Rio masih sama dengan hari-hari kemarin, dia tidak mau makan dan juga mengabaikan semuanya. Aku cemas dengan keadaan Rio dan juga Anna, aku tak henti-hentinya membujuk Rio untuk makan.
Malampun tiba, aku dan David pergi ke rumah sakit dan membawakan makanan untuk Rio. Namun lagi-lagi dia tertidur dengan wajah muram dan sangat lesu sekali. Begitu besar pengorbanan Rio untuk Anna, aku tak menyangka Rio sangat setia dengan Anna.
"Ri bangun, lo harus makan." Kata David
"Eh Dav, kapan datang?" Tanya Rio
"Udah gausa nanyain itu, nih sekarang lo makan dulu." Kata David
"Gue gak selera Dav, gue cemas sama keadaan Anna sekarang." Kata Rio
"Rio lo jangan gitu, sesedih apapun po seterpuruk apapun lo, lo harus inget sama diri lo sendiri. Ri inget, sedih juga butuh tenaga." Kata David
Kami bertiga menginap di rumah sakit untuk menemani Anna, orang tua Anna sangat sedih. Aku sangat khawat
Sudah dua bulan Anna berada dirumah sakit dalam keadaan koma. Hari ini adalah hari dimana Anna berulang tahun, namun Anna masih dalam keadaan tak sadar. Rio, dia sudah mempersiapkan ulang tahun Anna. Dia membelikan kado dan kue, dia berharap Anna bangun dan meniup lilin yang ada pada kue itu. Aku terkagum dengan Rio, dia berbeda sekali dengan Ihsan. Siang ini aku akan dan David akan berkunjung ke rumah sakit, aku ingin memastikan keadaan Anna. Sesampainya dirumah sakit aku melihat Rio sedang berbicara sendirian, dia sangat berharap Anna mendengar segala pembicaraannya. "Happy birthday Na. Oh iya, hari ini kamu ulang tahun loh. Liat aku bawain kamu kado sama kue, aku harap kamu bisa bangun dan meniup lilin ini. Aku janji kalo kamu bangun aku akan berusaha sebisa aku untuk bahagiaain kamu, aku harap kamu bisa mendengar perkataanku." Isak tangis Rio Aku sangat terharu melihat Rio, aku berharap banyak pada tuhan atas k
Setelah membaca surat yang ada didalam kado itu, Anna menangis menjadi-jadi. Dia tidak menyangka atas apa yang telah menimpa Rio. Kalau saja dia tidak menyebutkan nama Ihsan saat itu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Anna sangat menyesalinya, dia baru sadar kalo Rio lah yang setia menunggunya selama dia dirumah sakit dalam keadaan koma.Sampai saat ini Anna masih belum bisa menerima semua yang telah terjadi, dia tidak ingin Rio ada di posisi dimana saat dia sedang berjuang melawan komanya. Keesokan harinya, Anna datang ke rumah sakit. Dia setia menunggu sampai Rio bangun, dia tidak ingin kehilangan orang yang benar-benar dia sayangi untuk yang kedua kalinya.Anna terus memegang erat tangan Rio, dan dia berharap Rio bisa bangun secepatnya. Dia ingin sekali melihat Rio tersenyum, dia takut jika terjadi hal buruk kepada Rio.Tak lama setelah itu, Anna memanggil nama Rio dan menyatakan perasaannya.
Jakarta, Jumat, 17Januari 2003 itu adalah kelahiran ku. Aku dilahirkan dari pasangan yang bernama Eva Amelia dan Daniel Anggara. Pada saat aku berusia 8 tahun aku dan keluargaku pindah ke Bandung, disaat itu juga awal pertemuan aku dan David. Aku tinggal disebuah perumahan, rumah ku dan david bersebelahan lebih tepatnya kita bertetangga. Saat itu aku sedang duduk di depan rumahku sambil memeluk boneka dan aku menangis tersedu-sedu. Lalu datanglah seorang anak kecil, ya dia David. David bertanya mengapa aku sendirian dan kenapa aku menangis. Lalu dia selalu berusaha membuat aku tersenyum dengan cara menghiburku. "Hi aku David, nama kamu siapa?" Sapa David sambil mengulurkan tangan "Aku Rara" jawabku sambil menangis "Ra kamu kenapa menangis?" "Aku sedih aku harus pindah kesini, sedangkan teman-teman ku disana" Rara menjawab dengan perasaan sedih "Kamu tenang aja kan ada aku, aku siap ko jadi sahabat kamu selamany
