Sudah dua bulan Anna berada dirumah sakit dalam keadaan koma. Hari ini adalah hari dimana Anna berulang tahun, namun Anna masih dalam keadaan tak sadar.
Rio, dia sudah mempersiapkan ulang tahun Anna. Dia membelikan kado dan kue, dia berharap Anna bangun dan meniup lilin yang ada pada kue itu. Aku terkagum dengan Rio, dia berbeda sekali dengan Ihsan.
Siang ini aku akan dan David akan berkunjung ke rumah sakit, aku ingin memastikan keadaan Anna. Sesampainya dirumah sakit aku melihat Rio sedang berbicara sendirian, dia sangat berharap Anna mendengar segala pembicaraannya.
"Happy birthday Na. Oh iya, hari ini kamu ulang tahun loh. Liat aku bawain kamu kado sama kue, aku harap kamu bisa bangun dan meniup lilin ini. Aku janji kalo kamu bangun aku akan berusaha sebisa aku untuk bahagiaain kamu, aku harap kamu bisa mendengar perkataanku." Isak tangis Rio
Aku sangat terharu melihat Rio, aku berharap banyak pada tuhan atas kesembuhan Anna. Aku tak tega melihat Rio sedih berlarut-larut seperti ini.
Tak lama setelah itu, aku menyapa Rio. Dia sempat terkaget dan ada rasa sedikit malu karena telah menyatakan perasaannya pada Anna.
"Hi Rio, lo lagi ngapain? Oh iya ini gue dan David bawain lo makanan." Kata Anna
"Bentar ini lo ngapain bawa kue sama kado, emang Anna ulang tahun?" Tanya David
"Hemm iya, gue sangat berharap dia bisa bangun" kata Rio
Seketika suasana menjadi hening dan tak ada pembicaraan yang bisa kita bicarakan lagi. Aku bingung harus berbuat apa, aku hanya bisa berharap dan berdoa atas kesembuhan Anna.
Malampun tiba, saat aku dan David akan berpamitan untuk pulang. Tak lama setelah itu Anna menggerakan jari tangannya. Atas kuasa tuhan, sungguh tak terduga akhirnya Anna sadar dari koma.
Rio pun segera memanggil dokter untuk mengecek keadaan Anna. Akhirnya Anna kembali pulih, hanya saja dia harus banyak istirahat untuk masa penyembuhan ini.
Jujur aku sangat senang, aku senang bisa melihat Anna bangun dari tidurnya yang lama. Aku senang bisa melihat Anna tersenyum lagi dan memanggil namaku.
"Mah, Pah, Ara kalian dimana?" Kata Anna
"Anna akhirnya lo sadar juga, lo jangan banyak bicara dulu ya karena masih dalam pemulihan. Mama dan papa lo ada di rumah, disini hanya ada gue, David dan juga Rio." Kata Ara
"Ihsan?" Tanya Anna
Seketika suasana menjadi hening saat Anna menanyakan keadaan Ihsan. Rio tersentak kecewa dengan perkataan yang keluar dari mulut Anna. Dia berharap banyak atas kesembuhan Anna, tapi Anna masih saja mengharapkan Ihsan.
"Na please lupain dia, selama lo koma dua bulan dirumah sakit yang jagain lo itu Rio. Tiap hari dan gak pernah pulang, bahkan dia sampai rela tidak makan karena untuk nemenin lo disini." Tegas Ara
"Sayang udah, sabar Anna masih belum bisa menerima keadaan." Kata David
Saat itu juga Rio meninggalkan rumah sakit, entah kemana ia pergi saat itu. Dia mematikan ponselnya sehingga tidak dapat dihubungi sama sekali.
1 minggu pun berlalu, akhirnya Anna bisa pulang ke rumah. Saat itu Rio masih tidak bisa dihubungi, aku dan David sama sekali tidak tahu keberadaan dia sekarang.
Aku dan David mengantar Anna pulang kerumah orang tua nya, mama dan papa nya Anna sangat senang bisa melihat Anna pulang dengan wajah ceria.
Kami pun berbincang-bincang sambil menikmati makan siang, tak lama setelah itu Anna bertanya akan keberadaan Rio. Mengapa Rio tidak ada disaat dua akan keluar dari rumah sakit. Entah apa yang harus aku jawab atas pertanyaan-pertanyaan Anna, aku bingung.
"Ra, Rio ko gak ada kemana dia?" Tanya Anna
"Gue gatau Na, semenjak lo sadar dan lo nyebut nama Ihsan tiba-tiba dia keluar dan sampai sekarang keberadaannya gak tau dia ada di mana." Jawab Ara
"Oh iya Na, waktu itu Rio ngasih ini ke lo" kata David
"Ini apa?" Tanya Anna
"Gatau nanti aja di bukanya" kata David
Sepulang dari rumah Anna aku mendapat pesan dari Alice, dia mengabarkan kondiri Rio yang saat ini sedang kritis karena kecelakaan. Aku sangat terkejut dan tak menduga semua ini, saat itu juga aku langsung mengabarkan David dan Anna.
