SUMMER TRIANGLE

SUMMER TRIANGLE

Oleh:  Reira.97  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
43Bab
3.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

“Can i trust you?” gumam Aquila sedikit terisak. Ada ketakutan yang besar pada sang gadis untuk mengijinkan orang lain masuk sepenuhnya ke dalam hidupnya. Ia takut jika ia mempercayai orang lain maka orang itu akan berbalik menghianatinya. Ia begitu takut akan penghianatan. Dan sekarang saat Altair menawarkan cinta yang begitu tulus dan lembut, ia tak tahu bisa mempercayai sepenuhnya atau tidak. Ia takut suatu hari pria yang kini menjadi kekasihnya itu akan pergi darinya karena sebuah penghianatan. Jangan salahkan Aquila yang tidak bisa mempercayai orang lain sepenuhnya, itu bukan kemauannya. Namun, lingkungan yang membuat dia menjadi seperti itu. Ia bukan gadis yang tumbuh dengan dongeng cinta sejati yang berakhir bahagia selamanya, melainkan gadis yang tumbuh dengan dongeng cinta yang penuh duri kemunafikan, penghianatan, pertengkaran dan air mata. Ia yang sudah membangun tembok tinggi bertahun-tahun untuk memagari hatinya agar tak merasakan cinta, kini dengan mudahnya dirobohkan oleh Altair hanya dalam hitungan bulan, tentu saja itu membuatnya bingung. Pertanyaan ‘bisakah aku mempercayaimu’ selalu menghantui gadis cantik itu.