Saat ini aku sudah menduduki bangku SMA, aku dan David satu sekolah. Karena mama berpesan kepada David supaya terus menjaga ku, anggap saja aku ini adiknya. Pagi ini aku bergegas untuk berangkat kesekolah, didepan sudah ada David yang siap mengantar jemputku ke sekolah karena kita satu sekolah. Setiap hari mama selalu membawakan aku dan David bekal untuk makan siang. "Mah aku berangkat ya" "Iya, hati-hati. David jagain Rara ya "Siap tante" Saat diperjalanan aku meminta David sepulang sekolah mengantarku ke toko buku, karena ada buku yang ingin aku beli tapi sayangnya sesampainya disana buku yang kucari tidak ada. "Dav pulang sekolah anterin aku ke toko buku ya" "Oke" ********* Sesampainya di toko buku, aku terus mencari dan mencari sampai ketemu. Namun aku agak sedikit kecewa, karena tidak sama sekali menemukannya. David memilihkan satu buku yang bagus menurut dia, tapi aku gak
Hari minggu tepat pukul 07.00 WIB, aku berolahraga lari di sekeliling komplek. Saar dijalan aku bertemu David, dia menyapa ku tapi aku cuek padanya. Lalu David menarik tanganku dan bertanya mengapa aku berubah. "Ra kamu kenapa si aneh banget?" "Gapapa." Jawabku dengan malas "Oh iya, Ra aku udah jadian sama Alice menurut kamu gimana?" "Gak gimana-gimana" Aku terpaksa meninggalkan David karena aku masih kesal dengan sikap dia yang kemarin. David mengejarku dan aku berlari sampai aku terjatuh dan lutut ku memar. "Ahh.." "Ra kamu gak papa?" "Aku bisa sendiri!!" Aku berusaha bangun namun tak bisa "Ra aku antar kamu pulang ya" David menggendong ku sampai ke rumah, lalu David mengambil kotak P3K di rumahku lalu mengobati lukaku. Aku masih menahan kesakitan. "Lagian kamu kenapa menghindar dari aku sih" "Kamu tau aku lagi kesel sama kamu, kamu kemarin gak ngaba
Saat ini pikiranku sedang kacau, aku bingung dan aku tidak tau harus bagaimana. Pikiranku masih sama masih tertuju pada omongan Alice yang akan membuat perhitungan padaku dan juga David. Saat di sekolah Aku menemukan surat di bawah mejaku, dalam surat itu berisikan kata "Tuggu pembalasanku nanti, akan ku buat sengsara kamu." Dan aku memutuskan untuk berbicara pada Anna mengenai surat itu, aku menanyakan padanya apakah dia yang menaruh surat itu. "An kamu naruh surat ga di meja aku?" "Ngga, emang surat apa?" "Isi suratnya kaya ancaman gitu" "Ra bahaya banget itu, kamu harus hati-hati apalagi David. Setelah kalian ribut sama Alice sering terjadi hal aneh kan." Aku sempat kepikiran omongan Anna, apa memang Alice yang mengirimkan surat itu. Tapi aku tak punya bukti untuk menuduhnya, sebaiknya kusimpan dulu surat ini. ============================================== Setelah pulang sekolah aku dan David mam
Saat kejadian kecelakaan itu, aku sempat terpikir untuk selalu berwaspada. Karena bakal terjadi lagi hal yang tidak diinginkan, orang itu pasti orang yang sama dengan kejadian teror di dalam surat itu. Saat aku mulai sekolah rasanya tak pernah melihat Alice, kemana dia apakah dia pindah? Ntaah yang pasti sekarang dia tidak ada disini. Saat jam pelajaran dimulai, tiba-tiba Alice datang dan memohon maaf kepada guru yang sedang mengajar. Aku tak sangka Alice datang, tapi Alice juga harus menerima teguran atas keterlambatannya. Alice disuruh membersihkan toilet sekolah. "Eh ada ob baru nih" sahut Anna dengan mentertawakannya "Eh lo jangan banyak omong ya!" Tegas Alice "An udah kita ke kelas yu" Saat itu Alice sedang melakukan sebuah rencana, dia akhir ini sering mengusiku. Saat aku sedang duduk di taman tiba-tiba dia datang berjalan menuju arah tempat aku duduk. Dia membawa minuman dan minum sambil berjalan,
Setelah memergoki Alice dan Rio di caffe itu, aku sempat berpikir kenapa mereka melakukan semua itu. Jahat sekali mereka tega-teganya melakukan tindakan kriminal seperti itu. David dan Anna yang benar-benar sudah geram sekali ingin membawanya ke pihak yang berwajib agar mereka diadili. Kali ini aku menahannya, karena kita harus menyusun rencana terbaik untuk semua ini. Dan kita juga harus mengintrogasi Alice terlebih dahulu dan apa tujuan dia untuk semua ini. Saat disekolah aku sama sekali tidak menemukan Alice kemana dia, apakah kali ini dia punya firasat akan terbongkar suatu rencana yang telah iya susun dengan baik. Tiba-tiba David dan Anna mengajakku berdiskusi dirumahku, dan kali ini mungkin akan berjalan dengan lancar untuk mengintrogasi dia. Akhirnya merekapun datang kerumah, sambil menyiapkan makanan David menyusun rencana awal. "Oh ya Dav gimana rencana awal kita apa?" Tanya Anna dengan serius "Tumben