Malam itu kami mengunjungi rumah sakit dimana Rio dirawat, aku tak sangka pantas saja dia menutup ponselnya. Anna menangis tersedu-sedu melihat keadaan Rio yang sekarang.
Kenapa musibah ini terjadi begitu cepat pada Rio, aku tidak pernah menyangka akan terjadi seperti ini. Tak lama saat itu Alice mengajak Anna berbicara empat mata.
"Na gue mau ngomong" kata Alice
"Lo mau ngomong apa?" Tanya Anna
"Lo sadar gak sih, dihati lo ada sedikit aja rasa buat Rio? Oh iya apa lo udah baca surat yang ada didalam kado itu?" Kata Alice
"Gue belum sama sekali membuka kado itu, emang ada apa?" Tanya Anna
"Pulang dari sini lo baca aja sendiri, dan lo akan tahu alasan kenapa Rio sampe bisa seperti ini. Gue berharap lo gak akan pernah mengecewakan hati dia." Kata Alice
Saat itu juga Anna langsung pulang dan membuka kado lalu membaca surat yang ada di dalam kado tersebut dan langsung membacanya.
Setelah membaca surat yang ada didalam kado itu, Anna menangis menjadi-jadi. Dia tidak menyangka atas apa yang telah menimpa Rio. Kalau saja dia tidak menyebutkan nama Ihsan saat itu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Anna sangat menyesalinya, dia baru sadar kalo Rio lah yang setia menunggunya selama dia dirumah sakit dalam keadaan koma.Sampai saat ini Anna masih belum bisa menerima semua yang telah terjadi, dia tidak ingin Rio ada di posisi dimana saat dia sedang berjuang melawan komanya. Keesokan harinya, Anna datang ke rumah sakit. Dia setia menunggu sampai Rio bangun, dia tidak ingin kehilangan orang yang benar-benar dia sayangi untuk yang kedua kalinya.Anna terus memegang erat tangan Rio, dan dia berharap Rio bisa bangun secepatnya. Dia ingin sekali melihat Rio tersenyum, dia takut jika terjadi hal buruk kepada Rio.Tak lama setelah itu, Anna memanggil nama Rio dan menyatakan perasaannya.
Jakarta, Jumat, 17Januari 2003 itu adalah kelahiran ku. Aku dilahirkan dari pasangan yang bernama Eva Amelia dan Daniel Anggara. Pada saat aku berusia 8 tahun aku dan keluargaku pindah ke Bandung, disaat itu juga awal pertemuan aku dan David. Aku tinggal disebuah perumahan, rumah ku dan david bersebelahan lebih tepatnya kita bertetangga. Saat itu aku sedang duduk di depan rumahku sambil memeluk boneka dan aku menangis tersedu-sedu. Lalu datanglah seorang anak kecil, ya dia David. David bertanya mengapa aku sendirian dan kenapa aku menangis. Lalu dia selalu berusaha membuat aku tersenyum dengan cara menghiburku. "Hi aku David, nama kamu siapa?" Sapa David sambil mengulurkan tangan "Aku Rara" jawabku sambil menangis "Ra kamu kenapa menangis?" "Aku sedih aku harus pindah kesini, sedangkan teman-teman ku disana" Rara menjawab dengan perasaan sedih "Kamu tenang aja kan ada aku, aku siap ko jadi sahabat kamu selamany
Saat ini aku sudah menduduki bangku SMA, aku dan David satu sekolah. Karena mama berpesan kepada David supaya terus menjaga ku, anggap saja aku ini adiknya. Pagi ini aku bergegas untuk berangkat kesekolah, didepan sudah ada David yang siap mengantar jemputku ke sekolah karena kita satu sekolah. Setiap hari mama selalu membawakan aku dan David bekal untuk makan siang. "Mah aku berangkat ya" "Iya, hati-hati. David jagain Rara ya "Siap tante" Saat diperjalanan aku meminta David sepulang sekolah mengantarku ke toko buku, karena ada buku yang ingin aku beli tapi sayangnya sesampainya disana buku yang kucari tidak ada. "Dav pulang sekolah anterin aku ke toko buku ya" "Oke" ********* Sesampainya di toko buku, aku terus mencari dan mencari sampai ketemu. Namun aku agak sedikit kecewa, karena tidak sama sekali menemukannya. David memilihkan satu buku yang bagus menurut dia, tapi aku gak
Hari minggu tepat pukul 07.00 WIB, aku berolahraga lari di sekeliling komplek. Saar dijalan aku bertemu David, dia menyapa ku tapi aku cuek padanya. Lalu David menarik tanganku dan bertanya mengapa aku berubah. "Ra kamu kenapa si aneh banget?" "Gapapa." Jawabku dengan malas "Oh iya, Ra aku udah jadian sama Alice menurut kamu gimana?" "Gak gimana-gimana" Aku terpaksa meninggalkan David karena aku masih kesal dengan sikap dia yang kemarin. David mengejarku dan aku berlari sampai aku terjatuh dan lutut ku memar. "Ahh.." "Ra kamu gak papa?" "Aku bisa sendiri!!" Aku berusaha bangun namun tak bisa "Ra aku antar kamu pulang ya" David menggendong ku sampai ke rumah, lalu David mengambil kotak P3K di rumahku lalu mengobati lukaku. Aku masih menahan kesakitan. "Lagian kamu kenapa menghindar dari aku sih" "Kamu tau aku lagi kesel sama kamu, kamu kemarin gak ngaba