Lihat lebih banyak
SUMMER TRIANGLE Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
43 Bab
Kucing Kecil
  --> We're sorry but website doesn't work properly without JavaScript enabled. Please enable it to continue.
Baca selengkapnya
Kediaman Minami
“Band yang akan mengisi live music belum datang padahal acaranya dimulai lima belas menit lagi dan kami tidak menyiapkan cadangannya.” Aquila mengacak rambutnya kasar.    “Kau tau, Altair sangat bagus dalam bernyanyi” ucap Ryota yang dihadiahi tatapan tidak suka dari Altair. “Benarkah itu? Kak aku mohon bantu aku kak..”  “Boss akan memecatku jika acara ini berantakan karena aku penanggung jawabnya.” Lanjut Aquila memelas, memberi tatapan puppy eyes ke arah Altair yang tentu saja tidak akan bisa ditolak oleh orang berbadan kekar tersebut. Dan Altair hanya mengangguk tanda persetujuan. Ia sudah tidak pernah bernyanyi setelah sibuk mengurus perusahaannya jadi Altair merasa aneh untuk bernyanyi, tetapi mendengar Aquila mungkin akan dipecat oleh bossnya membuat dirinya tidak tega. Menyanyi satu dua lagu sepertinya bukan masalah.  “L
Baca selengkapnya
Lebih Dekat
Cukup lama keduanya bertatapan tanpa sadar dan bunyi smartphone dari saku celana Altair membuyarkan keduanya. Sedikit panik Altair berjalan mejauh dari Aquila. “Ha.. hallo, Ryota?” Altair tergagap, mencoba menetralkan detak jantungnya. “Altair.. apa kau baru saja melalukan hal yang tidak pantas, kenapa suaramu gugup sekali?” goda Ryota seakan bisa melihat apa yang baru saja terjadi. “Apa maksudmu, aku hanya kaget tadi.. Untuk apa kau menelpon?” Altair tidak terima. “Aku dan Naoki sudah berada di apartemenmu, sekarang kau di mana?” Ryota menjelaskan. “Apa? untuk apa?” “Apa kau lupa besok pagi kita ada meeting penting dan kita harus menyiapkan semua materinya.” Ryota sedikit heran karena sahabatnya itu belum pernah melupakan schedule kerja sebelumnya. “Ahh.. aku a
Baca selengkapnya
Badai Pertama
Mereka berdua sudah di supermarket, Altair mendorong troli sementara Aquila yang akan mengambil bahan makanan yang mereka butuhkan tepatnya yang Aquila inginkan.Altair tidak keberatan tentang itu, ia menyukainya, ia menyukai wajah Aquila yang bersemangat tiap kali mengambil satu persatu makanan yang dia suka atau wajah memelasnya saat Altair melarangnya mengambil barang yang hanya terlihat lucu untuk Aquila. Tingkah keduanya membuat orang-orang disekitar mereka merasa iri karena menurut pandangan orang lain, mereka terlihat begitu mesra, juga serasi. Altair dengan tinggi diatas rata-rata sementara tinggi Aquila hanya sebatas pundak Altair. Altair yang begitu menawan, Aquila yang begitu menarik. “Kau bekerja nanti malam?” tanya Altair. Ia ingat Aquila harus bekerja setiap akhir pekan. “Tidak, hari ini aku cuti.”  “Bagaimana jika nanti malam kita mengadakan pe
Baca selengkapnya
Pria itu bernama Aki
Semua terdiam mendengar pertanyaan yang lolos dari mulut Altair. Tentu semua tahu pertanyaan itu di arahkan untuk siapa meski Altair tidak menyebutkan nama. “Siapa pria itu.. Aquila Minami?” desis Altair merendahkan suaranya. “Di.. dia sahabatku.” gumam Aquila lirih tidak berani menatap Altair. Gadis manis itu takut mendengar nada rendah pria yang beberapa bulan ini tinggal bersamanya. Selama mereka tinggal bersama belum pernah sekalipun Altair menggunakan nada rendah untuk berbicara padanya, sekalipun Aquila membuat kesalahan Altair tak pernah marah padanya. Nada rendah Altair benar-benar mengintimidasi Aquila. “Jadi kami semua yang ada disini boleh mencium bibirmu seperti tadi, bukankah kami juga sahabatmu?” Hening. Semua orang terdiam mendengar pertanyaan Altair. Aquila menatap Altair tak percaya. Entahlah, tapi pertanyaan Altair membuatnya
Baca selengkapnya
Berdamai
“Aki bilang dia akan menjauh dariku tapi sebelumnya dia ingin berciuman sekali saja dan bodohnya aku menyetujui dan sialnya Altair melihatnya!” gerutu Aquila frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.  “Kenapa.. kenapa kau takut saat Altair mengetahuinya?” Pertanyaan Emilia membuat Aquila terdiam. Ia tidak tahu kenapa ia merasa menyesal karena Altair melihatnya. “Lain kali saja kau beri jawabannya.” Emilia menepuk pundak Aquila pelan. Emilia tahu Aquila sendiri belum menemukan jawaban atas perasaannya sendiri.  “Ayo keluar, sepertinya live music sudah selesai!” Ajak Emilia. *** “Aquila.. kau bisa mengambil cuti besok, aku tidak tega melihatmu seperti ini.” ucap Emilia di parkiran apartemen Aquila atau lebih tepatnya apartemen Altair. Mereka berdua baru saja pulang bekerja. Emilia mengant
Baca selengkapnya
Perhatian Altair
“Aquila, kau ingin makan sesuatu?” tanya Altair setelah sampai di apartemen mereka. “Aku ingin langsung istirahat saja kak.” jawab Aquila lemah. Ia masih merasa pusing, badanpun masih terasa berat. Altair hanya mengangguk, ia memapah Aquila ke kamarnya. Terlihat sekali raut lelah di wajah gadis itu. Altair menidurkan Aquila pelan, menyelimutinya sampai sebatas dada, tidak lupa mengelus surainya lembut. “Tidurlah!” ucap Altair sembari mengusap-usap kuping Aquila pelan. Matanya menatap Aquila lekat. Gadis itu menuruti perkataan pria di sampingnya, ia mencoba memejamkan mata. Aquila yang begitu merasa nyaman akan perlakuan Altair langsung terbawa ke alam mimpi. Ia tidak pernah diperlakukan selembut ini oleh orang lain. Yakin Aquila telah tertidur Altair keluar menuju balkon lalu meraih handphonenya untuk menghubungi seseorang. “Halo Tsuyu, bisakah kau ke apartemenku sekarang? Temank
Baca selengkapnya
Awal Masalah
Altair bersiap secepat yang dia bisa, dari ucapa Ryota pasti ada hal penting yang terjadi di kantor. Tentu Altair tidak ingin sesuatu terjadi pada perusahaan yang dia dan sahabatnya bangun dengan susah payah. Selesai bersiap Altair menghampiri Aquila yang masih berada di dapur, gadis itu terlihat tengah menyesap teh chamomile kesukaannya, “Aquila, aku berangkat ya.” Altair berucap cepat. “Tunggu, aku sudah menyiapkan bento untukmu.” Aquila mengejar Altair yang sedikit lagi mencapai pintu. Ia menyerahkan bungkusan makan siang yang ia siapkan saat menunggu Altair bersiap tadi. “Thanks! Ittekimasu!” ucap Altair, ia menerima bento dari Aquila. “Itterashai!” jawab Aquila, ia perhatikan punggung lebar Altair yang mulai menjauh. Dengan kecepatan tinggi Altair melajukan mobil Audi hitamnya menuju kantor,
Baca selengkapnya
Segitiga Musim Panas
“Tadaima!” ucap Altair seraya membuka pintu apartemennya setelah pulang dari kantor. Penasaran karena tidak ada jawaban dari Aquila ia lirik jam yang melingkar di tangannya menunjukkan pukul sembilan malam, tidak mungkinkan gadis itu sudah tidur seawal ini.“Aquila?” Panggilnya lagi.“Kak Altair.. okaeri!” Aquila keluar dari arah dapur dengan celemek yang terpasang.“Maaf aku tidak dengar, aku sedang fokus memasak.” Jelas Aquila. Altair berjalan mendekatinya.“Memangnya sudah sembuh? Kita bisa membeli makanan saja agar kau tidak perlu repot seperti ini.” ucap Altair lembut. Ia usap-usap kepala Aquila pelan. “Kak.. aku pingsan karena kelelahan, bukan karena penyakit mematikan jadi berhentilah terlalu mengkhawatirkanku.” Aquila berkata lembut.  Altair hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Sudahlah lebih baik k
Baca selengkapnya
Orihime Yamada
Hari berganti, Aquila sudah sembuh dari sakitnya dan sekarang dia sudah tidak bekerja fulltime di kafe lagi, Altair benar-benar melarangnya sejak insiden Aquila jatuh pingsan karena kelelahan. Altair yang akan membiayai kuliah Aquila. Tentu saja Aquila menolak pada awalnya. Dia tidak mau merepotkan siapapun, selagi dia masih bisa bekerja dia akan bekerja hingga akhirnya Altair memberikan penawaran yang menurut gadis itu masuk akal.   Setelah Aquila lulus kuliah dia harus bekerja untuk perusahaan Altair sebagai cara untuk membayar biaya hidup dan biaya kuliah Aquila yang sudah Altair keluarkan. Sebenarnya Altair tidak mempermasalahkan uang yang harus ia keluarkan untuk Aquila tapi mengingat gadis manis itu tidak akan menerima  bantuan nya secara cuma-cuma akhirnya dia memberikan penawaran tersebut.   Hubungan mereka berdua pun semakin dekat. Sudah tidak ada lagi rasa canggung di antara mereka. Keduanya sudah seperti kakak beradi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status