Share

Bab 11

Pada saat ini, Nauna merasa agak aneh. Lusi terlihat sangat percaya diri. Begitu berbeda dengan beberapa saat lalu—ketika mereka semua berkumpul di ruang tengah. Seraut gusar yang tercetak di wajah perempuan ini sewaktu tadi, sekarang berganti dengan senyuman tipis penuh arti.

Tangan Lusi terulur, ingin berjabatan dengan Nauna sebagai tanda sepakat atas tantangan yang baru saja mereka buat. Kepercayaan dirinya semakin membuat Nauna merasa ragu dan curiga.

“Kenapa?” Lusi bertanya dengan sorot meremehkan ketika uluran tangannya tak kunjung bersambut. “Takut kalah?”

Nauna mengerjap waspada. Dia merasa ada yang tidak beres. Bagaimana kalau Lusi dan para iparnya punya rencana lain yang belum dia ketahui?

“Sudah kuduga, kamu nggak akan berani menerima tantanganku. Kamu tahu kalau kamu pasti akan kalah. Iya, kan?“ Lusi tertawa pelan, terdengar sangat pongah dan menyebalkan di telinga.

Saat itu juga, Nauna meraih uluran tangan yang hampir diturunkan. Lusi sedikit terkesiap. Dalam hitungan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status