Share

Part 93

Part 93

Sekar ketakutan setengah mati. Terlebih saat merasakan pintu seperti ada yang menggedor. Ia menangis sejadi-jadinya.

“Bapak, Ibu, maafkan aku ...,” lirihnya sambil berurai air mata.

“Sekar, buka pintunya! Sekar, ini aku, Boy. Buka pintunya!” teriak seseorang dari luar.

Antara takut dan ingin mendapat pertolongan, Sekar ragu untuk membuka. Sempat terlintas keinginan untuk kabur, tetapi jendela rupanya memiliki teralis besi yang sangat kuat.

“Sekar, buka pintunya!” teriak Sekar dari luar.

Sekar bangkit perlahan dan mulai memutar kunci. Membuka sedikit dan berjaga-jaga. Rupanya di luar sudah sepi dan lampu sudah menyala terang, tidak seperti tadi yang menggunakan lampu remang-remang.

“Boy, kamu dari mana?” pekik Sekar bernapas lega.

“Maaf, aku tadi lama ya keluarnya? Kamu menangis? Buka yang lebar pintunya,” kata Cella yang memahami jika Sekar ketakutan.

“Siapa mereka, Boy? Siapa mereka?” tanya Sekar.

“Siapa? Tidak ada siapa-siapa,” jawab Cella.

“Tidak, Boy, aku tadi melihat bebe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status