aku tak memintamu menyambutku dengan hangat, hanya ingatlah namaku,” ucap Elya dengan tatapan yang sulit diartikan.Yue memandangi Gadis itu dengan seksama kemudian gantian melirik Han Xue Tian yang membungkam itu. Yue memamerkan senyuman manisnya. “Elya kenapa cara bicaramu kaku?” tanya Yue sembari tersenyum.Han Xue Tian tahu jika Ran Xieya tidak memiliki ingatan dan terjebak dengan sosok "Yue" yang ia yakini sebagai diriya saat ini. Han Xue Tian pun memilih diam sejenak untuk mengamati dengan seksama sikap yang tengah Yue jalani saat ini.Sandiwara apa yang kau coba lakukan untuk menyembunyikan semua ini, Yue? batin Han Xue Tian sembari menelisik dengan tat
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.