Saat ini pikiranku sedang kacau, aku bingung dan aku tidak tau harus bagaimana. Pikiranku masih sama masih tertuju pada omongan Alice yang akan membuat perhitungan padaku dan juga David. Saat di sekolah Aku menemukan surat di bawah mejaku, dalam surat itu berisikan kata "Tuggu pembalasanku nanti, akan ku buat sengsara kamu." Dan aku memutuskan untuk berbicara pada Anna mengenai surat itu, aku menanyakan padanya apakah dia yang menaruh surat itu. "An kamu naruh surat ga di meja aku?" "Ngga, emang surat apa?" "Isi suratnya kaya ancaman gitu" "Ra bahaya banget itu, kamu harus hati-hati apalagi David. Setelah kalian ribut sama Alice sering terjadi hal aneh kan." Aku sempat kepikiran omongan Anna, apa memang Alice yang mengirimkan surat itu. Tapi aku tak punya bukti untuk menuduhnya, sebaiknya kusimpan dulu surat ini. ============================================== Setelah pulang sekolah aku dan David mam
Saat kejadian kecelakaan itu, aku sempat terpikir untuk selalu berwaspada. Karena bakal terjadi lagi hal yang tidak diinginkan, orang itu pasti orang yang sama dengan kejadian teror di dalam surat itu. Saat aku mulai sekolah rasanya tak pernah melihat Alice, kemana dia apakah dia pindah? Ntaah yang pasti sekarang dia tidak ada disini. Saat jam pelajaran dimulai, tiba-tiba Alice datang dan memohon maaf kepada guru yang sedang mengajar. Aku tak sangka Alice datang, tapi Alice juga harus menerima teguran atas keterlambatannya. Alice disuruh membersihkan toilet sekolah. "Eh ada ob baru nih" sahut Anna dengan mentertawakannya "Eh lo jangan banyak omong ya!" Tegas Alice "An udah kita ke kelas yu" Saat itu Alice sedang melakukan sebuah rencana, dia akhir ini sering mengusiku. Saat aku sedang duduk di taman tiba-tiba dia datang berjalan menuju arah tempat aku duduk. Dia membawa minuman dan minum sambil berjalan,
Setelah memergoki Alice dan Rio di caffe itu, aku sempat berpikir kenapa mereka melakukan semua itu. Jahat sekali mereka tega-teganya melakukan tindakan kriminal seperti itu. David dan Anna yang benar-benar sudah geram sekali ingin membawanya ke pihak yang berwajib agar mereka diadili. Kali ini aku menahannya, karena kita harus menyusun rencana terbaik untuk semua ini. Dan kita juga harus mengintrogasi Alice terlebih dahulu dan apa tujuan dia untuk semua ini. Saat disekolah aku sama sekali tidak menemukan Alice kemana dia, apakah kali ini dia punya firasat akan terbongkar suatu rencana yang telah iya susun dengan baik. Tiba-tiba David dan Anna mengajakku berdiskusi dirumahku, dan kali ini mungkin akan berjalan dengan lancar untuk mengintrogasi dia. Akhirnya merekapun datang kerumah, sambil menyiapkan makanan David menyusun rencana awal. "Oh ya Dav gimana rencana awal kita apa?" Tanya Anna dengan serius "Tumben
Oke kita lanjut, saat diperjalanan David menghentikan mobil di pinggir jalan. Dia berkata serius untuk menjagaku kali ini dan dia benar-benar menyatakan perasaannya. "Ra sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, cuma kamu taukan aku janji sama mama kamu untuk selalu menggantikan papa kamu dan selalu menjaga kamu" "Dav kalo becanda itu jangan soal perasaan bisa gak si" teramat kesal sehingga aku mengatakan itu "Ra!! Kali ini aku benar-benar serius, dari dulu kita bersahabat. Pastk dari salah satu ada yang mempunyai rasa, ya itu aku. Aku sungguh menyukaimu, aku mencintaimu layaknya ayah mu dulu ra" Aku terharu akan kata-kata David, mungkin memang ini jalan terbaik bagiku untuk menuju masa depan dan ini jalan kehidupanku yang baru. ******* Tak terasa kami sudah lulus SMA dan dari kami bertiga akan melanjutkan ke universitas yang sama. Dan rencananya David ingin melamarku, tapi aku harap papa datang dia